7

992 112 0
                                    

Sang Permaisuri
Yang Telah Lama Hilang


SUNY SESEKALI melirik ke sampingnya. Pada cewek yang sedari tadi mengikutinya. Sungguh dari kebanyakan cewek-cewek yang selama ini mengagumi Seokjin. Cewek itu yang paling tak pantang menyerah.

Seharusnya sikap Suny kepada cewek itu sudah bisa membuatnya berhenti untuk menjadikan Suny sebagai batu loncatan agar dapat dekat dengan Seokjin.

Lagipula apa susahnya sih mendekati langsung orangnya? Kenapa harus menjadikan Suny sebagai perantaranya?

Meski sama-sama cewek Suny tidak mengerti dengan jalan pikiran cewek-cewek yang selama ini mendekatinya hanya karena ingin dekat dengan Seokjin.

"Namaku Loli. Aku sekelas dengan Seokjin. Maaf kalau kemarin aku gak kenalin diri dulu." Cewek itu memperkenalkan dirinya sendiri tanpa Suny bertanya.

Suny akhirnya balas menoleh pada cewek bernama Loli itu sembari terus berjalan menuju kelasnya. Loli yang diperhatikan oleh Suny memberikan senyum manis.

"Kamu Suny 'kan?" sambar Loli langsung. Suny hanya balas mengangguk kecil.

Loli menghentikan langkah kakinya. Anehnya Suny juga ikut-ikutan berhenti. Kenapa dia jadi ikutan? Padahal dia bisa saja terus berjalan tanpa menghiraukan Loli.

"Suny," panggil Loli yang membuat Suny menoleh pada cewek itu.

"Kamu bisa bantuin aku buat deketin Seokjin gak? Ayolah nanti apapun yang kamu mau aku kasih deh! Ya, mau ya!" pinta Loli dengan bersemangat.

Suny hanya diam memerhatikan raut wajah Loli yang begitu antusias. Sebelum akhirnya memutar bola matanya dan berjalan cepat meninggalkan cewek itu.

Loli seketika merunduk lemas. Benar kata teman-temanya. Bukan hal yang mudah untuk membujuk Suny agar mau membantu mendekati Seokjin.

Tapi Loli tidak boleh patah semangat. Loli kembali mengakat kepalanya dan menatap Suny dari kejauhan sambil memasang ekspresi wajah mengelora. Dia tidak akan menyerah!

Loli memutuskan untuk pergi menuju ke kelasnya juga. Lagipula sebentar lagi akan masuk. Dia tidak menyadari sedari tadi ada seorang cowok yang memerhatikan dari kejauhan.

Tertulis tag nama di dada cowok itu, Bim. Setelah kepergian Loli dia memutuskan untuk melangkah pergi dari sana.

Bim melihat Suny sedang mempersiapkan buku-bukunya sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Dia segera menghampiri cewek itu dengan langkah cepat.

"Kamu ada urusan apa sama Loli?" Suara Bim mengalihkan perhatian Suny pada cowok di depannya. Matanya berkedip heran pada Bim.

Bim sekelas dengan Suny. Tapi dia tidak terlalu dekat dengan cowok yang menjabat sebagai ketua kelas itu. Makanya Suny bingung sendiri ketika Bim bertanya padanya tentang Loli.

"Aku gak ada urusan apa-apa sama dia. Dianya aja yang neror aku terus."

"Ngapain dia neror kamu?"

Suny terlihat berpikir. Tidak mungkin dia bilang kalau Loli mendekatinya karena ingin mendekati Seokjin.

"Gak, bukan apa-apa," jawab Suny sekenanya.

Saat Bim terlihat ingin berkata lagi, guru datang memasuki kelas sembari memberi salam hangat ciri khas perempuan paru baya itu.

Suny menghela napas lega saat Bim memutuskan pergi ke tempat duduknya. Tapi entah kenapa Suny merasa diperhatikan oleh cowok itu.

♡♡♡

Selama perjalanan menuju ke rumah mamanya. Seokjin merasakan cemas dipikirannya. Sesekali dia melihat ke luar kaca mobil untuk menenangkan diri.

Hingga akhirnya sampailah mereka berdua di depan gerbang rumah yang menjadi tujuan mereka. Wonju menelpon seseorang yang sepertinya mamanya. Hanya percakapan singkat sepertinya.

Wonju mengajak Seokjin turun dari mobil saat telpon itu berakhir. Seokjin memerhatikan rumah itu sesaat. Ini gawat dia merasakan kakinya gemetar.

Tapi Seokjin tetap mengikuti kakaknya ke depan gerbang rumah itu. Wonju memencet bel beberapa kali lalu tak berapa lama kemudian gerbang itu terbuka.

Di sana tampak mamanya yang sumringah menghampiri Wonju dan Seokjin lalu merangkul mereka berdua. Lena, mama merekapun menangis haru sembari mengelus pundak kedua putranya.

"Mama sangat rindu dengan kalian berdua. Kalian sudah tumbuh dewasa," haru Lena melepas rangkulanya.

"Kami juga rindu sama Mama," sahut Wonju.

"Kalian berdua benar-benar mirip seperti papa kalian waktu muda dulu," seru Lena tertawa kecil mengusap pipi Seokjin. "Anak-anak mama tumbuh jadi lelaki yang tampan."

Seokjin sedari tadi hanya diam. Karena di sana di belakang mamanya ada pria itu. Pria yang dulu membawa pergi mamanya dari rumah.

Dia menatap wajah pria itu dengan tatapan dingin. Setelah bertahun-tahun Seokjin masih ingat jelas wajah pria itu.

"Kamu kenapa di sini?" tanya Seokjin ketus pada pria itu. Membuat Lena berbalik melihat pada Osan, suaminya.

Osan tidak menanggapi pria itu hanya diam. Seokjin benar-benar geram pada pria itu. Tangannya pun sudah terkepal menahan emosinya.

"Kenapa kamu hanya diam? Aku bertanya padamu. Kenapa kamu di sini?"

"Seokjin," ucap Wonju mengingatkan adiknya untuk menahan diri.

"Seokjin, mama dan dia sudah menikah. Jadi bagaimanapun dia adalah papa tirimu. Mama harap kamu bisa dekat dengan papa tirimu," jelas Lena lembut pada Seokjin yang sepertinya masih tidak suka dengan Osan.

"Papa tiri?!" sahut Seokjin dengan rahang mengeras.

Dia jadi ingat dulu saat Mamanya pergi dari rumah. Mamanya bilang kalau pria itu adalah papa barunya. Jadi saat itu mamanya dan pria itu sudah menikah?

Emosi Seokjin semakin naik. Dia melangkah mundur lalu berlari dari sana. Dia tidak peduli pada seruan Wonju dan Lena yang memanggilnya. Tanpa terasa air matanya mengalir di pipinya dan napasnya pun tersengal-sengal karena berlari.


♡♡♡

Suny memutuskan untuk pulang jalan kaki. Ada sesuatu yang ingin dibeli olehnya. Suny sudah menelpon pak supir agar tidak menjemputnya. Tidak enak jika harus merepotkan pak supir untuk mengantarnya ke sana.

Tapi Suny merasa ada seseorang yang mengikutinya. Dengan hati-hati dia mengambil handphonenya dan menghidupkan kamera seolah ingin berfoto selfie. Padahal dia ingin mengecek siapa orang yang mengikutinya dari tadi.

Suny mengerutkan keningnya heran. Ternyata orang yang mengikutinya adalah Bim si ketua kelas. Ini benar-benar aneh pikir Suny. Tadi pagi cowok itu tiba-tiba bicara padanya tentang Loli dan sekarang mengikutinya saat pulang sekolah!

Perlahan Suny memasukan kembali handphonenya ke dalam tas lalu mulai mempercepat jalannya. Mengetahui Suny yang sepertinya sadar Bim ikuti. Cowok itu akhirnya juga mempergesit langkah kakinya agar tidak kehilangan jejak Suny.

Suny semakin was-was dibuntuti oleh Bim. Dia harus lari! Suny takut jika cowok itu ingin macam-macam padanya. Ini semua gara-gara si Loli itu. Suny jadi dapat masalah.

Suny berlari secepat yang dia bisa. Hingga tanpa sadar menabrak seorang cowok. Tabrakan itu cukup keras hingga Suny terjatuh.

Suny meringis akibat terjatuh. Tapi Suny heran saat mendengar sepertinya cowok yang bertabrakan dengannya menangis. Lho, bukannya Suny yang jatuh? Kenapa malah cowok itu yang menangis?

Saat Suny mendongak ke atas matanya melebar tidak percaya. Ternyata cowok itu Seokjin. Tapi kenapa Seokjin menangis? Lalu kenapa dia di sini?








My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang