56- Pergi

16.5K 1K 41
                                    

Selamat membacaaa❤

Jangan lupa vote dan komen seputar cerita ini ya☺ gregetnya gitu keluarin biar rame wkwk

_____________________

Pergimu semoga selalu menyertakan bahagia.

______________________



Kinara terus menerus bulak-balik seperti setrikaan dibelakang pintu menunggu kehadiran revan, tapi sudah hampir 2 jam menunggu sosoknya tak kunjung hadir.

Kinara kembali duduk disofa sambil menatap pintu dengan gelisah, setelah mendengarkan dan mencerna dengan baik apa kata hira membuatnya tertampar status yang kini ia pegang. Istri.

Suara decitan pintu membuat kinara kembali berdiri tegak. Dan disanalah sosoknya yang sejak tadi meresahkan kinara.

Kinara tersenyum tipis menyambut kehadiran revan, revan membalasnya sekilas kemudian berjalan menuju kamar.

"Mas mau makan? Biar aku siapin," ucap kinara semangat.

"Enggak, saya mau istirahat." Ucap revan dingin dan akhirnya menghilang dibalik pintu kamar.

Kinara menatap nanar kepergian revan, keegoisannya membuatnya hancur perlahan.

Tapi kinara tidak menyerah begitu saja, ia berinisiatif untuk membuatkan revan teh hangat, ia yakin revan tidak akan bisa menolaknya.

Setelah selesai kinara segera masuk kedalam kamar menghampiri revan yang baru selesai mandi.

"Ini tehnya mas," ucap kinara seraya menyodorkan teh hangat buatannya.

Revan menerimanya tanpa menoleh kearah kinara, matanya terfokus pada selembar map yang tadi siang sudah kinara baca.

"Siapkan keperluan kamu, besok sore saya antar kamu ke Bandung." Gumam revan kemudian meletakan teh dan mapnya diatas meja kemudian pergi keluar kamar.

Kinara membuka bibirnya tak percaya, secepat itu untuknya pergi?

Kinara menyusul revan dengan cepat, dengan nafas memburu kinara menatap revan yang tengah duduk santai di meja kerja nya.

"Kenapa harus secepat ini?" Tanya kinara dengan air mata yang sudah menumpuk.

"Saya sudah berjanji untuk membawa kamu pergi setelah sembuh total." Ucap revan tanpa menatap kinara.

"Terus..kita?" Tanya kinara getir.

"Kita?" Revan menghembuskan nafas panjangnya.

"Sepasang suami istri tanpa komitmen." Lanjut revan membuat air mata kinara menetes.

"Dan mas ngebiarin aku pergi?" Tanya kinara
"Iya."

"Tanpa pencegahan lagi?"
"Ya."

"Ke..bandung?"
"Ya." Ucap revan dengan berat.

"Berenti bersikap dingin sama aku!" Sentak kinara membuat revan bungkam.

"Marahin aku mas, jangan bersikap dingin gini," lirih kinara dengan air mata mengalir tanpa henti.

"Pergi istirahat kinara. Kamu harus siap besok." Ucap revan tegas.

"Gimana kalo aku pergi besok dan ga akan pernah kembali lagi sama kamu?!" Tanya kinara membuat revan memejamkan matanya.

"Itu konsenkuensi ldr 'kan? Yang pergi tidak akan kembali utuh." Jawaban revan berhasil membuat kinara kembali membuka bibirnya tidak percaya.

Sefatal itu kan perkataannya kemarin?

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang