pangeranbulan🌙
SAAT INI seperti biasa Suny sedang membaca buku di perpustakaan ketika jam istirahat pertama. Dia hanyut dalam bacaanya hingga duduk seseorang di sampingnya.
Awalnya Suny hanya menoleh sesaat pada orang itu. Hingga dia menyadari siapa orang yang sedang berada di sampingnya saat ini.
Suny melirik pada orang di sampingnya takut-takut. Kenapa Bim duduk di sampingnya?
Mungkin itu sesuatu hal yang biasa.
Tapi mengingat kejadian kemarin. Jelas itu membuat Suny merasa tidak nyaman. Apa dia harus pergi?Saat Suny akan beranjak dari duduknya. Tiba-tiba Bim menahan bahunya dan menyuruh Suny untuk duduk kembali.
"Udah duduk di sini aja. Mau pergi kemana sih?"
Suny semakin ketakutan. Jelas ada maksud tertentu alasan Bim melakukan ini. Dia menoleh pada Bim. Cowok itu balas menatapnya.
Suny menelan ludahnya pelan. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Kenapa juga dia harus menghadapi situasi ini? Loli, gara-gara cewek itu Suny harus berurusan dengan Bim.
"Aku gak mau ngapain-ngapain kamu kok. Aku cuma mau tanya sesuatu ke kamu."
Suny mengedipkan matanya beberapa kali gugup. "Tanya apa?"
"Kamu bantuin Loli deketin Seokjin ya?"
"Gak kok! Aku sama sekali gak bantuin dia deketin Seokjin!" terang Suny menggelangkan kepalanya.
"Kamu jawab jujur 'kan?"
Bim meremas bahu Suny serta menatap tajam pada cewek itu. Membuat Suny tambah katakutan dan balas mengangguk pelan.
"Bagus deh. Sekarang kamu lanjutin aja baca bukunya."
Bim kini mengalihkan perhatiannya pada buku yang tadi dia bawa. Suny menghela napas pelan. Dia melirik pada sosok di sampingnya.
Kenapa cowok itu tidak pergi? Bukanya dia sudah selesai dengan urusannya? Dia ke sini 'kan hanya datang untuk bertanya padanya. Heran Suny tidak fokus pada bacaannya.
"Gak usah heran gitu. Aku sekarang emang mau baca buku ini. Kamu kira aku alasan doank bawa buku ini buat tanya sesuatu ke kamu?"
Bisa saja Bim menebak isi pikiran cewek itu. Akhirnya Suny mencoba untuk kembali fokus pada buku yang tadi dia baca.
Diam-diam Suny melihat bacaan Bim. Suny sedikit terkejut. Buku yang dibaca cowok itu adalah buku kelas tiga. Padahal mereka masih duduk di bangku kelas dua.
Jadi ini rahasia dari seorang yang memiliki nilai tertinggi satu angkatan? Pantas saja pikir Suny dia tidak pernah bisa menang dari Bim dan selalu berada diperingkat di bawah cowok itu.
Tanpa terasa waktu istirahat pertama berakhir. Suny beranjak dari tempat duduknya. Dia melihat Bim masih fokus membaca buku.
"Kamu gak mau masuk?" tanya Suny pelan masih takut-takut berbicara dengan cowok itu.
"Bentar lagi. Kamu duluan aja."
Suny akhirnya berjalan meninggalkan Bim di sana. Saat dalam perjalanan menuju kelas Suny mendapat notifikasi sebuah pesan masuk.
Saat mengecek pesan dari Seokjin Suny kaget bukan main. Cowok itu mengirimkan sebuah foto dirinya dan Bim yang sedang duduk berdampingan membaca buku.
Seokjin menuliskan pesan di bawahnya. 'Cie siapa tuh' dengan emoji tertawa sepanjang satu baris penuh.
Suny terheran-heran. Darimana Seokjin mendapatkan foto itu? Suny yakin bukan cowok itu sendiri yang mengambil foto itu. Karena saat ini kelas Seokjin sedang praktek lari di luar sekolah.
Dia tidak menyangka bisa-bisanya seseorang mengambil fotonya saat sedang berada di perpustakaan dan mengirimnya pada Seokjin.
♡♡♡
Suny buru-buru mencari jalan lain saat dia melihat Loli di lorong kelas. Tapi terlambat, Loli sudah melihatnya dan sepertinya cewek itu memang sengaja menunggu Suny di sana.Loli berjalan cepat mengejar Suny. Dia dapat melihat wajah masam Suny saat melihatnya. Ah begitu saja tidak akan membuat Loli mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan cewek itu.
"Suny kamu mau ke mana?" tanya Loli saat sudah berada di samping cewek itu.
"Kantin," jawab Suny singkat mempercepat langkahnya.
"Aku ikut ya! Sekalian ada sesuatu yang aku mau titipin ke kamu. Nanti aku traktir deh."
Loli menunjukan bungkusan berwarna coklat muda yang dia pegang. Niatnya bertemu dengan Suny adalah untuk memberikan itu.
Suny menghentikan langkahnya tiba-tiba membuat Loli juga ikut berhenti. Dia melihat Suny menatap padanya dingin.
"Gak perlu. Kamu mau titipin itu ke Seokjin 'kan? Sudahku bilang dari awal. Aku gak mau bantuin kamu buat deketin dia."
Selesai berbicara seperti itu Suny pergi meninggalkan Loli begitu saja. Loli masih terdiam ditempatnya. Dia tertunduk menatap pada bungkusan di tangannya dengan perasaan sedih.
Apakah sesulit itu meminta bantuan Suny? Loli langsung patah semangat. Padahal ini adalah hadiah pertama yang Loli berikan untuk Seokjin setelah mengumpulkan keberanian.
Suny mengepalkan tanganya. Dia menoleh ke belakang sesaat. Loli sepertinya diam menundukan kepalanya di sana. Apa dia terlalu kasar pada cewek itu?
Tapi jika Suny tidak begini. Bim pasti akan terus menerornya. Suny benar-benar tidak sanggup jika harus diteror oleh cowok itu terus-terusan.
Saat Loli hendak pergi dari sana. Tiba-tiba saja Bim yang sedari tadi memerhatikan mereka diam-diam muncul. Loli kaget saat melihat cowok itu di sana.
"Eh Bim kamu kenapa di sini?"
Cowok itu tidak menjawab dia dengan wajah dinginya terus mendekat pada Loli lalu mengambil alih bungkusan bewarna coklat muda itu dari tangan Loli.
Bim lalu beranjak pergi entah ke mana. Loli terkejut atas sikap Bim. Apa yang akan Bim perbuat dengan bungkusan itu?
"Eh Bim mau kamu kemanain itu hadianya?!" teriak Loli mengikuti kemana Bim pergi.
Loli baru menyadari kemana perginya Bim. Cowok itu menuju kelasnya. Kenapa Bim pergi ke kelasnya? Dia semakin penasaran apa yang akan Bim lakukan.
Bim masuk lebih dulu ke dalam kelas. Saat Loli hendak masuk ke sana dia benar-benar terkejut bukan main. Bim datang menghampiri Seokjin!
Seokjin yang sedang sibuk bermain game heran dengan kedatangan Bim. Hingga dia menyadari bahwa cowok itu adalah orang yang sama yang bersama dengan Suny di perpustakaan.
Seokjin memerhatikan bungkusan yang diletakan cowok itu di atas mejanya. Dia pikir mungkin itu titipan untuk Suny.
Wah pikir Seokjin. Baru kali ini Suny mendapat hadiah dari seorang cowok. Seokjin tersenyum geli membayangkan Suny yang pada akhirnya dekat dengan seorang cowok.
Dari dulu Seokjin selalu penasaran seperti apa tipe cowok Suny. Ternyata seperti cowok di hadapanya ini. Tidak buruk juga. Meski tidak setampan dirinya pikir Seokjin.
"Buat Suny ya?" tebak Seokjin pada cowok itu.
"Bukan itu buat kamu."
Seokjin mengerutkan keningnya heran. Hah? Untuknya? Jadi itu bukan buat Suny? Dia benar-benar bingung saat ini.
"Buat aku?"
"Iya, di sana ada suratnya. Kamu baca saja."
Setelah berkata seperti itu Bim pergi dari sana. Saat hendak keluar kelas dia berpapasan dengan Loli. Cewek itu benar-benar shok atas tindakan Bim.
Sementara Seokjin tidak kalah bingungnya dengan apa yang terjadi. Dia melihat ke dalam bungkusan yang tadi diberikan oleh cowok itu. Isinya adalah sebuah jaket.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Friend - Kim Seokjin BTS
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...