37- Setiap momen bersama, mu

14K 1K 1
                                    

'Yang lalu masih membeku dikenangan
Yang baru masih belum diterima oleh hati dan pikiran.'
-
Mas dokter!





Akhirnya perjalanan benar-benar terjadi. Niatnya kinara ingin berjalan-jalan naik motor tapi ia memilih untuk tutup mulut dan mengurungkan niatnya, menikmati perjalanan didalam mobil saja.

"Mau kemana?" Tanya revan setelah keheningan yang cukup lama.

"Kemana aja asal jangan ke mall, ntar aku ditinggalin lagi!" Sindir kinara membuat revan seketika menoleh.

"Kenapa?" Tanya kinara judes

"Maaf, itu pertama dan terakhir kalinya." Ucap revan penuh sesal.

"Aku mau ke vila yang kemarin aja boleh ga? Emm atau ke kebun teh nya aja," ucap kinara mengubris maaf dari revan

"Oke."

Setelah perjalanan yang tidak terlalu lama akhirnya kinara sampai ditempat tujuannya. Hamparan kebuh teh yang menyejukan mata menjadi penyambut kinara setelah turun dari mobil.

"Gimana?" Tanya revan.

Kinara tetap diam dengan pandangan lurus kedepan, menikmati angin sepoy-sepoy yang menerpa diwajahnya juga suara jangkrik yang terdengar jelas.

"Mas, kesana boleh ga?" Tanya kinara seraya menunjuk sebuah saung dari kayu yang berada ditengah-tengah kebun teh.

"Ayo," ucap revan kemudian melangkahkan kakinya mendahului kinara. Namun secepat kilat kinara menahan lengan revan untuk menjadi pegangan melewati akses jalan yang cukup becek.

"Tunggu-tunggu," pekik kinara seraya melirik sepatu yang ia pakai sudah penuh dengan tanah.

"Yah, warna putih lagi," ucap kinara mendesah kecewa. Tau jalannya akan seburuk ini lebih baik memakai sebatu bot saja! Kinara membatin.

Revan berjongkok. "Ayo naik kepunggung saya."

"Mau ngapain?"

"Saya bawa kamu sampai saung. Ayo," ucap revan

Kinara menatap punggung lebar revan,terbesit rasa tidak tega disisi batin kinara tapi semua itu kinara gubris dan memilih untuk menerima apa kata revan. Setelah naik kepunggung revan sang empunya segera bangkit dan berjalan dengan santainya.

"Berat ga?" Tanya kinara

"Enggak."

"Harusnya mas gendong aku ala-ala film gitu tau, buat digendong gini!" Protes kinara
"Mau turun?"

"Digendong ala film?" Tanya kinara dengan senyuman bahagia.

"Jalan sendiri."

"Eh enggak! Ayo jalan itu saungnya dikit lagi," ucap kinara seraya menunjuk kearah saung.

Kinara benar-benar menikmati pemandangan yang ia dapatkan, walaupun dengan tangan melingkar di leher revan.

Wangi rambut revan membuat kinaranya nyaman berlama-lama menghirupnya, saking nyamannya ia tidak sadar telah sampai disaung.

"Kinara lepaskan tangan kamu dileher saya." Kinara mengerjap kemudian melepaskannya seraya turun perlahan.

"Iii disini sejuk banget! Boleh ga kita tinggal disini aja? Bikin rumah tengah-tengah kebun teh?" Seru kinara dengan senyum sumringah.

"Kamu pikir tanah ini tanah monopoli?"

"Ye mas 'kan kaya masa iya ga bisa buat rumah disini?" Cibir kinara

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang