52- Kenapa harus kamu?

13.8K 1K 15
                                    

Selamat membaca jangan lupa vote ya buat aku cepet up lagi❣

______________
Titik terberatnya hati adalah ketika melihat seseorang yang teramat penting bagimu terluka dan kamu tidak bisa melakukan apa-apa.
____________




"Apa kabar nar?"

"Mau ngapain lo?" Tanya kinara sedikit menaikan oktafnya.

"Kenapa emangnya, takut?" Tanya orang itu kemudian memajukan langkahnya keluar dari kegelapan malam.

Nafas kinara tercekat seketika, banyak pertanyaan yang memutari otaknya salah satunya adalah kenapa dia menemuinya?

Dia terkekeh sinis menatap wajah pucat kinara, langkahnya pelan namun pasti dan semakin mendekat.

"Apa kabar?" Ulang nya lagi.

"Bukan urusan lo!" Ucap kinara kemudian membalikan badannya hendak pergi.

Tapi orang itu terlebih dahulu mencekal tangan kinara dengan kasar hingga membuat kinara berbalik menatapnya lagi.

"Karna lo, gue kehilangan cinta, Brengsek!" Sentaknya seraya mencengkram kuat tangan kinara.

"Lo gila ya?! Lo kemakan obsesi lo sendiri!" Balas kinara berusaha menepis tangan windi namun hasilnya nihil.

Ya dia windi, perempuan yang kini menatap kinara penuh kebencian dan amarah.

"Obsesi? Lo yang terlalu bermimpi untuk menguasai revan, gue ga abis pikir apa yang udah lo kasih ke revan sampe dia ga mau lepas dari lo," ucap windi penuh penekanan.

"Yang jelas gue ga sebusuk lo!" Jawab kinara  membuat windi tambah naik pitam.

Plak!

"Bocah ga tau diri! Asal lo tau ya? Lo itu cuman jadi teman sepinya revan, lo pikir revan terima perjodohan itu karna apa hah? Karna dia lagi kesepian ga ada gue!" Bentak windi kemudian mencengkram dagu kinara dengan kasar hingga membuatnya tidak bisa berkutik.

"Lepasin gue!" Ucap kinara dengan susah payah.

Windi tersenyum miring kemudian melepaskan cengkraman di dagu kinara dan berganti mengunci kedua tangan kinara setelah itu windi mengeluarkan sesuatu didalam tas selempangnya.

Kinara terbelalak dengan susah payah, kinara meneguk salivanya kemudian menatap windi yang kini tersenyum memperlihatkan benda yang mengkilat dan tajam itu.

"Dengerin gue lo te-terlalu tero-obsesi sama revan l-lo bakalan dapet yang lebih baik dari re-revan ja-jauh lebih baik dari dia!" Ucap kinara terbata-bata.

Windi kembali tersenyum. "Gue bakalan mati sama obsesi gue sendiri dan begitupun lo jadi ga akan ada yang bisa milikin revan diantara kita."

Jleb!

💊

Kinara tersungkur ditrotoar menahan sakit diperutnya, tidak ada yang bisa kinara lakukan selain merintih kesakitan karena windi meninggalkannya setelah puas menusukkan pisau keperutnya setelah itu pergi membawa ponsel dan identitas kinara juga bukti lainnya.

'Ayah nara ga kuat lagi,' kinara membatin.

Kinara terus berdoa agar ada orang yang datang menemukannya yang kini sudah berlumuran darah. Bajunya tidak sebagus sebelumnya.

Suara deruan motor membuat kinara berhenti berdoa kemudian suara hentakan kaki datang mendekatinya.

"Nar? L-lo-- ASTAGA!" Kinara menatap orang itu dengan pandangan nanar orang yang sempat ia benci karena perselingkuhan dan sikap kasarnya. Leon.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang