62- Untukmu, dariku |END|

46.2K 1.7K 260
                                    

4 tahun berlalu, banyak yang sudah terlewati dengan penuh air mata dan sayatan rindu yang mematikan jiwa, banyak hal yang berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu tapi hadirnya masih jadi hal yang sama, yang tidak ada gantinya walaupun jutaan detik berlalu setelah kepergiannya.

Ny. Kinara tanazeelya prananta, itulah nama yang tertera dibanyak lukisan yang kini tertempel di dinding ruangan ini.

Seorang perempuan yang kini tengah berdiri memandangi orang-orang yang tengah menikmati lukisannya, senyuman kecil terukir diwajah cantiknya ia tidak pernah menyangka bahwa takdir akan membawanya sampai disini.

"Emm cek-cek! Okey, selamat pagi semuanya!"

"Pagi!"

"Acara hari ini adalah dibukanya gerbang cinta dari nyonya prananta, dimana ruangan ini menjadi saksi lukisan-lukisan indahnya tersebar disini, dimana akan ada pelukis besar dari berbagai kota disini," Ucap hira sebagai pembawa acara

"Saya sebagai sahabat sekaligus pembawa acara dari nyonya prananta, mengucapkan selamat atas kesuksesan yang tengah membawanya hingga berada disini, ditempat yang dulu pernah kamu impikan. Dan inilah kinara tanazeelya prananta!"

Sahut sorak dari para tamu undangan, kerabat, teman juga keluarga terdengar meriah memenuhi ruangan ini.

Kinara menghembuskan nafas panjangnya kemudian melangkah menaiki panggung. Hira tersenyum bangga pada kinara kemudian memberikan mic padanya setelah itu ia turun.

"Assalamualaikum, selamat pagi semuanya." Sapa kinara

"Waalaikumsalam, pagi!" Jawab semua orang

"Yang pertama saya mau mengucapkan syukur kepada Allah yang telah memberikan saya ini semua, dan saya sangat berterima kasih kepada keluarga dan sahabat-sahabat saya yang selalu mendukung saya untuk berdiri ditengah ruamnya dunia ini, juga kepada para tamu yang telah berkenan hadir disini." Ucap kinara kemudian menatap semua orang yang ada dihadapannya.

"Saya mau bercerita sedikit tentang lukisan-lukisan yang bisa kalian nikmati ini." Ucap kinara kemudian melirik seseorang yang tengah tersenyum lebar padanya.

"Waktu itu ada yang bertanya siapa lelaki yang saya lukis pertama kali hingga lukisannya saya simpan ditempat istimewa, dan siapa dua laki-laki yang ada disana." Ucap kinara seraya menunjuk kearah dimana lukisan itu berada. Sontak semua orang mengikuti arah tunjuk kinara.

"Saya melukis wajah seorang lelaki yang sangat saya cintai pertama kalinya dan saya sudah terlebih dahulu diberi penghargaan olehnya, dan kedua lelaki yang berada disana adalah suami dan ayah saya. 2 lelaki yang mengerti saya dibanding diri saya sendiri, mereka telah berhasil mengubah saya cara memandang dunia ini," ucap kinara kemudian menunjukan sebuah cincin yang masih melingkar dijari manisnya.

"Ahya saya sudah menikah teman-teman. Menikah bersama lelaki yang sebelumnya mengubris ketika saya ajak kenalan," para tamu tertawa mendengarnya

Kemudian kinara terkekeh kecil mengingat momen-momen yang ia rindukan itu.

"Menikah dengannya adalah salah satu peristiwa dihidup saya yang tidak pernah terbayangkan, kami dijodohkan, lelaki dingin yang lebih dulu saya ajak kenalan itu akhirnya berhasil mengambil hati saya," ucap kinar kemudian menghembuskan nafas panjangnya.

"Almarhum ayah saya menjodohkan kami dengan alasan yang tidak pernah saya temukan hingga sekarang, tapi ayah memilihkan lelaki yang tepat dihidup saya." Lanjut kinara

"Menikah bersama lelaki yang mendorong saya berada disini, seorang lelaki yang berhasil mengubah cara saya memandang dunia, seorang lelaki yang selalu mengingatkan saya bahwa tuhan harus menjadi yang utama, seorang lelaki yang selalu berkata lemah lembut tanpa membentak saya sekalipun, seorang lelaki yang begitu cerdas, telaten dan berhasil meruntuhkan hati saya yang keras seperti batu. Dan mungkin kini kedua lelaki itu tengah menatap saya dengan bangga dari atas sana,"

Mas Dokter! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang