12- Keciduk

21.5K 1.4K 9
                                    

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin itulah kalimat yang cocok untuk Kinara dan Hira saat ini,sudah telat,mergokin mantan sama pacar barunya dan kini dijemur tengah lapangan.

"Jadi apa alasan kalian berdua? Jam segini baru kesekolah? Jalanan ga macet-macet banget,bahkan lancar ga ada halangan! Kalian tuh emang seneng ya buat ulah,ini masa tes kesehatan kalian sudah dikatakan oleh kepala sekolah agar semua murid hadir tapi kalian--"

Kinara menatap bu retno yang entah kapan akan menghentikan ocehannya itu. Benar-benar seperti pidato pembukaan kompetisi dunia.

"Kenapa kamu lihat saya kayak gitu?" Tanya bu retno menatap tajam kinara.

Kinara menggeleng kuat, "Ga papa bu, aku bangga aja sama ibu. Pantes aja sekolah milih ibu buat situasi berdebat ya?"

Seketika hira mencubit lengan Kinara dengan kencang membuat sang empunya menoleh kaget.

"Huft..saya harus banyak-banyak sabar ya ngajar kalian. Saya akan kasih kalian hukuman,biar kalian kapok!"

"Hormat sampe jam 1? Bersihin toilet kelas sebelas? Bersihin parkiran? Keliling lapangan bawa karton? Bawa buku perpus?" Tanya kinara,belajar dari hukuman yang sebelumnya ia terima.

"Untuk hira cukup bersihkan aula. Dan untuk kamu yang bawel nauzubillah bersihkan uks beserta wc nya."

"Lah kok gitu bu? Kan hira juga sam--"

"Jangan bantah kinara! Cepat kerjakan, bubar jalan!" Suara tegas bu retno membuat Kinara dan Hira berbalik kearah yang berlawanan.

Sepertinya bu retno tidak mau tersaingi kebawelannya mangkanya ia diberi human yang cukup berat. Kinara yakin itu.

Setelah sampai di UKS sekolah yang besarnya sama dengan lapangan sempur di Bogor membuat Kinara mendesah kecewa. Padahal ia baru lihat depannya saja. Ini uks atau rumah sakit?!

"Masuk aja bau apek dah yakin banget ini mah!" Ucap kinara kemudian membuka pintu uks. Benar saja dugaannya.

Ada 4 kasur untuk perempuan yang amat berantakan disini. Kemudian sebelah kiri terdapat 4 ranjang untuk lelaki yang terbatas oleh tirai putih.

"Berapa lama ini ga dicucinya ya allah," ucap kinara kemudian mulai melipat selimut tipis yang berserakan.

Kinara terus nyerocos perihal kekesalannya pada leon dan bu retno. Pagi yang menyebalkan.

Tanpa Kinara sadari seseorang mendengarkan keluh kesahnya sedari tadi. Mendengar juga melihat bayang-bayang kinara yang perlahan mendekat kearahnya.

"AAA MAMAH SETAN!" Teriak kinara secara reflek memukul orang itu dengan kemoceng yang sedang ada ditangannya.

"Shhh," orang itu meringis menahan sakit. Kinara membuka matanya perlahan.

"Loh, mas dokter ngapain disini?" Tanya kinara

Revan mengelus-elus kepalanya yang mulai benjol.

"Di uks sekolah banyak nyamuk tau," ucap kinara kemudian menangkap sesuatu yang ada disebelah Revan,beberapa obat juga air hangat.

"Mas dokter sakit?" Tanya kinara kedua kalinya

Revan melirik Kinara sekilas kemudian berdehem tenang.

"Dokter juga bisa sakit?" Tanya kinara yang reflek membuat Revan menatapnya tajam.

"Dokter juga manusia!" Tukas revan.

"Maksud aku tuh.." kinara berjalan mendekati Revan,kemudian duduk ditepian ranjang seperti apa yang pria itu lakukan.

"Aneh aja gitu." Lanjut kinara

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang