Makasih buat kalian semua yang bener-bener respect sama ceritanya wkwk
Selamat membaca dan jangan lupa vote juga komen biar aku cepet buat up lagi terima kaciii🤗❤
__________________
●
●
●Malam hari setelah pertengkarannya dengan kinara membuat revan melamun memikirkan keputusan yang baru saja ia ambil.
Kantin rumah sakit dimalam hari tidak seramai disiang hari, hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang dan beberapa orang yang mengobrol tapi semua itu tidak mengubris revan yang masih berada dialam lamunannya.
'Apa semua yang nikah muda harus mengorbankan impiannya?'
Perkataan kinara terngiang-ngiang dipikirannya seolah berputar tanpa jeda. Kalimat istigfar tidak henti-hentinya revan ucapkan tapi amarahnya yang mengebu membuat revan mengusap wajahnya dengan kasar.
Kefrustasian revan tidak lepas dari pandangan seseorang yang berada tak jauh darinya.
Windi tersenyum tipis kemudian bangkit dari duduknya mendekati revan.
"Van," revan menoleh.
"Boleh aku duduk disini?" Tanya windi dengan seulas senyuman.
Melihat revan yang tidak menjawab pertanyaannya membuat windi langsung duduk dihadapan revan.
"Gimana sama keadaan kinara?" Tanya windi sontak membuat revan mengerutkan keningnya.
Bagaimana windi bisa tau?
"Aku tau apa yang terjadi sama kinara," ucap windi menjawab kebingungan revan.
Revan hanya mengangguk kecil.
"Aku minta maaf, van. Aku tau, aku terlalu bodoh sampe sanggup melakukan itu sama kinara," lanjut windi membuat revan menatapnya heran.
"Kinara udah bilang sama kamu kan?" Tanya windi
"Bilang apa?" Tanya revan bingung.
Windi ikut mengerutkan dahinya. "Kinara ga bilang kalo aku yang ngelakuin itu?"
"Ngelakuin a-apa?" Tanya revan semakin bingung.
"Aku yang nusuk kinara kemarin malam, aku terlalu dimakan obsesi sama kamu, van. Sampe hal gila pun aku lakuin. Aku minta maaf, aku udah bicara sama kinara tadi pagi aku harap dia bener-bener maafin aku."
Bagai petir ditengah terangnya malam membuat revan menatap windi dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kenapa harus kinara disaat semua tubuh aku siap buat kamu tusuk?" Tanya revan getir.
Windi menggeleng. "A-aku terlalu tersalut emosi dan rasa obsesi yang bertubrukan, van. Tapi sekarang aku tau kesalahan aku, kinara udah buat aku sadar van."
"Astagfirullah!" Gumam revan seraya meremas rambutnya dengan kasar. Apalagi ini?!
"Aku harap kamu bisa maafin aku, van." Lirih windi menyesal hebat.
"Windi.." panggil revan dengan nafas memburu, dengan rambut yang berantakan matanya lurus menatap windi.
"Tusuk aku sampai obsesi mu habis, tapi jangan pernah sentuh kinara." Windi mengangguk mendengarnya, sekarang ia tau seberapa besar cinta revan yang jelas-jelas jauh lebih besar dari cintanya dulu.
"Kinara beruntung dapetin kamu, van." Ucap windi
Revan hanya diam, runyam dikepalanya membuatnya terasa ingin berteriak kencang sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dokter! [END]
Teen FictionSebuah perjodohan gila mengharuskan kedua insan kembali membuka hatinya setelah luka mendalam akibat asmara yang kandas ditengah jalan. Keduanya berlatar belaka yang berbeda cerewet,ceroboh dan bodoh VS cuek,telaten dan cerdas. Keduanya sama-sama be...