Kinara membuka matanya pelan-pelan,mencoba menetralkan cahaya yang masuk kedalam panca indranya.
Bau obat-obatan menyengat masuk kedalam indra perciuman Kinara. Kinara membuka mata sepenuhnya,tangannya merayap menyentuh kepalanya yang terasa begitu sakit. Kinara menoleh kanan dan kirinya mencari Hira tapi nihil,Kinara tidak menemukannya.
"Jangan terlalu banyak gerak, Dek!" Kinara menatap perawat itu dengan kesal. Dia tidak bisa sendirian dirumah sakit.
"Temen saya ada dimana sus?" Tanya Kinara setengah sewot.
Perawat itu mengerutkan keningnya kemudian menggeleng seraya kembali pada kegiatannya.
Kinara mendengus kemudian melirik seorang dokter yang tengah sibuk dengan alat-alat kedokterannya.
"Dok,"
"Dokter!"
"Budeg kali ya?!"
Kinara kepalang dongkol, ia segera turun dari brankarnya hendak memanggil dokter itu depan wajahnya tapi baru saja Kinara mendaratkan kakinya dilantai ia sudah kembali ambruk.
"Anjimmm..!" Pekik Kinara
Terdengar hembusan nafas kasar dari sang dokter. Perawat itu seketika mendekati Kinara kemudian membangunkannya untuk kembali naik keatas brankar.
"Saya keluar sebentar," kinara terdiam seketika. Suara serak basah dari dokter itu berhasil mengalihkan seluruh isi duninya dalam waktu sedetik.
Dokter itu melirik Kinara sekilas setelah itu melengos pergi meninggalkan ruangan Kinara tanpa menunggu jawaban dari sang perawat.
Kinara sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari dokter muda itu, benar-benar menyihirnya.
"Awas laler masuk, Dek!" Kinara mengubrisnya,ia tetap memandang dokter itu hingga hilang saat pintu menutup.
"Dokter baru sus?" Tanya kinara
Suster itu mengangguk. "Hmm, baru dua bulanan disini,"
"Ya ampun bisa-bisanya bidadara nyungsep kerumah sakit, kenapa enggak langsung kerumah aku aja sih," ucap kinara yang seketika membuat perawat itu terkekeh geli.
"Kamu jadi orang ke-43 yang ngomong dia bidadara,"
"Masa iya? Masih kalah jauh sama aku pastinya." Ucap kinara merasa yakin
"Coba aja kamu taklukin mahluk ganteng tapi dingin sama kaku itu, pasti ga tahan lama." Ucap perawat itu.
"Dingin? Kam bukan es krim,"
Baru saja perawat itu akan kembali bersahut suara decitan pintu membuatnya kembali menoleh. Dokter itu kembali datang dengan stetoskop yang mengalungi lehernya.
Kinara tidak berkedip, terus memandang ketampanan dari bidadara itu. Tubuh tingginya yang tegap,rahang kerasnya,halis tebalnya,bulu mata lentiknya dan bibir pink alami yang dimilikinya membuat Kinara menatapnya.
"Dokter namanya siapa? Rumahnya dimana? Nama instagramnya apa? Line nya apa? Nomer telponnya berapa? Kok aku baru liat dokter ya? Dokter pindahan atau dipindahin? Kok dokter bisa ganteng banget sih? Dari syurga mana? Siapa tau kita adam-hawa versi modern, Namanya siapa dok? Diem mulu!"
Perawat itu terkikik geli. Sementara dokter itu mengubris cerocosan Kirana dan menyibukan diri dengan alat-alat kedokterannya yang ada disamping Kirana.
"Dokterrrrr!"
Suara rengekan itu berhasil membuatnya menoleh,dengan wajah datar juga tatapan tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dokter! [END]
Teen FictionSebuah perjodohan gila mengharuskan kedua insan kembali membuka hatinya setelah luka mendalam akibat asmara yang kandas ditengah jalan. Keduanya berlatar belaka yang berbeda cerewet,ceroboh dan bodoh VS cuek,telaten dan cerdas. Keduanya sama-sama be...