Setelah melewati berbagai rintangan juga lika liku hidup akhirnya Kinara bisa duduk dengan santai.
Disebuah meja besar berbentuk bundar,direstoran yang bernuansa eropa ini menjadi pertemuan bisu yang hanya 2 keluarga yang tau. Kinara hanya mampu tersenyum kikuk pada lelaki paruh baya dan wanita sebaya dengannya yang ada dihadapan Kinara.
Namanya Gifan Ananta dan Dinya Ananda,teman lama ayahnya yang kini menjadi calon mertuanya. Sudah 30 menit setelah pertemuan canggung tapi orang yang dinanti Kinara belum juga datang.
"Kinara orangnya pendiem ya? Anggun banget dari tadi," ucap dinya yang seketika membuat Kinan dan Kahfa menahan tawa. Pendiam katanya?! HaHaHa.
"Hehe,kalo gugup jadi pendiem tante kalo udah kenal pendiemnya ilang," ucap kinara tersenyum kikuk.
"Maklum baru pertama ketemu din,ntar juga kinara nampakin sikap aslinya kok." Tambah fitri yang seketika membuat seisi ruangan tertawa.
"Iya dong harus,sebenernya tante bawel cuman ya baru pertama kenal aja jadi canggung gini." Timpal dinya
Kinara tersenyum kikuk kemudian melirik handphone nya yang ada diatas meja,kembali memeriksa riasannya. Kinara khawatir hiasannya akan luntur karena suhu yang amat dingin. Bodoh!
"Assalamualaikum," suara baraton itu berhasil membuat semua orang menatap keasal suara itu. Inilah yang ditunggu mereka sejak tadi.
"Maaf terlambat," ucap orang itu penuh sesal. Kemudian melangkah mendekati Gifan dan Dinya setelah itu bersalaman ramah pada orang tua Kinara.
"Ini yang kita tunggu," ucap gifan seraya mempersilahkan putranya untuk duduk. Kinara menyungging senyuman kecil menatap lelaki yang baru saja datang itu.
Inikah yang dinamakan takdir? Kinara benar-benar tidak menyangkanya. Ini semua tidak masuk akal.
"Psst!" Kinara menoleh kearah Kinan dan kinan memberi kode agar Kinara menutup bibirnya rapat-rapat.
Ingat! Bukan kinara namanya jika ia menurut.
"Mas dokter!" Pekik kinara yang seketika membuat seisi ruangan menatapnya.
"Sudah kenal?" Tanya gifan seraya melirik Kinara dan Putranya bergantian.
Iya ini takdir. Pertemuan singkatnya kemarin,percakapan singkatnya kemarin,candaan lucu yang dilontarkan Kinara kemarin dan orang yang sama kemarin benar-benar takdir yang tidak terduga. Dia Grevano Prananta, dokter dingin yang dibenci seluruh staf rumah sakit --kata fathur.
"Kamu sudah kenal sama revan?" Tanya zeyo seraya menyentuh pelan pundak kinara.
Kinara mengangguk. "Kemarin waktu dirumah sakit mas dokter yang ngobatin aku."
"Syukur jadi perkenalannya ga perlu basa-basi hehe," ucap dinya
"Jadi bagaimana ini gifan? Langsung tentukan tanggalnya?" Tanya zeyo
"Tentukan tanggal terbaiknya saja, Yo. Semua juga sudah setuju." Ucap gifan dengan senyuman menghiasi wajahnya"Alhamdulillah!"
Kinara tersenyum senang,rasanya bagai mimpi dijodohkan dengan dokter muda nan tampan bak bidadara syurga.
"Baik kalo gitu,kita nikmati dulu hidangannya." Ucap zeyo. Setelah persetujuan itu akhirnya mereka semua makan dengan hikmat.
Tapi Revan tetaplah dengan kebekuannya. Selama ia datang dan sampai makanan hampir habis pun ia sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Setelah acara makan-makan selesai Zeyo mempersilahkan Revan dan Kinara untuk ngobrol diluar restoran.
"Aku ga nyangka loh ucapan aku kemarin bener-bener kewujud gitu aja!" Seru kinara masih dengan senyuman lebarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dokter! [END]
Teen FictionSebuah perjodohan gila mengharuskan kedua insan kembali membuka hatinya setelah luka mendalam akibat asmara yang kandas ditengah jalan. Keduanya berlatar belaka yang berbeda cerewet,ceroboh dan bodoh VS cuek,telaten dan cerdas. Keduanya sama-sama be...