27- Beban, hira.

15.4K 1.2K 17
                                    

Hai semua👋
Gimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan baik dalam hal apapun ya♡.

Alhamdulillah makasih banyak buat 1k readrs ya allah aku lebay banged wkwk.
Tapi beneran ini gaisss, sepanjang aku buat cerita cerita Mas, Dokter! Ini paling cepet perkembangannya. Kurang dari 2 bulan dapet 1k wkqk ga nyangka.

Makasih buat respon baiknya.
Lanjut?

Jangan lupa VOTE!



Setelah sampai divilla kinara tidak berhenti menghubungi dito. Panggilan yang ke 21 satu sudah diterbangkan oleh kinara namun belum mendapatkan jawaban dari dito.

"Kemana sih nih anak! Dihubungin susah banget!" Gerutu kinara kemudian kembali menaruh ponselnya diteliga.

"Dito angkatttt!" Ucap kinara penuh harap. Namun hasilnya nihil dito masih belum juga menjawabnya.

"Kenapa harus telpin dito?" Tanya revan yang sedang duduk ditepian kasur.

"Aku takut dito comel,kalo dia nyebarin digrup aku udah nikah gimana? Berabe kan urusannya?" Ucap kinara hampir putus asa.

"Siapa yang tau kamu udah nikah?"

"Cuman hira." Cicit kinara

"Kenap--"

"Karna aku ga mau mereka tau, mas! Mereka bakalan anggap aku orang bodoh sedunia kalo nerima perjodohan siti nurbaya ini padahal aku baru aja putus dari leon." Potong kinara dengan cepat.

"Hira pasti membela kamu dan menyalahkan omongan dito." Ucap revan enteng

Kinara terdiam kemudian tersenyum kecil. "Bener juga ya? Pasti hira bela aku. Iya iya. Huft..jangan panik jangan khawatir!"

"Bisa tidur sekarang?" Tanya revan kemudian merebahkan dirinya dikasur.

Kinara mengangguk kemudian membalikan badannya. "Kita tidur seranjang lagi?"

Revan berdehem dengan mata tertutup.

Kinara menyedikkan bahunya acuh kemudian merebahkan diri disebelah revan.

"Jangan modus ya mas dokter. Awas aja peluk-peluk!" Ucap kinara memperingatkan.

"Kapan saya peluk kamu?"

"Waktu mas dokter sakit. Walaupun dalam keadaan ga sadar tetep ga boleh,awas aja! Kalo perlu aku iket aja tuh tangan." Ancam kinara kemudian menyelimutkan setengah badannya.

"Hmm, lain kali saya akan melakukannya dalam keadaan sadar."

"Heh!"


Sinar matahari yang masuk melalui celah jendela membuat mata revan terbuka lebar. Revan mengucek matanya kemudian melirik sesuatu yang melingkar diperutnya.

Revan menarik ujung bibirnya,menyentuh tangan kecil kinara dan mengelusnya dengan lembut.

"Katanya saya yang peluk," ucap revan seraya terkekeh kecil.

Tangan mungil kinara melingkar diperutnya sedangkan wajahnya berhadapan langsung dari revan. Mata yang tertutup tenang, pipi yang menggembul itu membuat revan gemas ingin menyubitnya. Tapi belum berani.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang