50- Hanya kamu

14.5K 1K 19
                                    

Haiii
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan❣

Selamat membaca juga jangan lupa vote dan tinggalkan jejak biar aku tambah semngat buat up makaciiii❤





Kinara menghempaskan tubuhnya disofa, perjalanan panjang yang ditempuhnya untuk sampai di Bogor benar-benar melelahkan.

Setelah mendapatkan izin dari fitri dan beberapa keluarga di Batam, dini hari tadi kinara dan revan terbang kembali ke kotanya meninggalkan keluarganya yang masih berada disana, meninggalkan zeyo juga kesedihan yang ada disana.

"Kinar," kinara menoleh malas kearah revan. Wajahnya terlihat sangat lelah.

"Saya langsung kerumah sakit ga papa kan?" Tanya revan seraya menghampiri kinara
"Loh kan baru juga sampe, istirahat dulu aja mas,"

"Saya harus kesana, kamu aja yang istirahat." Ucap revan seraya mengelus puncak kepala kinara

"Yaudah hati-hati ya," ucap kinara dengan anggukan.

Revan tersenyum simpul kemudian memberikan kecupan singkat dipipi kinara.

"Mau saya belikan apa nanti?" Tanya revan

Kinara berpikir sebentar. "Ga usah deh, cepetan pulang aja."

"Saya juga belum berangkat, kinar."

Kinara terkekeh melihat wajah revan yang terlihat sedikit kesal tapi lucu.

"Yaudah sana berangkat biar cepet pulang." Usir kinara

"Sudah diusir, saya berangkat. Dadah sayang," Revan mengatakan kata sayang dengan suara kecil kemudian melangkahkan kakinya menjauh.

"Hah?"

Revan menoleh kebelakang sambil menaikan alisnya. "Ada yang salah?"

"Ulang dong tadi ngomong apaan," titah kinara penasaran.

"Enggak ada. Saya berangkat." Ucap revan kembali melanjutkan langkahnya.

"Yaudah dadah sayang!" Sahut kinara dengan teriakan. Revan geleng-geleng mendengarnya kemudian segera menutup pintu dan benar-benar pergi.

Kinara menghembuskan nafas panjangnya kemudian mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan, hatinya tersayat mengingat bahwa zeyo lah yang membawanya masuk kedalam sini. Keruang yang sebelumnya tidak pernah ada dimimpi kinara.

"Ayah, makasih udah pilihin jodoh terbaik buat nara..."

Disisi lain kota hujan ini, Revan yang baru saja masuk kedalam rumah sakit dikejutkan dengan kehadiran windi yang kata resepsionis sudah menunggunya.

"Ada apa kamu cari saya?" Tanya revan dingin

Windi bangkit dari duduknya kemudian melemparkan senyuman kearah revan.

"I miss you," ucap windi dengan cairan bening yang mulai menumpuk dimatanya.

Revan menatap windi dengan datar jujur saja Revan sudah bisa memastikan bahwa kini perasaannya sudah benar-benar lenyap untuk windi.

"Simpan rindu kamu. Saya sibuk!" Ucap revan kemudian melengos pergi.

"Grevano prananta aku sadar kalo ternyata aku ga bisa lupain kamu! Aku siap jadi istri kedua kamu, aku ga papa!" Sahut windi membuat langkah kaki revan terhenti seketika.

Windi tidak waras itulah yang pertama kali muncul dibenak revan.

"Aku tau ini gila tapi, it's okey buat aku jadi istri kedua kamu. Aku tau kamu ga mungkin bisa move on secepat itu!" Lanjut windi seraya menghampiri revan.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang