3- Kartu Nama

28.4K 2.1K 14
                                    

Setelah kedatangan Kinan akhirnya Kinara dibawa pulang. Padahal sekuat mungkin Kinara menolaknya, ia ingin berlama-lama dirumah sakit bersama dokter ganteng dibanding pulang kerumah bertemu Kahfa yang sudah bosan ia temui setiap hari.

"Tunggu disini! Sampe ilang gue getok kepala lo!" Ancam kinan setelah itu membeli resep obat yang sudah diberikan dokter kepadanya.

Bukan Kinara namanya jika menurut pada perkataan Kinan, Kinara berjalan tergopoh-gopoh menuju ruangan yang tadi ia tempati berharap dokter itu masih disana.

Tapi kenyataan pahit harus Kinara telan, dokter itu tidak ada disana.

"Ngilang mulu mas dokter! Kemana sih?" Gumam kinara kemudian kembali menutup ruangan itu. Celingak-celinguk mencari siapapun yang bisa ia tanya.

"Suster!" Panggil kinara seraya berjalan cepat kearah perawat itu.

"Ya ampun dek, jaitannya belum kering!" Tegur perawat itu

Kinara menampilkan deretan giginya kemudian mengulurkan tangannya. "Aku bukan adiknya suster, panggil aku kinara."

Suster itu terkekeh pelan kemudian menerima uluran tangan itu. "Saya anty."

"Suster anty," gumam kinara kemudian melepaskan uluran tangannya.

"Emm,dokter yang tadi satu ruangan sama kita itu siapa namanya, Sus? Tadi aku cari disana kok ga ada ya? Kemana dia?" Tanya kinara beruntun

"Kenapa kamu kepo banget? Suka ya?" Tebak Anty

"Bukan suka lagi! Udah cinta akut ini mah," ucap kinara seraya tertawa renyah

Anty tertawa renyah. "Namanya dokter revan, jam segini biasanya dia ada diruangannya."

"Ruangannya dimana?!" Tanya kinara semangat

"Kamu dari disini lurus kesana,terus belok kanan ntar disana ada nama ruangannya." Ucap anty memberi tau seraya menunjukan arah pada Kinara.

Kinara mengangguk paham. "Makasih suster anty! Ntar kita ketemu lagi ya? Dah!" Kinara melongos pergi.

"Hati-hati jaitannya!" Suara anty naik beberapa oktaf. Ia menggeleng melihat perilaku pasiennya itu.

Kinara mengikuti apa kata Anty dengan langkah yang bisa dibilang tidak hati-hati bahkan tanpa ia sadari luka jahitannya mengeluarkan darah.

"Dr. Grevano Prananta Sp.B!" Gumam kinara membaca tulisan yang ada didepan pintu itu.

Tok! Tok! Tok!

Tidak ada jawaban dari dalam sana.

Tok! Tok! Tok!

Kinara hendak memutar gagang pintu namun ia urungkan niatnya itu.

"Sekali lagi kinara, mungkin mas dokter lagi sarapan," kinara meyakinkan dirinya.

Tok! Tok!

"Sebentar," suara baraton itu menghentikan ketukan Kinara. Senyuman kembali terbit dibibir manisnya.

Pintu terbuka setengah,menampilkan dokter muda----Revan dengan rambut basahnya.

"Ya?"

Kinara membuka bibirnya setengah, ia yakin 100% bahwa Revan baru saja menunaikan solat. Nikmat tuhan mana yang harus ia dustakan saat melihat bidadara manis ini dihadapannya.

"Saya ga punya waktu." Ucap Revan hendak kembali menutup pintu sebelum kembali ditahan oleh Kinara.

"A-aku cuman mau nanya soal luka doang kok, Mas dokter. Boleh ya?" Ucap kinara dengan wajah memelasnya.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang