18- milikmu, milikku!

22.8K 1.5K 23
                                    

Kesekian kalinya kinara menginjakan kakinya disini. Disebuah mall namun berada di supermarket, disi yang cukup luas berisi semua yang dibutuhkan,namun lebih banyak berisi tentang apa yang ada didapur.

Kinara lagi-lagi menghembuskan nafas panjangnya,mengikuti revan sama saja mengikuti mamahnya berbelanja.

"Nyari apa sih mas?" Tanya kinara

Revan menoleh kebelakang,melihat raut wajah kesal kinara yang terlihat imut.

"Apa yang kamu butuhkan?" Tanya balik revan.

Kinara berdecak. "Ditanya malah nanya balik!"

"Kita beli apa yang dibutuhkan dulu." Tukas revan kembali berjalan ke rak sayur-sayuran. Semua berjajar hijau menyala dan segar namun disisi pandang kinara itu semua justru menyilaukan.

"Aku ga suka buncis!" Ucap kinara ketika revan mengambil buncis.
"Saya suka." Revan menaruh buncis itu ditroli yang ia bawa.

"Aku juga ga suka itu." Ucap kinara ketika revan mengambil sayuran lain.
"Saya suka." Revan kembali memasukannya kedalam troli.

"Jadi ini judulnya belanja kesukaan mas ya? Semua aja sekalian beli yang mas suka," ucap kinara kesal.

"Ambil apapun yang kamu mau." Tukas revan membuat mata kinara menyipit.
"Beneran?"

Revan bergumam menanggapinya. Secepat kilat kinara mengambil kentang sebanyak mungkin kedalam troli. Ia akan membuat kentang goreng kapan-kapan.

"Hanya kentang?"

Kinara mengangguk. Revan kembali melajukan trolinya ke rak favorit kinara.

"Ambil apapun yang aku mau 'kan?" Tanya kinara

Revan mengerutkan keningnya namun tetap mengangguk menanggapi ucapan kinara. Dengan senang hati kinara segera berlari kecil ke rak itu,mengambil sebanyak-banyaknya mie instan favoritnya dan tentu ini masih jauh dari kadaluarsa.

"Kinar,ini terlalu banyak!" Revan memprotes
"Baru juga tiga biji," ucap kinara kembali memasukan mie kedalam troli.

"Saya ga suka." Ucap revan dengan ketegasannya
"Tapi saya suka!" Balas kinara menirukan ucapan revan.

Kinara kembali mengambil mie dan revan menatapnya dengan pasrah dan penuh kesabaran.

Kring-kring!

Revan menarik handphone yang ada disakunya,sebuah nomer tidak dikenal menelponnya? Revan menolak telpon itu,namun selang beberapa detik handphone nya berbunyi lagi dengan nama yang sama. Revan pikir ini telpon penting dari rekan kerjanya jadi ia mengangkat panggilan itu.

"Kinar,"

"Hah?"

"Jaga trolinya sebentar," kinara mengangguk sambil memasukan beberapa mie lagi. Revan menjauh beberapa langkah kemudian menerima panggilan itu.

'Hai van, kamu masih di mall? Tadi aku liat kamu disana tapi aku ga sempet buat ketemu kamu,'

Revan membeku ditempat. Entah windi dapat dari mana nomer barunya,revan menahan dirinya antara rindu dan amarah yang saling bertubrukan.

'Van, ada apa? Kamu baik-baik aja?'

Perkataan lembut dari windi membuat jiwa rindu revan meronta untuk sebuah pertemuan dan sial revan kembali terjebak dimasa lalunya.

"Ya, aku baik-baik aja."

'Jadi kamu masih di mall? Aku mau kesana juga ya?'

"Ya. Aku tunggu kamu di restoran crons."

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang