13

761 89 3
                                    

My Prince Friend

SUDAH CUKUP lama Bim dan Suny memerhatikan Loli dan Seokjin yang sibuk mengobrol dari kejauhan. Suny sampai bosan sendiri. Bim juga dari tadi hanya diam saja.

Pikiran Suny ternyata salah. Ketika dirumah tadi dia berpikir yang macam-macam tentang acara ngedate Seokjin dan Loli.

Ternyata hanya ngedate biasa, terlihat biasa saja bahkan terkesan membosankan. Suny sampai mengantuk melihatnya.

"Itu mereka gak mau ngapain-ngapain lagi apa. Dari tadi ngobrol mulu," komentar Suny pada akhirnya sembari menguap kecil menahan kantuk.

"Salahin Seokjin, jadi cowok gak ada inisiatif banget. Taman sebesar ini banyak juga tempat-tempat lain diamnya di sana aja," sahut Bim yang masih fokus memerhatikan Loli dan Seokjin.

"Kok nyalahin Seokjin, bukanya Loli ya yang ngajak ngedate Seokjin? Harusnya dia donk yang ngatur rencana acara ngedatenya." Suny tidak terima Bim menyalahkan Seokjin.

"Sebagai cowok juga harusnya Seokjin peka. Loli juga malu kalau harus ngajak-ngajak Seokjin kesana-sini."

"Bukanya kemaren-kemaren Loli agresif banget ya pengen deketin Seokjin. Masa pas udah ketemuan kayak gini malu-malu," bantah Suny yang makin kesal karena Bim yang terus menyalahkan Seokjin.

"Tapi dia keliatan agresif di depan kamu saja. Aslinya dia malu-malu banget sama Seokjin. Makanya dari tadi mereka cuma ngobrol. Kamu gak tahu saja Loli udah bikin list acara ngedate dia sama Seokjin."

"Kamu kira Seokjin gak ada niatan buat acara ngedate ini? Dia sampai bangun pagi hari minggu gini. Harusnya Loli bersyukur sama usaha Seokjin. Aku saja kalau bangunin dia sampai harus cekcok dulu."

"Jadi kamu nyalahin Loli gitu?" tutur Bim yang tidak terima atas ucapan Suny.

"Ya aku hanya kesal saja. Kemarin Loli niat banget deketin Seokjin. Giliran ada kesempatan ternyata cuma kayak gini doank usahanya."

"Loli itu cewek wajar kalau dia kayak gitu apalagi ini acara ngedate pertama dia."

"Ini juga acara ngedate pertama buat Seokjin. Kenapa juga kamu harus nyalahin dia?" Suny menaruh kedua tangannya di depan dada siap beradu mulut dengan Bim.

"Jadi ini acara ngedate pertamanya Seokjin juga?"

"Iya, makanya kamu jangan nyalahin Seokjin. Walaupun di sini posisi dia sebagai pasangan cowok. Dia belum ada pengalaman ngedate kayak ginian."

"Bukanya kamu tadi yang pertama ngeluh acara ngedate mereka bosenin?" tuduh Bim yang membuat Suny kini menutup mulutnya.

Tapi Suny tidak mau kalah. Dia gak mau disalahin. "Tapi kan tadi aku bilang mereka berdua gak nyalahin salah satu yang bikin kita berdebat saling nyalahin mereka berdua."

"Kamu ngeluhin acara ngedate mereka bosenin kayak kamu udah pangalaman aja. Emang kamu pernah ngedate?"

Kali ini balasan dari Bim benar-benar membuat Suny terdiam. Karena sejujurnya dia belum pernah sama sekali seumur hidupnya ngedate dengan seseorang.

"Kamu sendiri memangnya sudah pernah ngedate?" sambar Suny asal karena malu.

Suny jadi agak menyesal mengatakan hal itu. Karena cowok yang jujur harus Suny akui sangat tampan itu kecil kemungkinan mengalami nasib yang sama seperti Seokjin, Loli, dan dirinya.

Apalagi Bim sangat populer di sekolah selain karena kepintaranya dia juga sangat tampan. Tak jarang ada cewek-cewek dari kelas lain baik adik tingkat maupun kakak kelas datang ke kelas mereka hanya untuk mendekati Bim.

"Belum pernah. Hari ini pertama kalinya aku ngedate," jawab Bim santai menatap Suny dengan tatapan khasnya yang membius itu.

Wajah Suny memerah bersamaan dengan otaknya yang mencoba mencerna ucapan Bim. Apa maksud cowok itu pikirnya.

"Tadi kan sebelum pergi aku bilang mau ngajak kamu ngedate," sambung Bim menjawab kebingungan Suny.

"Kamu tadi bilangnya mau mata-matain Loli sama Seokjin kok. Lagian mana ada acara ngedate isinya berantem sama ngeliatin orang yang juga lagi ngedate." Suny membantah pernyataan Bim yang membuat wajahnya semakin memerah mendengar itu.

"Kalau menurut kamu gitu. Kenapa wajah kamu jadi merah?" tuduh Bim tertawa. Ya untuk pertama kalinya Suny melihat cowok itu tertawa.

Selama mengenal cowok itu Bim adalah sosok yang datar dan dingin menurut Suny. Apalagi jabatan cowok itu sebagai ketua kelas membuatnya segan dengan Bim.

Seolah seperti gerakan lambat Suny dapat melihat dengan jelas secara pelan wajah Bim yang tertawa saat itu. Matanya yang berbinar dan garis wajahnya yang mengembang.

Membuat Suny tanpa sadar ikut tersenyum kecil. Kebahagian Bim entah tanpa sadar menular pada Suny. Padahal tadi dia tegang karena ketahuan wajahnya yang memerah.


♡♡♡

Jadi selama seharian itu acara ngedate Seokjin dan Loli hanya di isi dengan ngobrol-ngobrol di cafe. Suny merasakan penat di bokongnya karena terlalu lama duduk di bangku taman mengintai mereka.

Akhirnya mereka bisa pulang juga. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang menaiki motor milik Bim. Suny mendongak ke atas langit. Sangat mendung sekali. Apa sebentar lagi akan hujan pikirnya.

Suny berharap mereka tidak kehujanan di jalan. Tapi ternyata hujan turun dengan derasnya beberapa saat kemudian. Mereka yang sebenarnya mengikuti mobil Seokjin terpaksa harus menepi.

Beginilah nasib yang harus di alami oleh orang seperti Suny dan Bim. Ketika hujan bukanlah masalah bagi Seokjin dan Loli yang memakai mobil. Harus menjadi masalah untuk mereka yang memakai motor.

Suny turun dari motor Bim lalu melepas helmnya. Badanya sedikit kebasahan oleh air hujan. Hujannya benar-benar langsung turun deras tadi. Cewek itu benar-benar terkejut saat tiba-tiba Bim menaruh jaket milik cowok itu ke pundaknya.

"Baju kamu basah kuyup. Biar kamu gak kedinginan."

Suny menatap Bim dengan tatapan menelisik heran. Kenapa cowok itu jadi romantis begini? Suny tidak menyangka adegan klasik di dalam cerita novel terjadi pada dirinya saat ini.

Kini Suny merasakan kehangatan pada dirinya. Entah itu efek setelah dia memakai jaket Bim atau karena sikap dari cowok yang memberikan jaket padanya itu.

Bim menatap bajunya dan baju Suny. Cowok itu baru menyadari kalau baju yang mereka pakai sama-sama berwarna putih polos. Apa iya Suny saat beganti pakaian tadi menyesuaikan warna pakaian dengannya?







My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang