54- Keputusan untuk bahagiamu

14.7K 1K 11
                                    

Selamat membaca semuanya❤
Jangan lupa vote dan komen biar aku tambah semangat buat up🤗

Gimana sama ceritanya? Seru perlu dilanjut?

___________________

Menikah adalah awal dari dibukanya gerbang rezeki, bukan penghambat apalagi penghalang.

___________________

"Jadikan saya sebagai suami seumur hidupmu lupakan tentang perjodohan yang sebelumnya kita tentang itu, ya?" Tanya revan tulus. Cairan bening terlihat menumpuk dimata dinginnya.

"Apa dokter grevano prananta yang sebelumnya menolak berkenalan dengan saya sudah mencair menjadi air?" Tanya kinara menirukan gaya bicara revan yang baku.

"Sudah lebih dari cair," celetuk revan membuat kinara terkekeh geli mendengarnya.

"Aku pengen peluk!" Ucap kinara memelas.

Revan mengangguk kemudian memeluk kinara yang masih terbaring lemas.

"Jangan terluka lagi, kinar. Saya benci khawatir setengah mati seperti kemarin." Bisik revan diceruk leher kinara.

Kinara melepaskan pelukannya dengan kening berkerut. "Kenapa harus khawatir?"

"Apa saya tidak boleh mengkhawatirkan kamu?" Revan bertanya balik.

"Jangan khawatir sampe lupa sama diri sendiri, mas." Ucap kinara dengan senyuman tipisnya.

Revan mengangguk kecil seraya membelai lembut pipi kinara.

"Lebih baik saya yang terluka dibanding kamu, kinar." Ucap revan

Kinara menyungging senyumannya. "Lebih sakit ditusuk apa ditinggal sama orang tersayang?"

Raut wajah revan berubah seketika, kemudian menjauhkan dirinya dari kinara.

"Kenapa mas?" Tanya kinara merasa aneh

"Pertanyaan kamu buat saya kesal." Desis revan tanpa menatap kinara.

"Hahaha..---shhh!" Rasa perih diperutnya terasa hebat, mungkin karena efek ia banyak terkekeh oleh candaan revan sedari tadi.

Revan yang mendengar ringisan kinara langsung menoleh. "Jangan banyak tertawa dulu, saya panggil dokter sebentar."

"Mas, aku ga perlu dokter." Sergah kinara seraya menarik tangan revan untuk mendekat.

"Saya ga bisa melihat kamu seperti ini, kinar." Lirih revan kembali membelai rambut kinara.

"Aku ga papa kok. Selagi ada mas dokter disamping aku," ucap kinara seraya melebarkan senyumannya.

Revan mengangguk. "Saya ga akan kemana-mana."

"Assalamualaikum, mamah boleh masuk?" Ucap dinya seraya membuka pintu

"Sini mah," ucap revan seraya sedikit menjauh dari kinara. Dinya mengangguk kemudian masuk dan mendekati menantunya.

"Menantu kesayangan mamah gimana? Masih ada yang sakit?" Ucap dinya khawatir

Kinara menggeleng. "Udah mendingan kok mah, mamah kesini disuruh mas revan?"

Dinya mengulum senyum seraya melirik revan. "Iya, mas revan telfon mamah tadi malam dia khawatir banget sama kamu."

"Padahal kasian mamah pasti cape harus kesini," ucap kinara

"Enggak kok, justru mamah seneng karena mamah bisa tenangin mas revanmu dari paniknya." Ucap dinya seraya menaik turunkan alisnya menggoda kinara.

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang