14- Keributan

18.9K 1.5K 11
                                    

Mau tanya aja ya gaiss.

Seru atau enggak sih?
Lanjut atau jangan?
Baca doang
Vote kagak WQWQ

💊💊💊

"Ayah beneran enggak bisa dimundurin pulangnya?" Tanya kinara kesekian kalinya.

Zeyo menghembuskan nafas panjangnya, mencoba sabar dengan sikap manja dari puti kecilnya ini.

"Enggak bisa sayang,kita masih punya waktu loh sampe lusa. Kamu juga sekarang harus bisa lebih dewasa," ucap zeyo seraya membelai lembut rambut kinara

"Tapi nara masih sayang sama ayah," ucap kinara mengeratkan pelukannya.

Zeyo terkekeh kemudian tersenyum pada Revan yang tengah menatap tingkah manja Kinara.

"Suami mu bisa-bisa cemburu liat kamu nempel terus sama ayah," goda zeyo

"Biarin aja. Nara sayangnya sama ayah!" Ucap kinara manja.

Zeyo menganggik-ngangguk kemudian melepaskan pelukan Kinara. Menatap putri bungsunya dengan penuh kasih sayang.

"Ayo ke kamar kamu, ayah mau bicara." Ucap zeyo. Kinara mengangguk dan berjalan menuju lantai dua dimana kamarnya berada.

Setelah sampai zeyo mendaratkan bokongnya disofa,begitupun kinara yang duduk disebelahnya.

"Sesayang itu kamu sama ayah hm?" Tanya zeyo

"Iyalah, ayah tuh jarang pulang sekalinya pulang sebentar banget. Bikin aku ga tahan sama rindu!" Ucap kinara memberenggut manja.

"Kalo sama revan sayang?"

Kinara terdiam. Bingung menjawab apa karena pada dasarnya rasa itu belum benar-benar ada.

"Sayang." Jawab kinara cepat. Perkataannya sendiri membuat hatinya mencolos sakit.

Zeyo melepaskan pelukannya kemudian menatap kinara dalam-dalam. Mencari jawaban yang sudah pasti langsung ketemu ketika melihat hidung merah milik Kinara.

"Kamu bohong sama ayah hm? Ayah tau kebiasaan kamu sayang," ucap zeyo kembali menarik kinara dalam dekapannya.

Kinara memiliki kebiasaan yang aneh, setiap kali ia berbohong hidungnya selalu merah dan mendadak flu. Entahlah berasal dari mana tapi itu selalu terjadi.

"Aku ga bisa memcintai secepat itu ayah, aku masih perlu waktu entah sampe berapa lama." Ucap kinara jujur

"Ayah tau itu. Tapi inget selalu, kalo revan itu sudah mencintai kamu." Ucap zeyo yang seketika membuat kedua alis kinara bertautan.

"Secepat itu?"

"Dari kemantapannya saat menerima perjodohan dan mengucapkan ijab qobul,sudah tergambar kalo ada sepercik rasa untuk kamu."

***

Pagi menjelang, matahari menggelincir naik keatas langit membuat siapapun yang menatapnya perih tak tertahan.

Setelah pembelajaran yang membosankan Kinara juga hira memutuskan untuk kekantin dan memesan makanan disana. Menikmati es jeruk buatan teh neneng dengan keelokannya.

"Saya satu lagi teh!" Ucap hira seraya memberikan uang selembar 10ribu pada teh neneng.

"Bentar ya ceu," kata teh neneng sibuk melayani pembeli lain.

"Masih lama ya?" Tanya kinara pada hira

Hira menyedikan bahunya acuh. "Terus gimana lagi?"

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang