4- Permintaan Ayah

25.6K 1.9K 6
                                    

"Kamu ini ada-ada aja dek! Kesekolah bukannya belajar malah kebut-kebutan dijalan,ayah kalo tau kejadiannya pasti ngamuk tuh!" Omel fitri sejak Kinara pulang dari rumah sakit.

"Ya kan--"

"Udah gitu suruh nunggu malah kelayapan kesana-kesini bikin orang ribet aja!" Timpal kinan

"Ahhh, udah omelinnya ntar aja ya! Aku cape mau bobo!" Ucap kinara melenggang pergi menaiki anak tangga.

Fitri menatap putri bungsunya dengan helaan nafas berat, "Ayah lama banget sampe nya mah," kata kinan.

"Sebentar lagi juga sampe." Ucap fitri seraya kembali masuk kedapur. Kinan tidak sabar menyambut kedatangan ayahnya dan mengadukan semua kejadian hari ini padanya.

Sedangkan Kinara malah bermalas-malasan didalam kamar,menatap kamarnya yang masih penuh dengan foto-foto Leon. Hari ini ia munafik. Benar-benar munafik! Seberapa ribu persen ketampanan sang dokter yang ia temui tetap saja tidak mengurangi rasa rindunya pada Leon.

"Kenapa tadi gue ga lupa ingatan aja ya? Biar gue lupa sama leon gitu," guman kinara seraya bangkit dari tidurnya,mangambil sesuatu didalam laci.

Boneka beruang putih dengan bentuk love didepannya,juga secarik surat yang masih menggantung disana.

Happy anniversery sayang♡
Aku ga punya hadiah spesial,cuman ini buat menemani tidur malam kamu. Aku sayang kamu,selalu.

Cairan bening kembali menumpuk dimata Kinara,tak lama setelah itu air mata lolos tanpa seizinnya.

Secepat kilat Kinara menghapus air matanya dan kembali menaruh boneka itu dilacinya. "Lo ga boleh lemah."

Setelah itu ia kembali berbaring,menatap langit-langit kamarnya yang benar-benah penuh oleh foto Leon. Kinara memejamkan matanya,menenangkan gemuruhnya hati dan pikirannya saat ini.

💊💊💊

Setelah terbangun dari tidurnya Kinara segera melangkah menuju lantai bawah,dimana tempat itu membuatnya terusik dari mimpi indahnya.

"Ayah?!" Pekik kinara seraya berlari dan memeluk Zeyo tersenyum kemudian membalas pelukan putri kecilnya.

"Aku kangen ayah!" Ucap kinara dipelukan zeyo

Zeyo terkekeh kemudian mencium puncak kepala Kinara. "Ayah juga kangen! Mau liat apa yang ayah bawa?"

Kinara melepaskan pelukannya kemudian menggeleng kuat. "Aku ga mau barang-barang,yang waktu itu aja belum abis. Aku cuman mau ayah disini. Sama aku."

Zeyo terkekeh kemudian mengusap rambut Kinara dengan lembut. "Saking kangennya sampe ga sadar kaki kamu berdarah lagi hm?"

Secepat kilat kinara menatap kakinya,jahitan yang belum kering itu sepertinya kembali terbuka.

Kinara cengengesan.

"Fathur,"

"Iya yah?"

"Tolong obati kinara," fathur mengangguk kemudian menyuruh Kinara untuk duduk disofa sebelahnya.

"Padahal ini ga papa, Yah. Ntar juga kering," ucap kinara merasa tidak perlu.

"Ck,putri ayah ga boleh terluka. Cepat duduk disana." Suruh zeyo seraya menunjuk ketempat itu.

Kinara mengangguk pelan kemudian duduk disofa itu. Setelah itu fathur mulai kembali mengobati luka Kinara.

"Kak kinan kemana, kak?" Tanya kinara
"Ke supermarket sama mamah,"

"Kahfa?"
"Lagi dikamarnya," ucap fathur masih fokus pada kegiatannya

"Kakak kenal sama dokter grevano prananta?" Tanya kinara lagi

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang