28 [TAMAT]

176 32 19
                                    

Terima Kasih Pangeran Yang Baik Hati

5 Tahun Kemudian

MUSIM GUGUR membuat daun-daun yang kering berjatuhan di atas rumput pemakaman yang hijau. Di salah satu makam itu ada Seokjin, Suny dan anak laki-laki mereka yang masih berumur 3 tahun, Kim Jeeyeon. Mereka bertiga sedang mengunjungi makam milik Yoosun bersama. Karena hari ini adalah peringatan ke lima tahun meninggalnya Yoosun.

Setelah 2 tahun Yoosun meninggal. Seokjin dan Suny akhirnya memutuskan untuk menikah. Sebenarnya Suny sempat mengalami depresi berat yang sampai membuatnya harus menjalani terapi ke psikiater setiap minggunya.

Suny juga awalnya enggan menerima ajakan Seokjin untuk menikah. Tapi Seokjin selalu ada untuknya di masa-masa sulit seperti itu. Tanpa Seokjin, Suny tidak yakin bisa bertahan sampai sekarang.

Jadi Suny akhirnya menerima ajak menikah dari Seokjin. Dia sudah yakin bahwa pria itu adalah pasangan yang tepat untuknya. Karena memang dari awal dia juga sebenarnya sangat mencintai Seokjin.

Kehadiran Jeeyeon dalam kehidupan rumah tangga mereka membawa warna baru dalam hidup Suny. Sedikit demi sedikit luka yang dia rasakan karena kehilangan sosok Yoosun dapat terobati. Tapi tetap saja, dia masih tidak bisa melupakan sosok puteranya itu begitu saja.

"Kalian duluan saja ke mobilnya, aku ingin di sini sedikit lebih lama," ujar Suny seraya memberikan Jeeyeon pada Seokjin.

"Baiklah, Jeeyeon ayo lambaikan tanganmu pada kakakmu. Kakak Yoosun kami pulang dulu ya, sampai jumpa lagi," pamit Seokjin menggerakan tangan Jeeyeon yang masih berumur 3 tahun itu.

Setelah Seokjin dan putera mereka pergi. Kini hanya Suny sendiri di sana. Lama dia pandangi makan Yoosun di hadapannya. Seulas senyum terukir di wajahnya yang jelas-jelas menampakan kesedihan.

"Yoosun, putera ibu. Apa kabarmu di sana? Ibu sangat merindukanmu di sini."

"Ibu pamit dulu ya, tidur yang nyenyak. Nanti pagi akan ibu bangunkan. Besok kan kamu harus sekolah," ucap Suny tersenyum ketir, mengelus pusara makan milik Yoosun yang sudah ditumbuhi oleh rumput-rumput yang hijau. Sesaat kemudian Suny akhirnya bangkit lalu beranjak pergi dari sana.

"Ibu!"

"Ibu aku pulang."

Seketika bayangan Yoosun kecil dulu kembali hadir dalam ingatan Suny. Dia kembali menatap makam Yoosun yang sudah cukup jauh dari posisinya saat ini.

"Ibu baru pulang kerja?"

"Kenapa ibu selalu pulang malam-malam?"

"Ibu tadi aku diajari membaca oleh gururku di sekolah lho."

"Ibu apa aku boleh bertanya? Apa aku punya seorang ayah? Teman-teman di kelasku selalu mengejekku karena tidak punya ayah. Katanya aku adalah anak yang tidak diinginkan. Apa benar begitu Bu?"

"Hari ini kami belajar mengambar, aku menggambar kamarku, Ibu mau lihat?"

"Ibu, apa sekolah smp itu menyenangkan?"

"Ibu sore ini aku ijin keluar ya. Aku di ajak main bola sama teman-teman baruku. Mereka adalah teman sekelasku."

"Ibu aku mendapat beasiswa di sekolah sma yang terkenal di kota ini."

"Tadi di sekolah ada cewek aneh Bu. Namanya Mihi."

"Ibu kenapa sedih?"

"Ibu jangan sedih lagi ya, aku jadi ikut sedih kalau melihat ibu sedih."

"Ibu."

"Iya?" sahut Suny pada Yoosun yang sedang sarapan pagi ketika akan berangkat sekolah.

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang