10- Ancaman jahil

26K 2.1K 8
                                    

Sebelumnya makasih banyak karna sejak update awal januari kemarin alhamdulillah pembacanya meningkat. Ya bisa dibilang lebih bagus readrsnya dibandingkan ceritaku yang lain tapi sayang vote nya kalian lewatin😔.

Sedih sih, padahal kalo dibandingin cerita Mas, Dokter! Lebih update cepet dibanding yang lain.

Ini part ke-10. Aku minta kalian buat vote boleh? Cuman pencet itu tuh yang sebelah kiri. Boleh ya? (Edisi maksa!)

HaHaHa!!!

Ini part uwu, jadi harus vote! Kalo tetep ga vote emm..unpublish?




■■■■■■■

Malam hari tiba. Jika biasanya pasangan pengantin baru di isi oleh senyuman bahagia beda halnya dengan Kinara dan Revan. Setelah berkumpul dengan keluarga, pengantin baru itu dititah tidur oleh Kinan dan dengan terpaksa keduanya pun melangkahkan kaki kekamar.

Tapi setelah sampai dikamar keduanya di isi oleh kecanggungan, Kinara sedari tadi memperhatikan Revan diam-diam menunggu suaminya itu membuka percakapan.

"Tidurlah, biar saya yang tidur disofa." Ucap revan seraya mengambil 1 bantal.

"Kenapa enggak disini aja?" Tanya kinara yang seketika membuat revan menghentikan langkah kakinya.

"Diranjang?" Beo revan yang seketika mendapat anggukan antusias dari Kinara. Memangnya kenapa? Kinara sudah memberikan kepecayaannya pada Revan, ia yakin lelaki yang berstatus suami tidak akan melakukan apapun. Terkecuali izin darinya.

"Kamu--"

"Enggak! Enggak! Bukan gitu,maksud aku tuh dari pada mas dokter pegel-pegel tidur disofa mending disini aja. Lagipula mas dokter kan udah janji sama aku,ga akan sentuh aku sebelum aku yang ngizinin, Yakan?" Ucap kinara menjelaskan.

Revan terdiam, kemudian melirik pakaian yang dipakai Kinara, baju piyama dengan celana pendek. Revan meneguk salivanya sendiri dengan susah payah. Kinara pikir ia lelaki yang tidak memiliki nafsu?!

"Kamu saja yang tidur diranjang." Ucap revan kemudian melanjutkan langkahnya menuju sofa.

"Loh, kenapa emang? Aku percaya kok sama mas dokter,kalo perlu aku sekat aja ranjangnya." Tukas kinara sambil mengarahkan guling ditengah ranjang.

"Tuh, udah." Lanjut kinara.

Revan mengubris perkataan Kinara. Ia memilih untuk merebahkan diri disofa yang tidak seberapa ini sampai perlahan mata nya menutup. Tapi tanpa revan sadari Kinara berjalan kearahnya,berjongkok disamping Revan menatap wajah tampannya.

"Tidur, kinara!" Tegas revan dengan mata tertutup
"Ntar mas dokter pegel loh tidur disini," goda kinara

"Ga papa. Sana!" Usir revan namun kinara malah menoel-noel pinggang Revan. Berusaha membujuk lelaki itu tidur diranjang.

"Yakin? Atau jangan-jangan mas dokter udah tergoda ya sama aku? Iii..serem," ucap kinara diakhiri dengan kekehan

Revan berdehem kemudian membalikan badannya membelakangi Kinara.

"Kan udah janji, kalo tidur disini ntar mas dokter ga bisa kesekolah besok. Ga bisa ketemu aku. Lagian pula ya harusnya mas dokter santai aja,aku ga akan ngapa-ngapain ter--"

"Diam sebelum saya terkam kamu." Potong revan seraya mencekal pergelangan tangan Kinara.

Serangan dadakan dari revan sontak membuat tubuh Kinara membeku,bahkan mulutnya yang sedari tadi berbicara terus kini berubah menjadi diam seribu bahasa.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang