47- Ada saya.

13.9K 1.1K 23
                                    

Selamat berbuka puasa bagi yang menunaikan🤗❤
Semoga lancar sampai lebaran nanti ya..!

Selamat membaca juga jangan lupa vote dan komen biar aku tambah semangat❣ termakaciii❣








"Saya mencintai kamu, tidak peduli apapun kata orang saya tidak akan pergi dari kamu. Jangan pernah tinggalkan saya."

"Mas bakalan nyesel pertahanin aku kayak gini," keukeh kinara seraya menepis pelan tangan revan

Kinara menatap kedepannya, dimana sebuah taman kecil yang berada didalam rumah sakit itu.

"Mas bakalan lebih bahagia setelah pisah sama aku, ga akan ada lagi yang ganggu mas, ga akan ada lagi yang buat masalah kayak gini, mas bakalan tenang." Ucap kinara tanpa menoleh kearah revan

Revan menatap kinara tidak percaya, cairan bening kembali memenuhi mata revan, apa untuk kedua kalinya ia harus ditinggalkan oleh cintanya?

Tidak mendengar sahutan apapun dari revan membuat kinara menoleh menatapnya, suaminya yang biasa terlihat datar kini terlihat sedikit kacau penuh air mata.

"Mas.."

"Seharusnya dari awal saya tau, bahwa untuk mencintai kamu bisa membunuh diri saya sendiri tapi saya masih nekat melakukan itu. Kamu bisa menyuruh saya pergi sejauh apapun tapi saya tetap akan kembali disamping kamu." Ucap revan bersamaan dengan air mata yang lolos

"Kalo gitu biar aku yang pergi,"

Deg

Revan menatap kinara dalam-dalam berusaha mencari celah bahwa apa yang dikatakannya hanyalah permainan kata tanpa makna.

"Aku mau kita pisah." Lanjut kinara masih tetap mengunci pandangannya pada revan. Untuk kedua kalinya revan dibuat bungkam dan nihil mencari celah itu.

"Nara!" Kinara menoleh keasal suara itu.

"Ayah zeyo..-"

Belum sempat tio melanjutkan ucapannya kinara lebih dulu bangkit dan berlari pergi meninggalkan revan dengan kesendiriannya. Tidak ada yang bisa menghalanginya siapapun atau apapun itu untuk bertemu dengan zeyo.

Buliran air mata kembali menetes dipipi revan, rahangnya mengeras kuat begitupun dengan kepalan tangannya yang semakin kuat entah apa yang membuat merasa emosi dan sedih diwaktu bersamaan.

"Nara lagi sedih aja begitu juga sama keluarganya, dampingi dia sampe rasa sedih itu ilang jangan biarin orangnya yang ilang." Revan mendongkak menatap seseorang yang berkata itu padanya.

"Ayo, nara butuh suaminya saat ini." Lanjut tio. Revan mengangguk kemudian segera menyusul kinara, tio benar tidak seharusnya revan menyerah secepat itu untuk cinta yang baru saja tumbuh dihatinya.

Setelah sampai diruangan zeyo kinara dibuat lemas dengan apa yang dilihatnya, cairan bening kembali membasahi pipinya kakinya melangkah pelan menuju ruangan zeyo.

"A-ayah bangun, jangan tinggalin mamah!" Teriak fitri dengan suara paraunya.

"Ayah jangan tinggalin kinan!" Ucap kinan dengan histeris. Fathur menangkup kinan kedalam pelukannya agar lebih tenang.

Fitri dan kinan memeluk zeyo yang kini terbujur kaku diatas brankar tanpa sadar bahwa putri bungsunya tengah menangis diambang pintu.

"Kinar, gimana aya-- innalillahi wa' inna ilahi rojiun.." Seketika revan langsung menangkup kinara kedalam pelukannya dan kali ini tanpa penolakan.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang