57- Menunggu 'mu

15K 1K 33
                                    

Selamat membaca semuanyaaa❣
Jangan lupa vote dan komen kegregetan kalian sama cerita ini dong biar rame wkwk❣

________________________
'Saya mencintai kamu'
Singkat namun belum ada jawabannya.
_____________________________



Setelah turun dari angkutan umum Kinara berjalan menyusuri jalanan yang sepi dengan tatapan kosong, hatinya sudah antah brantah tak tersisa, kakinya melangkah tanpa tujuan.

Kringgg- drrrtt

Kinara mengambil ponselnya didalam tas, menatap layar ponsel yang tertera nama seseorang disana namun ia hanya menatapnya.

'3 minggu, kinara.' Gumam kinara kemudian mengangkat panggilan itu.

📞: 'Assalamualaikum, kinar? Kamu dimana?'

"Waalaikumsalam," air mata kembali menetes dipipi kinara.

📞: 'Cepat turun, jemputannya sudah sampai.'

Kinara menarik ingusnya.

📞: 'Jangan menangis, sudah cukup semalaman kamu menangis sekarang berbahagialah. Semoga lolos ya,'

Kinara menarik nafasnya kemudian menghembuskannya dengan kasar, sayatan hatinya terasa begitu perih sampai mampu membungkam bibir kinara.

📞: 'Kinar?'

"Aku berangkat."

📞: 'Iya, hati-hati'

"Y-ya, makasih, jadi dokter yang baik untuk ntt ya." Kinara segera menutup panggilannya kemudian menangis lagi.

Bahkan untuk mengatakan 'aku sayang kamu' pun hanya sampai tenggorokan saja. Kinara mengaku salah atas ego nya yang begitu besar, atas kemarahannya yang seharusnya ia kendalikan dan atas rasa cinta yang masih belum bisa ia ungkapkan.

Kinara segera melanjutkan langkahnya menuju apartemen yang ada didepan mata.

"Atas nama Nyonya prananta?" Ucap seorang lelaki paruh baya berpakaian kemeja rapi itu.

Kinara tersenyum kecil kemudian mengangguk.

💊

Kinara tersenyum menatap cahaya lampu kota dari balik jendela, ini hari keduanya berada di Bandung dan ini adalah hari dimana seleksi itu menentukan apakah kinara lolos atau tidak.

Memutuskan untuk benar-benar berada disini adalah keputusan yang berat namun harus tetap kinara lakukan, lagipula jika ia terus berada dibogor tapi sosok revan tidak ada kesepiannya sama saja kan?

Dan hari ini juga hari dimana kabar tentangnya belum terdengar oleh kinara. Tidak ada pesan, telfon atau apapun dari Revan seolah dirinya memang menjauh begitu saja.

'Saya mencintai kamu.'

Tes

Kinara menatap cincin dijari manisnya dengan sedih, ia merutuki egonya sendiri yang membuatnya menangis setiap waktu. Ego, ego dan ego yang membuatnya hancur seperti ini.

Drrrt-drttt

Kinara masuk kedalam kamar hotelnya dengan cepat berharap bahwa yang melakukan telfon adalah revan kemudian mengambil ponsel yang tergeletak diatas kasur.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang