14

274 46 15
                                    

Masakan Yang Enak
Namun Sedikit Asin

"UNTUNG SAJA kamu masih sempat menyewa pakaian. Kalau tidak, bisa-bisa kamu tidak bisa menghadiri acara rapat pagi ini," ujar Suny ketika melihat Seokjin sudah rapi dengan pakaian setelan jas.

"Ini semua karena ulahmu," keluh Seokjin seraya duduk bersama Suny untuk sarapan.

"Siapa juga yang mulai duluan."

"Bukannya kamu yang lebih dulu menyiramku? Kenapa jadi menyalahkanku!" bantah Seokjin yang tidak terima dituduh oleh wanita itu.

"Sudah-sudah sekarang lebih baik kamu sarapan. Sebentar lagi kita akan berangkat," potong Suny menyodorkan piring pada pria itu.

Suny diam-diam menunggu komentar Seokjin tentang masakannya. Khusus pagi ini dia memasak lebih banyak jenis masakan karena ada pria itu.

Tapi sudah hampir setengah porsi Seokjin masih diam saja dan sibuk mengunyah makanan di mulutnya. Membuat Suny tidak tahan untuk bertanya langsung.

"Bagaimana masakannya? Apakah enak?" tanya Suny menaikan kedua alisnya.

"Tidak buruk juga."

"Apakah lebih baik dari masakan Yuun?"

"Tentu saja," balas Seokjin masih sibuk menyendokkan makanan itu ke mulutnya.

Mendengar itu membuat Suny jadi bersemangat. "Benarkah? Jadi masakanku---"

"Jauh lebih enak masakan Yuun," sambung Seokjin setelah menelan makanan itu.

Suny yang tadinya sangat antusias langsung merengutkan wajahnya. Menyesal rasanya dia bertanya pada pria itu.

Seokjin yang sedang asyik makan hanya bisa terdiam saat tiba-tiba Suny menarik piringnya lalu membereskan masakan di atas meja.

"Hei, aku belum selesai makannya," seru Seokjin dengan sendok masih menggantung di tangannya.

"Kita sudah harus berangkat ke kantor. Bukannya kamu sendiri yang bilang padaku untuk jangan terlambat? Sekarang ayo berangkat," ajak Suny yang baru saja keluar dari kamar mengambil tas miliknya.

"Kenapa kamu jahat sekali? Aku tarik kata-kataku kalau begitu. Masakanmu sangat enak sebenarnya. Walau sedikit asin," puji Seokjin yang malah mendapat tatapan dingin dari wanita itu karena kata-kata terakhirnya.

"Kamu mau ikut bersamaku atau naik taksi? Aku tetap akan pergi," ujar Suny sudah membuka pintu hendak keluar.

Dengan wajah malas Seokjin bangkit dari duduknya. "Ah, Aku tidak percaya setega itu kamu padaku."

Ketika di dalam lift Suny melirik pada dasi Seokjin yang terlihat masih berantakan. Rasanya tangannya sudah sangat gatal untuk merapikan dasi milik pria itu.

Seokjin berdeham cukup keras lalu balas melirik pada Suny. "Kenapa kamu terus mencuri pandang padaku? Aku tahu memang susah untuk tidak kagum pada wajah tampanku ini. Tapi kamu harus ingat kalau aku sudah berstatus sebagai suami orang lain."

Suny balas dengan mengernyitkan dahinya menatap heran pada pria itu. "Aku kira kamu sudah berubah tapi ternyata tidak. Ck, ck, sungguh rasa percaya diri yang sangat menjijikan."

"Lalu kenapa dari tadi kamu terus-terusan menatapku? Kalau bukan karena ingin melihat wajahku," tanya Seokjin menaikan dagunya sombong.

"Aku hanya risih dengan dasimu yang tidak rapi. Itu saja kok."

Seketika Seokjin langsung menunduk memerhatikan dasinya yang ternyata benar masih belum rapi. Dia pun langsung merapikan dasinya.

"Mungkin aku hanya terbiasa membiarkan dasiku seperti ini agar Yuun yang merapikannya," jelas Seokjin tersenyum kecil seraya tangannya sibuk membenarkan letak dasinya.

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang