9- Suami.

29.3K 1.7K 6
                                    

Sudah 10 menit sejak Kinara membersihkan diri namun Kinara masih setia duduk dipinggiran ranjangnya. Kinara masih menatap cincin yang ada dijarinya dan sebuah foto yang ada dipangkuannya.

"Kemaren gue keliatan bahagia banget ya? Padahal gue masih belum move on dari leon,astaga bisa-bisanya gue!" Gerutu kinara.

"Tapi mas dokter juga masih punya pacarkan? Kenapa gue ga negosiasi aja ya? Ah lo bego kinara! Lo udah jadi bini sekarang!" Kinara memukul-mukul kepalanya

Sedetik kemudian kinara membuka bibirnya setengah. "Semalem gue di unboxing ga ya?"

Suara pintu terbuka seketika membuat Kinara kembali memasukan foto yang ada dipangkuannya kedalam laci. Kemudian Revan datang dari balik pintu.

Kinara menunduk canggung menunggu Revan membuka percakapan,namun dari Revan datang sampai masuk kedalam kamar mandi pun masih belum ada kata yang keluar dari bibirnya.

Kinara berjalan bulak-balik didepan pintu kamar mandi.

'Di unboxing ga ya? Unboxing apa engga si?!' Kinara membatin.

"Ada apa?" Kinara menelan salivanya dengan susah payah kemudian menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal.

"Emm..a-aku mau na-nanya," Revan mengangguk kemudian melangkahkan kakinya.

"Emm,semalem mas dokter enggak unboxing aku 'kan?" Tanya kinara takut-takut.

Revan menghentikan langkah kakinya kemudian menatap Kinara.

"E-- enggak maksud aku bukan apa-apa. Aku tau kita udah suami istri tapikan aku belum izinin mas dokter buat sentuh aku,--Tapi bukan enggak boleh a-aku cuman masih perlu waktunya aja,lagipula aku masih mau sekolah minimal sampe lulus SMA. Mas dokter belum unboxing aku 'kan?" Ucap kinara dengan suara mengecil.

Revan membasahi bibirnya yang kering dengan lidahnya,entah itu satu kebiasaan atau salah satu trik kegugupan yang ia punya.

"Saya ga akan sentuh kamu,sebelum kamu yang mengizinkan." Ucap revan yang seketika membuat Kinara bernafas lega.

Kinara terkekeh kemudian menepuk bahu Revan dengan pelan. "Terima kasih mas dokter. Ntar kalo aku siap,aku kasih tau."

Kinara hendak melangkah membuka pintu sebelum Revan mencekal tangannya.

"Obati kaki kamu dulu." Kinara menoleh pada kakinya.

"Cuman luka kecil doang, kena angin juga kering." Ucap kinara
"Luka kecil bisa jadi operasi besar buat saya nanti." Ucap revan yang seketika membuat Kinara mengerucutkan bibirnya.

"Duduk," titah Revan.

"Aku mau kebawah, laper!" Ucap kinara bersikukuh

"Duduk sebentar!" Revan tak mau kalah. Kinara menghentakkan kakinya dengan kasar kemudian kembali duduk ditepian ranjang.

"Lukanya juga ga gede-gede banget kok!" Gerutu kinara sambil bersedekap dada.

"Dimana p3k nya?" Tanya revan mengubris gerutuan sang istri.

Kinara menunjuk ke laci meja belajarnya,dengan sigap Revan pun berjalan dan membuka laci itu.

"Ini laci apa gudang?" Kata revan setelah melihat begitu banyak foto Kinara dan Leon.

"Gudang cinta." Celetuk kinara. Revan kembali mengubrisnya kemudian mengambil kotak p3k setelah itu kembali menutup gudang laci itu.

"Buang semua foto itu sebelum ayah tau." Ucap revan kemudian berjongkok dihadapan Kinara.

"Iya ntar aku buang,kalo inget." Ucap kinara

Revan mengubrisnya lagi kemudian mulai fokus pada luka yang ada dilutut Kinara,dengan telaten dan hati-hati.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang