61- haruskah aku merela?

19.6K 1.1K 114
                                    

Selamat membaca semuanyaaa❣
Lagu galaunya tolong diputar ya makaciii

Jangan lupa vote dan komen tentang cerita ini, jangan komen next mulu🙄

__________________

Aku sendiri, menaungi dunia yang runyam ini,
Ditinggal olehmu adalah mimpi
yang kuharap tidak pernah terjadi.
-kinara

_________________



Pagi hari menyambut kinara yang tengah tertidur, cahaya matahari yang masuk dari sela jendela membuatnya terusik hingga bangun.

Kemudian mata kinara terbuka sempurna namun tidak ada revan disampingnya. Kinara segera bangkit, mengedarkan pandangannya mencari revan namun nihil ia temukan.

"Mas..?" Panggil kinara namun tetap tidak ada sahutan.

Kinara bangkit dari duduknya kemudian pergi memeriksa kamar mandi namun revan tidak ada disana, setelah itu kinara memutuskan untuk mencari revan diluar ruangannya mungkin saja suaminya itu sedang bersama kahfa diluar.

Namun lorong ruangan ini masih terlalu sepi untuk sepagi ini.

"Apa ke mushola rumah sakit buat solat duha?" Gumam kinara setelah sadar bahwa revan tidak mungkin meninggalkan solatnya.

Kemudian kaki kinara melangkah mencari mushola rumah sakit.

"Nara!" Kinara menoleh kemudian senyuman terbit dibibirnya.

Kahfa berlari,nafasnya terdengar memburu sambil menatap kinara dengan mirisnya.

"Kakak liat revan? Dia ga ada dikamar, ada dimushola ya? Sebelah mana mushola nya?" Tanya kinara beruntun

"Re-revan u-udah meninggal," ucap kahfa terbata-bata

"Kakak apaansi, dimana revan?!" Pekik kinara kesal

"Revan ada diruang jenazah nar, kakak tau ini berat buat kamu tap--"

"Kakak stop!" Ucap kinara seraya menutup keduanya telinga. Ia tidak mau mendengar omong kosong yang tidak bermutu seperti itu.

"Nar revan ada disana, kamu liat sendiri!" Ucap kahfa menunjuk kearah timur.

Tanpa menjawab kinara hanya melangkah mengikuti arahan dari Kahfa. Setelah itu di lorong ini hanya ada satu ruangan seperti apa kata kahfa.

Kemudian kinara memaksakan masuk kesana, beberapa suster baru saja menutupi wajah seorang mayat dengan kain.

"Istri dokter grevano prananta?" Tanya nya membuat kinara berkerut.

"Pasien telah meninggal dunia waktu subuh tadi karena penyakit jantung yang dideritanya." Ucap salah satu suster.

Kinara menatap ragu pada jenazah yang sudah ditutupi kain wajahnya kemudian kinara membukanya begitu saja menampakan wajah revan yang pucat terkaku diatas brankar.

Seisi dunia terasa runtuh begitu saja mengenai kepala dan bahu kinara, sambaran petir juga seperti terasa diberbagai sudut terlebih ketika sesak dan sakit didadanya datang bersamaan, ia tidak salah liat atas apa yang ada dihadapannya, revan terbujur kaku.

"Mas.." panggil kinara kemudian menepuk-nepuk pipi revan.

"Kamu ga mungkin tinggalin aku 'kan? Aku lagi hamil mas!" Ucap kinara seraya membelai lembut pipi revan.

Dia tetap diam, terbujur kaku diatas brankar tanpa menyahut istrinya lagi.

Perlahan air mata kinara berjatuhan setelah itu kinara kembali memeluk revan seerat-eratnya. Namun sayang seerat apapun pelukannya revan tidak membalasnya.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang