43- Sepercik rasa

14K 1.1K 10
                                    

'Kini aku menyadarinya, bahwa untuk jatuh cinta denganmu tidak membutuhkan banyak waktu.'
-Mas Dokter




"Gue kenal lo, nar. Lo ga mungkin jatuh cinta secepat itu apalagi sama orang emosian kayak suami lo kemaren," cibir leon

"Jelaslah suami gue emosi orang istrinya dipegang sama bajingan!" Celetuk kinara membuat leon naik pitam.

"Lo yang bajingan! Cewek sok suci!" Umpat leon seraya menumpahkan minuman diatas meja pada kinara hingga membuat rambut dan bajunya basah.

"Leon!" Bentak dito seraya menahan leon untuk berbuat hal yang lebih jauh.

Hira dan titan lebih dulu menghampiri kinara. "Gila ya lo yon!" Ucap titan

"Denger ya nar, ga akan ada cowok yang nerima lo walaupun lo ga suci lagi kecuali gue. Lepasin!" Leon menepis tangan dito kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Ayo kekamar mandi dulu nar, baju lo basah." Ucap hira seraya membawa kinara menuju kamar mandi.

Setelah kinara dan hira sudah cukup menjauh, zidan melirik kedua temannya bergantian.

"Kalian percaya apa kata leon?" Tanya zidan

"Gue sih enggak, ya mungkin aja kinara nikah tapi hamil duluan gue rasa enggak deh," ucap titan tidak percaya. Ia kenal kinara dengan betul.

"Gue percaya, gue pernah ketemu cuman waktu itu ada alesan yang buat gue akhirnya ga percaya." Timpal dito

"Siapa suaminya?" Tanya zidan dan titan bersamaan.

Dito melirik bergantian, memikirkan lagi apakah ia harus jujur atau mengatakannya secara langsung.

"Dokter revan." Cicit dito

Zidan dan titan membelalakan matanya dengan sempurna mendengar nama itu.

"Dokter..?"

Dito mengangguk sebelum titan melanjutkan perkataannya. "Iya, gue sempet curiga cuman gue percaya banget sama nara jadi gue rasa ga mungkin."

"Hei!" Ucap hira kemudian mendaratkan bokongnya ditempatnya tadi.

"Nara mana?" Tanya zidan

"Pulang, gue yang nyuruh gue takut dia terlalu banyak pikiran sama perkataan leon." Jawab hira

"Terus lo biarin dia pulang sendiri?" Tanya zidan lagi.

Hira mengangguk. "Tapi gue yang nganter dia sampe halte buat dapet angkot kok lo tenang aja."

"Gila lo ya? Gimana kalo dia ketemu leon?" Ucap zidan kemudian meraih kunci motornya dan beranjak pergi.

Hira melihat punggung zidan semakin menjauh dan hilang dari pandangannya, ada perasaan sakit ketika melihatnya orang yang ia kagumi diam-diam lebih peduli terhadap orang lain.

Mungkin dugaannya selama ini benar, zidan memang ada rasa pada Kinara. Tapi kenapa harus sahabatnya?

"Udah biarin aja zidan emang gitu kalo sayang sama orang." Celetuk dito seolah tau isi pikiran hira.

"Sayang?"

"Zidan udah lama suka sama nara dan dia shok banget denger nara udah nikah." Timpal titan memberitahu.

Benar dugaannya, hira berusaha menutupi air mata yang sudah hampir jatuh ia tidak bisa lagi menahannya.

"Tapi ya semua balik lagi, kita ga bisa maksain perasaan." Ucap dito kemudian menyeruput minumannya.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang