22

171 32 23
                                    

Telah Jatuh Cinta

MIHI TIDAK menyangka kalau saat ini dia akhirnya bersama dengan Yoosun. Padahal belakangan ini dia berniat untuk menjauhi cowok itu. Malah gagal total saat cowok itu tiba-tiba menawarkan untuk mengantarnya pergi latihan.

Sebenarnya alasan Mihi menjauhi Yoosun karena dia cemburu. Dia cemburu pada Yoosun karena kini Papa Seokjin sudah dekat dengan cowok itu. Ya, memang sih Yoosun adalah putera kandung dari Papa Seokjin. Tapi tetap saja dia merasa cemburu melihat mereka berdua akrab begitu.

Bahkan sebenarnya Mihi tidak ingin kenal dengan Yoosun lagi. Mihi bingung dengan perasaannya sendiri. Di satu sisi dia membenci cowok itu. Tapi di sisi lain dia sebenarnya sudah merasa nyaman bersama Yoosun.

Mihi benci dengan keadaan yang terjadi padanya saat ini. Padahal dia sudah merencanakan semuanya untuk membalas dendam pada Yoosun dan Tante Suny. Tapi kenapa sekarang dia malah ragu?

Setelah semua kejadian dan momen-momen yang Mihi lewati bersama Yoosun. Dia tidak yakin jika harus membalas dendam pada cowok itu. Dan sekarang buktinya setelah Mihi sengaja menjauhi Yoosun. Justru cowok itu menawarinya untuk mengantar ke tempat latihan.

Mihi mengeratkan rangkulan tangannya pada tubuh Yoosun yang kini sedang memboncengnya. Dia menatap wajah cowok itu yang kini fokus pada jalanan di depan sana. Sepertinya sekarang Mihi telah jatuh cinta dengan Yoosun.

Sulit bagi Mihi untuk mengakuinya tapi hatinya berkata seperti itu. Perasaan benci yang sangat besar untuk cowok itu. Kini berganti menjadi rasa suka yang membuat hatinya kebingungan.

Tidak, Mihi sama sekali tidak suka pada Yoosun hanya karena wajahnya yang tampan itu. Tapi sikap dan perlakuan cowok itulah yang membuat hatinya luluh.

Selama ini Mihi selalu sendirian. Setelah bertemu dengan Yoosun ada banyak hal yang telah dia lalui bersama cowok itu. Meski ini semua terjadi karena rencana balas dendamnya. Tapi tetap saja sikap dan perlakuan Yoosun murni datang dari cowok itu. Sama sekali bukan bagian dari rencananya.

Mihi tersenyum tipis menyandarkan kepalanya pada punggung bidang Yoosun. Menatap pada indahnya sungai saat mereka melewati sebuah jembatan. Di hari yang mendung itu. Mihi merasakan kehangatan tubuh Yoosun yang menyenangkan hatinya.

Ketika menuju podium penonton. Yoosun kembali melihat beberapa orang cowok penggemar Mihi di sana. Mereka sudah sangat bersemangat untuk melihat Mihi latihan siang itu.

Tak berapa lama kemudian anggota balet mulai naik ke atas panggung. Mihi yang melihat Yoosun menonton di bangku podium di atas sana tersenyum manis.

Hal itu justru membuat cowok-cowok penggemarnya kegirangan bukan main. "Kamu lihat kan! Tadi dia tersenyum ke arah kita!"

"Iya, iya! Aku juga lihat! Apakah ini mimpi?"

"Benar sekali! Padahal kemarin-kemarin dia kelihatan sedih tapi sekarang justru tersenyum manis seperti itu. Ini benar-benar tidak dapat diduga!"

Anggota balet pun mulai melakukan sesi latihan. Seperti biasa, Mihi melakukan latihan seolah sedang bertanding saja. Gerakannya sangat enerjik dan juga kharismanya sungguh mempesona. Dia melakukan latihan itu dengan sungguh-sungguh.

Latihan siang itu telah berakhir. Mihi dan Yoosun berjalan bersama keluar dari gedung itu hendak menuju parkiran dimana motor Yoosun berada.

Tapi belum sampai mereka di sana. Datang seseorang yang menghampiri mereka berdua. Orang itu tidak lain adalah Jeyun. Kenapa cowok itu datang ke sini pikir Yoosun.

"Kak Jeyun!" sambut Mihi bersemangat pada cowok itu. Sudah lama dia tidak bertemu dengan Jeyun  yang sekarang sudah sibuk bekerja sebagai seorang CEO di perusahaan milik keluarganya.

