21- pelukan pertama

19.1K 1.3K 14
                                    

Sepanjang perjalanan kinara hanya diam penuh kesunyian,memandang jalanan malam yang cukup sepi lewat jendela. Raganya di mobil bersama revan tapi nyawanya disana bersama leon.

'Lo mau balik? Sama siapa?' Tanya leon

'Sama..emm--'

'Sama kahfa." Sela hira seolah tau bahwa kinara mencari alasan.

'Sama gue aja, gue juga mau balik kok. Lo pasti kangen kan dibonceng sama gue?' Tanya leon penuh kebanggaan.

Kinara merutuki dirinya sendiri karena menolak ajakan leon untuk pulang bareng andai saja revan tidak ada disana pasti kinara sedang menikmati malam bersama revan.

"Kinar," kinara menoleh dengan wajah cengo.

"Sudah sampai." Kinara memandang sekelilingnya. Terlalu memikirkan leon sampai ia tidak sadar akan perjalanannya.

Kinara segera turun dari mobil,berjalan lebih dulu kedalam apartemen yang sudah sepi. Kinara menekan tombol lift dengan malas,kekesalan masih berada dipuncak kepalanya.

"Kinar lewat tangga aja," ucap revan namun digubris oleh kinara

"Lift nya udah dibenerin kok,tadi pagi aku liat!" Ucap kinara kemudian masuk kedalam lift yang sudah terbuka.

Akhirnya revan ikut masuk bersama kinara,setelah memencet lantai yang dituju. Revan melihat wajah kesal yang ditekuk oleh kinara membuat revan menghembuskan nafas beratnya.

"Kamu marah?" Tanya revan

Kinara bergeming.

"Saya minta maaf," ucap revan yang seketika membuat kinara menoleh.
"Aku mau balik lagi ke cafe,"

"Saya ga jadi minta maaf." Kinara menoleh kearah revan dengan halis berkerut.

"Kok gitu?"

"Udah terlalu malam." Jawab revan masih dengan wajah datarnya.
"Malem apanya sih, mas? Baru jam delapan kurang sepuluh menit udah nyuruh pulang aja,ayah aja ga gitu banget,"

"Saya bukan ayah kamu." Jawab revan.

Kinara mengepalkan tangannya hendak kembali menggerutu tapi revan lebih dulu memegang tangannya.

"Diam sebentar," ucap revan kemudian merapatkan kinara kedinding lift. Kinara memukul dada bidang revan yang lagi lagi digubris oleh lelaki itu.

"Mas lepasin!"

Lift bergerak tak tentu,seperti ada guncangan kencang yang menghadangnya dan sontak kejadian dadakan itu membuat kinara memeluk revan.

"Lift nya kenapa?" Cicit kinara

Revan mengubris ucapan kinara kemudian memencet tombol lift beberapa kali,namun hasilnya nihil lift ini seolah-olah turun dengan kecepatan cukup kencang.

"Mas aku takut!" Rengek kinara seraya mengeratkan pelukannya pada revan.

Revan melirik kinara yang sedang bersembunyi dada bidangnya,revan membalas pelukan kinara dengan satu tangannya dan tangannya yang lain menahan ke dinding lift. Ini pelukan pertama mereka,tidak terkesan romantis namun cukup membuat jantung berdebar abis.

"Ga papa, kamu jangan takut." Ucap revan. Setelah itu lampu lift mati seketika menambah ketakutan kinara.

"Mas," lirih kinara

Revan tidak menjawabnya,ia membelai rambut kinara sebagai jawaban. Guncangan didalam lift itu semakin terasa dan semakin kencang hingga,

Gbruk!

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang