60- Takdir kita

17.6K 1K 52
                                    

Selamat membaca semuanya..!
Jangan lupa divote dan komen kegregetan kalian ya termakasiii❣

________________________

Hidup sekali, mati sekali, mencintai sekali dan inginku menjalinnya denganmu sekali, seumur hidup walau singkat.

________________________



Kinara menatap selembar kertas ditangannya dengan nanar, kertas itu sudah sedikit basah karena bercak air matanya yang menetes. Nama revan tertera disana juga dengan penyakit yang dideritanya.

Penyakit arteri koroner

Kinara telah mencari tau penyakit itu lewat internet, begitu menyayat hatinya ketika tau hal itu. Hanya air mata yang menjadi saksi bisunya menangisi hal ini.

Menyesali dirinya yang telah kehilangan banyak waktu bersama revan. Kenapa dunia kejam sekali padanya?!

Setelah melakukan operasi bypass seharusnya revan beristirahat hingga keadaannya benar-benar sembuh total, tetapi laki-laki itu nekat menaiki pesawat demi bertemu dengan cintanya.

"Berhenti menangis, kinar. Saya mohon," lirih revan tidak henti-hentinya.

"Mas, aku ga tau kalo separah ini. G-gimana aku kal--"

Revan kembali menangkup kinara kedalam pelukannya, inilah alasan kenapa revan menutupi ini semua.

"Dari kapan mas?" Tanya kinara dengan isakan tangisnya

"Gejalanya sudah lama tapi saya baru tau sebelum ayah zeyo meninggal."

"Aku takut sendirian mas, jangan tinggalin aku." Lirih kinara dalam pelukan revan

Revan meremas pelan bahu kinara, kesedihan yang sama ia rasakan juga tidak bisa lagi ia tahan.

"Kinar dengar saya," revan melepaskan pelukannya, menangkup pipi kinara kemudian menghapus jejak air mata dipipinya.

"Ini udah takdir dari Allah, selalu ada keindahan dibalik pahitnya peristiwa. Jangan pernah merasa sendiri, kinar. Banyak yang menyayangi kamu di dunia ini," ucap revan bersamaan dengan air mata yang menetes

Kinara menggeleng kemudian menarik tangan kanan revan dan menciumnya beberapa kali.

"Allah udah ambil ayah dari aku mas, terus sekarang aku harus kehilangan kamu juga? Aku bisa ikhlas kehilangan ayah itu karena kamu tapi kal--"

Kinara tidak sanggup melanjutkan perkataannya, ia hanya bisa menangis dengan tangan revan digenggamannya. Sedangkan lelaki yang kini menjadi menyebabnya menangis berusaha menguatkan dirinya atas sesak yang kini membuatnya hampir kehilangan nafas.

"Aku sayang sama kamu mas, hiks. Maafin aku, plis maafin aku!"

Revan kembali memeluk kinara, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi pada istrinya tercinta selain menenangkannya.

Setelah kinara tenang, keduanya hanya diam diatas brankar, kinara menyenderkan kepalanya dibahu revan genggaman tangannya tidak lepas sedetikpun seolah takut revan akan pergi jauh darinya atau memang akan?

"Permisi,"

Kinara menoleh kearah dokter yang mulai masuk kedalam ruangannya.

"Maaf mengganggu, ini hasil lanjutan pasien atas nama Ny. Prananta." Ucap dokter itu seraya memberikan kinara selembar kertas

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang