Sejak 25 menit yang lalu revan tidak berhenti memeriksa ponselnya, setiap notifikasi yang berbunyi dibenda pipih itu selalu diperiksa oleh revan, berharap orang yang yang ia tuju berada dideretan notifikasi itu.
Ting!
Windi : 'Van lagi sibuk ga? Aku mau ngomongin soal cek up besok bisa?'
Revan mendesah pelan setelah membaca pesan singkat itu, revan juga tidak bisa munafik bahwa getaran itu masih terasa dihatinya.
Revan memilih untuk membiarkan chat itu ketimbang ia balas. Wajah dan senyuman lebar kinara berputar dikepalanya.
"Kemana dia?!" Gerutu revan kembali menelpon kinara namun suara decitan pintu membuat Revan menaruh asal ponselnya.
"Kemana aja malem-malem gini?" Tanya revan spontan
"Astagfirullah! Bikin terkejoed aja," balas kinara kemudian menunjukan kantung kresek ditangannya.
"Martabak telor sama martabak manis, tapi tetep kok masih manisan kamu," goda kinara kemudian menaruh kresek itu dimeja dan membukanya dengan penuh semangat.
"Ayo makan ga usah malu-malu gitu," ucap kinara dengan mulut penuh martabak.
"Saya ga mau makan itu. Jawab saya kamu habis dari mana? Jalan-jalan sama mantan hm?" Tanya revan dengan suara seriusnya
Kinara menggeleng cepat. "Aku enggak jalan samha--"
"Telan dulu martabaknya!" Titah revan. Kinara dengan cepat mengunyah martabak dimulutnya kemudian menelannya sekaligus.
"Aku tadi ga jalan sama leon, aku jalan sama mamah dinya beli martabak deh pulangnya!" Ucap kinara
"Jangan bohong kinar, saya ga suka!" Tukas revan datar
"Telpon coba mamah dinya nya, aku tuh tadi sore ketemu pas mau pulang terus mamah dinya ngajakin aku ke mall dulu jalan-jalan," ucap kinara menjelaskan
"Kita gibahin kamu, aku juga ngadu sama mamah dinya tentang kamu. Tanyain aja kalo ga percaya," lanjut kinara tetap sibuk memakan makanannya.
Secepat kilat revan melesat kembali ke meja kerjanya mengambil ponsel kemudian menelpon mamahnya.
"Halo mah, mamah tadi ketemu sama kinara?"
'Iya van tadi mamah ketemu, kenapa emangnya enggak boleh mamah main sama mantu mamah?'
"Ohiya mah, ga papa kok revan cuman tanya aja."
'Aneh kamu ini, pasti mikir yang enggak-enggak ya? Awas nuduh kinara yang enggak-enggak. Mamah tutup ya lagi dijalan.'
"Iya mah, hati hati."
Panggilan berakhir, Revan menatap kinara yang tengah sibuk memakan martabak, kemudian revan mendaratkan bokongnya duduk di single sofa sesekali melirik kinara yang tengah menikmati makanannya.
"Apa kata mamah dinya?" Tanya kinara
"Kamu ga perlu tau.""Ya jelas harus tau, aku ga bohong loh!" Ucap kinara
"Iya saya percaya."Kinara terkekeh kemudian mengambil martabak telor untuk revan. "Makan!"
"Saya bisa ambil sendiri." Tolak revan
"Oghey," revan mengulurkan tangannya mengambil martabak keju coklat yang ada dihadapan kinara, tapi bukannya martabak yang ia dapatkan justru malah tepisan kasar.
"Jangan ambil yang manis!"
"Kenapa?"
"Udah manis ntar malah tambah manis," ucap kinara dengan senyuman menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dokter! [END]
Teen FictionSebuah perjodohan gila mengharuskan kedua insan kembali membuka hatinya setelah luka mendalam akibat asmara yang kandas ditengah jalan. Keduanya berlatar belaka yang berbeda cerewet,ceroboh dan bodoh VS cuek,telaten dan cerdas. Keduanya sama-sama be...