22- sepercik kegugupan

17.9K 1.3K 11
                                    

Setelah kejadian lift itu revan mendapatkan 5 jahitan dibetisnya dan mengharuskannya untuk beristirahat dirumah. Tapi dampak dari kejadian itu juga berpengaruh pada kinara, hari ini kinara mengambil izin untuk merawat revan, padahal revan tidak memintanya.

"Makan dulu abis itu baru minum obat," ucap kinara kemudian duduk ditepian ranjang.

Kinara tidak tega jika membiarkan revan beristirahat diruang tamu,jadi mungkin hari ini dan beberapa hari kedepan ia yang akan tidur diruang tamu.

"Kamu udah makan?" Tanya revan

"Aku gampang, bisa makan nanti. Mas aja yang makan ntar mag nya kambuh," ucap kinara kemudian menyendokan sayur sup ke revan.

Revan menerima suapan itu dengan terbuka. "Maaf,gara-gara saya kamu jadi ga sekolah."

"Ga papa santai aja, aku emang lagi males kesekolah kok." Ucap kinara enteng
"Kenapa?"
"Hira lagi badmood,lagi ga asik, dari kemaren dia diem mulu sekalinya ngomong sewot!" Ucap kinara kembali menyodorkan makan pada revan.

Revan terdiam, ia rasa tau apa alasan hira melakukan itu dan apa penyebab dari sifat hira yang berubah itu.

"Saya mau ngomong," ucap revan setelah menghabiskan kunyahannya.
"Ngomong aja ga aku larang kok."

"Ini tentang..-"

Kring-kring-kring!

Revan dan kinara mencari sumber suara itu,secepat kilat kinara mengambil handphone revan yang ada diatas nakas. Ujung bibir kinara melengkung ketika melihat siapa yang melakukan video call.

"Hai mamah!" Pekik kinara bersemangat.

'Assalamualaikum,'

"Waalaikumssalam!" Ucap kinara dengan senyuman lebarnya. Fitri tersenyum manis dari sebrang sana.

'Kenapa hape kamu ga aktif, nar? Mamah telponih loh dari tadi'

Revan melirik kinara yang tengah berpikir untuk menjawab.
"Hape aku rusak mah, kedudukin." Ucap kinara berbohong.

'Ya ampun ada ada aja, Menantu mamah mana?'

"Mamah kok yang ditanyain revan sih?" Ucap kinara sebal. Anaknya ini yang ditanya anak orang.

"Assalamualikum mah, apa kabar?" Ucap revan setelah kamera hp diarahkan padanya.

'Haha,waalikumssalam mamah baik-baik aja. Kalian gimana disana hm? Setelah satu atap berdua?' Goda fitri dan terdengar kekehan tak asing dari sana.

"Alhamdulillah kita baik-baik aja mah, dan lebih baik lagi." Ucap revan melirik sekilas kearah kinara kemudian menepuk tempat tidur sebelahnya agar kinara duduk disampingnya.

'Syukur kalo gitu mamah tenang,'

"Ayah mana mah?" Tanya kinara kemudian duduk disamping revan.

'Ayah, pinces mu nih,'
'Mana? Mana? Aduh ini pengantin baru? Bagaimana disana nak? Kapan ayah denger dua garis merah?'

"Ayah nara kangen, kok malah bahas itu," ucap kinara dengan wajah memerah seperti kepiting rebus

Revan yang melihat itu gemes sendiri,rasanya ingin mencubit kedua pipi berisi milik kinara namun masih ragu.

'Hahaha, ayah kangen ngegoda kamu deh. Jadi pengen peluk kamu saking kangennya,' ucap zeyo dengan air mata di ujung matanya

'Ayah, ntar revan cemburu loh,' tegur fitri

"Mamahhh, mana revan cemburu." Ucap kinara kemudian terkekeh.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang