Ting!
Kinara mengerutkan keningnya kemudian menatap pintu, tidak biasanya Revan memencet bel.
"Siapa ya?" Gumam kinara kemudian memaksakan diri untuk bangkit dari baringnya dan berjalan kearah pintu.
Kinara membuka pintu, seorang gadis yang tak lagi asing untuknya membuat kinara merasa heran sekaligus aneh.
"Ga susah juga ya cari alamat lo," ucap hira kemudian masuk kedalam ruangan sebelum kinara mempersilahkannya.
Kinara menahan diri kemudian kembali menutup pintu. "Lo ga ngabarin gue kalo mau dateng?"
"Eh seharusnya ga lo tutup pintunya, ada tamu yang dateng bareng gue." Ucap hira membuat kening Kinara mengkerut.
Kinara kembali berjalan kearah pintu dan kembali membukanya.
"Zidan?!" Pekik kinara
Zidan tersenyum. "Lo pindah rumah ternyata."
Kinara gelagapan tak jelas bingung harus menjawab apa.
"Zid sini deh!" Seru hira, zidan mengangguk kemudian masuk kedalam ruangan dimana Hira berada.
Kinara kembali menutup pintu. Kedua temannya itu sudah duduk manis disofa.
"Mau minum dong nar," pinta zidan
"Eh iya tunggu bentar," ucap kinara kemudian berjalan masuk kedapur menyiapkan minuman. Tapi kinara tidak bisa fokus pada kegiatannya matanya terus melirik kedua temannya yang sedang duduk, kinara berharap baik hira maupun zidan tidak masuk ke ruang tengah.
"Nar," kinara menoleh
"Hah?"
"Gue terlalu jahat ya sama lo?" Tanya hira
"Maksud lo?" Tanya kinara masih sibuk pada kegiatannya menyiapkan minuman."Ya gue ngerasa aja kalo gue jahat, apalagi gue bawa zidan kesini." Ucap hira seraya tersenyum miring
"Zidan sini deh! Gue mau nunjukin sesuatu!" Teriak hira pada zidan
Entah bagaimana caranya zidan tiba-tiba datang dihadapan Kinara, tersenyum tajam padanya. Telunjuk hira menunjuk kearah ruang tengah dimana figura besar terpajang disana.
"Waw lo udah nikah nar? Nikah sah keburu bunting?!" Tanya zidan seraya tersenyum jahat
"Itu- itu bukan gue!" Elak kinara
"Lo nikah ama siapa nar? Wanjay banget, gue ga nyangka sama lo!" Ucap zidan seraya menepuk pelan bahu kinara
"Orang tua lo tau kalo lo udah nikah?" Tanya zidan
"Atau jangan-jangan orang tua lo ga tau ya? Gue beneran ga nyangka sama lo nar? Gimana kalo orang tua lo tau kalo lo bunting?" Cerocos zidan
"Gimana kalo orang tua lo tau?" Timpal hira
"Tau kalo pernikahannya--"
"Enggak!"
"Enggak!"
"ENGGAKKKKK!"
Kinara terengah-engah seraya bangkit dari tidurnya, pelipisnya dipenuhi keringat dingin tangannya juga berkeringat. Kinara menatap sekelilingnya yang cukup gelap dan disebelahnya terdapat Revan yang sedang tertidur tenang.
Ini hanya mimpi. Tapi sangat menyeramkan.
Kinara menghembuskan nafas panjangnya kemudian melepaskan selimut yang menutupi setengah tubuhnya namun pergerakannya terhenti ketika melihat tangan Revan yang masih berada di perutnya dengan kantung kompres disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dokter! [END]
Teen FictionSebuah perjodohan gila mengharuskan kedua insan kembali membuka hatinya setelah luka mendalam akibat asmara yang kandas ditengah jalan. Keduanya berlatar belaka yang berbeda cerewet,ceroboh dan bodoh VS cuek,telaten dan cerdas. Keduanya sama-sama be...