Meskipun sekarang Papa Seokjin dan mamanya sudah bercerai. Tapi hubungan Mihi dengan sepupunya itu masih sangat dekat. Itu karena mereka berdua telah saling mengenal sejak kecil.

"Bagaimana kabarmu, Mihi?" tanya Jeyun mengusap puncak kepala gadis itu tersenyum lembut. Yoosun yang melihat itu mengerutkan dahinya tidak senang.

"Keadaanku baik Kak. Aku baru saja selesai latihan tadi. Kak Jeyun ke sini mau melihatku latihan ya?"

Jeyun menggeleng pelan. "Tidak, aku ke sini ingin menjemputmu. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan berdua denganmu," ujarnya melirik pada Yoosun seolah mengatakan secara tidak langsung bahwa Jeyun ingin cowok itu pergi dari sana.

"Apa itu?" sahut Mihi antusias. Kemudian dia menoleh pada Yoosun tidak enak. Padahal dia sudah janjian untuk pulang dengan cowok itu.

"Yoosun maaf ya. Sepertinya aku akan pulang dengan Kak Jeyun. Kamu tidak apa-apa 'kan pulang duluan?"

Yoosun balas mengangguk pelan. Mencoba bersikap santai padahal ada bagian di dadanya yang terasa ngilu. "Kalau begitu aku pergi duluan ya," pamit Yoosun memilih pergi dari sana.

Setelah berjalan agak jauh. Yoosun melihat Mihi dan Jeyun yang sangat akrab sekali. Lalu mereka berdua kemudian masuk ke dalam mobil hitam mewah itu bersama. Entah mau pergi kemana.

Yoosun mendengus geli menatap pada helm yang tadi dipakai oleh Mihi. Dia menendang ban motornya sedikit kesal. Jelas saja Mihi lebih memilih pulang bersama Jeyun yang punya mobil mewah itu daripada dengan motornya.

***

Saat ini Mihi dan Jeyun sedang makan bersama di restoran milik mamanya cewek itu. Jeyun mengajak Mihi ke sana sekalian untuk menyampaikan sesuatu pada cewek itu.

"Jadi minggu depan aku akan pergi ke luar negeri," ucap Jeyun memulai pembicaraan. Dari raut wajahnya sudah menunjukan suatu rasa bersalah.

"Jadi seperti yang kamu tahu. Sepertinya aku tidak bisa hadir di acara lomba kamu nanti. Aku minta maaf padamu ya, Mihi."

Mihi balas menggeleng pelan seraya tersenyum kecil. "Tidak apa-apa kok Kak. Lagipula itu hanya lomba biasa. Nanti kalau aku ada lomba lagi  Kak Jeyun 'kan bisa datang."

"Tapi kamu sering membicarakan tentang lomba balet ini padaku. Jadi aku kira ini lomba yang sangat berarti untukmu. Biasanya juga kamu tidak antusias kalau ikut lomba. Tapi kali ini kamu kelihatan bersemangat."

Mihi tersenyum tipis saat mendengar perkataan Kak Jeyun barusan. Memikirkan tentang seseorang "Entahlah, hanya saja lomba balet kali ini. Aku merasa ada sesuatu yang membuatku lebih semangat dan antusias."

"Ngomong-ngomong ada yang ingin aku tanyakan padamu, Mihi."

"Hm, apa itu Kak?" sahut Mihi yang kini melihat wajah Kak Jeyun yang berubah serius.

"Pria bertopeng misterius yang kemarin menembak Paman Seokjin. Apa itu orang suruhanmu?" tanya Jeyun menatap pada cewek itu menunggu jawaban.

Mihi menelan ludahnya berat. Apa jangan-jangan Kak Jeyun sudah tahu? Buru-buru dia menggelengkan kepalanya. "Tidak Kak, aku sama sekali tidak tahu tentang pria bertopeng itu."

"Pria bertopeng apa yang sedang kalian bicarakan?" seru Seokjin yang mendadak menghampiri Mihi dan Jeyun. Membuat Mihi tersentak kaget. Sejak kapan Papa Seokjin ada di sana?

...

Np : Aku sekarang masih sibuk urus laporan magangku :') entah kenapa rasanya malas banget ngerjainya wkwk Nilai uas jg udah keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Np : Aku sekarang masih sibuk urus laporan magangku :') entah kenapa rasanya malas banget ngerjainya wkwk
Nilai uas jg udah keluar. Mayanlah hasilnya sama aja kayak semester kemarin hihi

MY PRINCE FRIEND 3, 1 Juli 2021.

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang