40. Kenapa Ya?

15.5K 1.1K 11
                                    

Auri menguap lebar, terbangun terburu-buru karena ingin buang air kecil, padahal tidurnya sudah nyenyak. Keluar dari kamar mandi, ia meregangkan lehernya yang agak pegal lalu keluar dari kamarnya untuk ke dapur mengambil air.

Auri berdiri di ambang pintu kamarnya melihat ada sosok yang tidur di sofa panjang depan kamarnya.

Ruangan tersebut terlihat remang karena cahaya yang hanya berasal dari ventilasi.

Perlahan ia mendekati sosok tersebut, memicingkan mata untuk melihat jelas apakah penglihatannya tidak salah.

Setelah mendekat, ia menunduk tepat ke wajah sosok itu dan seketika matanya membulat lalu menegakkan kembali punggungnya.

Auri menampar pelan pipinya, bahkan mencubit lengannya membuatnya mengaduh sakit.

Ternyata ia tak bermimpi.

Sosok itu benar-benar Malvin yang tertidur pulas masih menggunakan pakaian kerja yang agak berantakan karena lengan kemejanya telah disingkap dan ujungnya keluar dari celana. Rambut Malvin pun sudah acak-acakan.

Tangan Auri terulur untuk menepuk pelan lengan Malvin, namun ia tarik cepat. Tidak jadi membangunkan Malvin.

Bukan tidak jadi, tapi ia membangunkannya bukan dengan tepukan, melainkan mencolek lengan Malvin.

"Mas... Mas bangun," ujar Auri pelan, bahkan nyaris seperti bisikan.

Malvin melenguh pelan, lalu membuka perlahan matanya.

Sungguh, Malvin sangat mengantuk karena ia baru saja terlelap dan dibangunkan.

"Kenapa tidur di sini? Masuk ke kamar, Mas," ujar Auri sembari menegakkan punggungnya.

Tanpa kata, Malvin bangun dan masuk ke kamar Auri.

Auri mengekor. Rasa hausnya hilang seketika dan ia melupakan niatnya untuk mengambil air di dapur.

"Mas Malvin gak ganti baju?" tegur Auri setelah menutup pintu.

Malvin memutar tubuhnya menghadap ke arah Auri.

Menatap sejenak Auri yang terlihat salah tingkah.

"Saya gak bawa baju ganti," jawab Malvin datar.

"Ah... pakai bajunya Bang Kai aja. Tunggu bentar ya?" Auri keluar dari kamar lalu ke kamar sebelah.

Masuk ke kamar Bang Kai yang tak berpenghuni karena kakaknya tersebut sedang bertugas.

Mengambil baju kaos dan celana pendek, bahkan ia mengambil pakaian dalam Bang Kai yang masih baru. Setelahnya ia masuk kembali ke kamarnya.

Auri terdiam melihat Malvin yang sudah tepar di atas ranjangnya. Posisi tidur Malvin begitu nyaman dan suaminya itu telah mendengkur halus.

Auri mengulum senyum melihat wajah damai Malvin. Ia tak berniat lagi membangunkan Malvin melihat wajah lelah yang begitu nampak.

Auri terdiam sejenak.

Namanya juga cinta.

Dua malam yang lalu, mereka adu mulut dan Auri mengira tak akan pernah beradu pandang dengan Malvin lagi hingga pria itu menerima ajukan cerainya.

Ada rasa bahagia yang dirasakan Auri ketika melihat suaminya mendatangi dirinya ke sini. Padahal sama sekali tak ada dalam bayangannya Malvin datang apalagi di tengah malam seperti ini.

Kenapa ya?

Apa suaminya takut ia mengadu pada Pak Darakutni?

Daripada ia memikirkan hal tersebut, lebih baik ia tidur kembali.

Love Makes CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang