23

140 33 16
                                    

My Prince Friend 3


"PAMAN SEOKJIN, sejak kapan datangnya? Kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini," sapa Jeyun mencoba bersikap santai. Padahal dia juga terkejut saat mendengar suara pria itu tadi.

Seokjin tersenyum tipis pada keponakannya itu. "Baru saja, tadi aku tidak sengaja melihat kalian berdua jadi aku datang ke sini. Paman dengar tadi kalian sedang membahas sesuatu tentang pria bertopeng. Apa maksudnya itu?"

"Ah itu," Jeyun melirik pada Mihi yang tangannya sudah gemetaran karena takut akan ketahuan. Itu artinya cewek itu berbohong padanya. Benar dugaanya kalau Mihi lah yang telah membayar pria bertopeng misterius itu. "Kami hanya sedang membicarakan tentang insiden penembakan yang terjadi pada paman waktu itu."

Seokjin menyadari kalau ada yang aneh dengan sikap Mihi. Seperti seseorang yang sedang menyembunyikan sesuatu. "Oh begitu, paman kira kalian berdua tahu sesuatu tentang pria bertopeng itu."

Mihi menghela napas lega. Dia Kemudian menatap pada Papa Seokjin. Mencoba untuk bersikap santai. "Ngomong-ngomong kenapa Papa datang ke sini? Ingin makan siang juga? Kalau begitu bergabung saja dengan kami di meja ini."

"Sepertinya papa akan mencari meja lain saja. Soalnya papa datang bersama wanita spesial untuk makan siang bersama," tolak Seokjin mengedipkan sebelah matanya. Lalu tak lama kemudian datang Suny menghampiri mereka di sana.

Kehadiran Tante Suny di sana benar-benar membuat Mihi kesal. Tak terasa tangannya mengepal sendiri menahan emosi. Bisa-bisanya wanita itu datang ke restoran milik Mamannya dan makan siang bersama dengan Papa Seokjin.

"Jeyun! Apa itu kamu?" seru Suny ketika melihat seorang cowok yang duduk satu meja dengan Mihi di sana.

Jeyun hanya balas tersenyum canggung pada sosok wanita itu. Dia sungguh tidak menyangka kalau Tante Suny akan memeluknya tiba-tiba. Sepertinya wanita itu sangat senang bertemu dengannya di sana.

"Tante sangat rindu padamu. Kamu cepat sekali besarnya! Aku tidak menyangka sama sekali. Padahal terakhir kali aku bertemu denganmu saat itu tinggimu hanya sebatas pinggang Tante," ujar Suny tertawa senang. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan anak itu.

"Aku juga rindu pada Tante Suny. Terakhir kita bertemu saat Tante Yuun melahirkan Mihi. Aku ingat dulu Paman Seokjin memarahimu karena telah menyakiti Tante Yuun yang sedang hamil besar. Setelah Mihi lahir tiba-tiba saja Tante Suny menghilang entah ke mana," ungkap Jeyun yang membuat Suny tertegun. Kenapa tiba-tiba Jeyun membahas tentang hal itu?

Mihi yang mendengar itu mengerutkan keningnya. Dia baru tahu tentang apa yang Kak Jeyun barusan ceritakan. Jadi saat Mamanya mengandung dirinya Tante Suny mencoba menyakiti Mamanya? Ternyata dari dulu wanita itu sudah sangat jahat sekali.

"Itu sama sekali tidak benar. Waktu itu aku hanya menuduh Suny karena panik. Justru dialah yang telah menolong Yuun yang saat itu mengalami pendarahan tiba-tiba," bela Seokjin ketika melihat Mihi yang mulai menatap penuh amarah pada sosok Suny.

Seokjin merasa suasana di sana sudah tidak nyaman lagi untuk Suny. Jadi dia lebih memilih pamit pergi ke meja yang telah mereka berdua pesan. Sementara Suny menoleh pada Jeyun sesaat. Dia rasa anak itu telah banyak berubah. Seperti bukan Jeyun yang dulu dia kenal.

"Kamu dengar sendiri kan tadi? Jeyun bukan lagi anak manis yang dulu kamu kenal. Lalu kenapa kamu masih berpikir kalau bukan dia pelaku yang telah menculik Yoosun? Aku sudah menemukan sendiri bukti-bukti kalau Jeyunlah pelakunya. Tapi pria bertopeng itu. Aku masih menyelidikinya," tutur Seokjin ketika mereka berdua telah duduk di meja.

"Tapi kenapa dia harus menculik Yoosun? Aku masih kurang yakin."

"Seseorang seperti dia bisa melakukan apa saja untuk suatu hal yang dia inginkan. Mungkin saja dia merasa tersaingi dengan adanya Yoosun di keluarga ini. Kamu ingat kejadian mobil yang terbakar saat akan menjemput kalian berdua kan? Bisa saja itu ulah orang-orang dari keluarga ini sendiri."

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang