"..terus lo tau ga sih dia malah tega ngebiarin moli dibalikin lagi kepemiliknya,gue ga abis pikir gitu loh kenapa dia sejahat itu! Pake acara manis-manisan ngelus kepala gue segala tau-tau hasilnya malah pait!" Cerocos kinara pada hira
"Ra,"
"Ra,"
Hira tetap diam dengan pandangan kosong kedepannya. Raganya disini tapi pikirannya sedang melayang ditempat lain.
"Hira!" Hira terpelojat kaget.
"Apaan?"
"Lo kenapa sih? Bengong mulu, dengerin gue ngomong ga?" Ucap kinara kesal. Berbicara panjang lebar namun hira sama sekali tidak menanggapinya.
"Iya gue ngedengerin kok," ucap hira
"Bagus! Karna gue udah kesel!"
"Gue mau tanya," ucap hira sok misterius
"Apaan? Nada ngomong lo kayak ditekdif!" Cibir kinara kemudian memasukan cemilan kedalam bibirnya."Lo kan udah nikah nih, lo udah tumbuh rasa belum sama suami lo?" Tanya hira dengan nada serius
Kinara mengerutkan keningnya. "Rasa apaan?"
"Sayang atau nyaman gitu?"
"Ra, lo tau gue kan? Gue orang yang susah banget buat jatuh cinta sama apapun,sama leon aja pdktnya hampir satu tahun." Ucap kinara kemudian kembali mengunyah.
"Ah gue jadi kangen leon!" Pekik kinara. Mengingat kembali kenangannya bersama leon membuatnya menjadi galau.
"Lo ga berpikir buat cerai aja gitu?"
Kinara menjitak kening hira sekaligus. "Gila ya lo ngomong?"
"Yakan maksud gue, daripada lo menjalin hubungan yang entah gimana kedepannya lebih baik diselesaiin aja. Iya ga? Dari pada dipaksain tapi hasilnya nihil," ucap hira mencoba memberi penjelasan.
Kinara berpikir sejenak. Cerai? Satu hal yang menjadi musuh terbesar dikeluarganya. Kinara segera menggeleng memikirkan perpisahan yang akan membuat keluarganya kecewa itu pasti menyakitkan.
"Aneh-aneh aja ah lo ngomongnya!"
"Apapun yang dipaksain itu hasilnya selalu buruk loh, nar." Ucap hira dengan ragu.
"Gue ga maksain hati gue, hira. Mas dokter juga ngejalaninnya santai kok dan ga nuntut gue buat langsung cinta sama dia."
"Tapi nar lo--"
"Bedegong ih ghibah ga ngajak-ngajak!" Ucap dito kemudian mendaratkam bokongnya disebelah hira.
Sedangkan zidan langsung duduk disamping kinara, dan si cantik titan mendaratkan bokongnya ditengah-tengah.
"Lagi ngomongin apaan?" Tanya titan menoleh kearah hira dan kinara secara bergantian.
"Nara lagi curhat tentang leon," celetuk hira
"Leon lagi, nara?" Tanya zidan penuh selidik
"Iya leon! Kenapa cemburu lo?" Sarkas kinara yang seketika membuat dito menjentikan jarinya.
"Gimana kalo kita ajak ketemuan tuh si leon? Gue yakin dia pasti mau," bisik dito
"Ketemuan buat apaan?" Tanya hira
"Gue ga mau berurusan lagi sama dia," ucap kinara. Melihat leon sudah pasti membuat pertahanannya runtuh."Tapi lo kangen kan?" Timpal titan dengan senyum miringnya.
"Jangan munafik nar, kita ajak ngopi doang ditempat biasa. Sekalian korek-korek dikit!" Ucap dito dengan senyuman liciknya. Ia merangkai suatu rencana yang pastinya akan menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dokter! [END]
Teen FictionSebuah perjodohan gila mengharuskan kedua insan kembali membuka hatinya setelah luka mendalam akibat asmara yang kandas ditengah jalan. Keduanya berlatar belaka yang berbeda cerewet,ceroboh dan bodoh VS cuek,telaten dan cerdas. Keduanya sama-sama be...