14

713 91 1
                                    

pangeranbulan🌙


SETELAH SELESAI berpamitan dengan Bim. Suny memutuskan untuk buru-buru ke kamarnya. Karena keadaan bajunya yang basah kuyup.

Tapi tiba-tiba saja seseorang memegang tangan Suny menahan cewek itu yang sedang terburu-buru. Sontak Suny menoleh ternyata itu ulah Seokjin.

"Seokjin," seru Suny bersemangat melihat wajah cowok itu. Tapi tidak dengan Seokjin dia tidak terlihat seperti biasanya.

"Kamu sama Bim habis dari mana?" tanya cowok itu dengan nada suara serius. Membuat keadaan yang dingin karena sehabis hujan semakin terasa dingin.

Suny bingung harus menjawab apa. Mungkinkah tadi cowok itu melihat Bim mengantarnya di depan gerbang? Ah seharusnya Suny tidak perlu minta diantar sampai depan gerbang.

"Aku mau ganti baju dulu ya. Basah kuyup nih dingin banget," kilah Suny menghindari pertanyaan itu tapi dia jujur saat ini dia benar-benar kedinginan.

Seokjin melepas pegangan tangannya pada pergelangan tangan cewek itu. Suny yang merasa mendapat kode hijau berbalik badan hendak pergi ke kamarnya.

"Aku tahu kok kamu sama dia tadi ngikutin aku sama Loli yang lagi ngedate. Kamu kira aku gak nyadar ya?" ucapan Seokjin membuat cewek itu kembali berbalik badan.

Seokjin tersenyum sinis. "Kalian mesra banget tadi. Sebenarnya yang lagi ngedate itu aku sama Loli atau kamu sama Bim ya?"

Suny tidak tahu harus berkata apa pada Seokjin yang saat ini menatap tajam padanya. Sungguh dia merasa cowok itu tidak seperti Seokjin yang dia kenal.

"Seokjin," ucap Suny pelan. Cowok itu akhirnya melangkah pergi meninggalkanya dalam keheningan.

Jari tangan Suny bergetar tapi bukan karena saat ini dia sedang kedinginan. Tapi ini semua terjadi padanya karena hatinya yang sedang mengalami kesedihan yang amat dalam.

Baru kali ini Seokjin bersikap seperti itu selama Suny mengenal cowok itu. Kejadian yang mengejutkan itu sungguh membuat dadanya sesak.

Cukup lama Suny terdiam di tempat. Entah kenapa kakinya terasa lemas sekali saat ini. Jangankan untuk berjalan berdiri saja rasanya terasa berat baginya.

Saat Suny tak dapat lagi menahan sesak di dadanya. Buliran air matanya pun jatuh membasahi pipinya. Suny mengusap cepat wajahnya saat ini.

Dia lalu berlari kencang menuju kamarnya. Saat itu ibunya sedang tidak ada di kamar. Suny tidak peduli dengan kondisinya yang basah kuyup. Dia merebahkan diri di kasur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Suny menangis sejadi-jadinya saat itu. Suara tangisannya terdengar samar-samar dari balik selimut. Hingga akhirnya benar-benar tidak terdengar saat hujan kembali turun.

Sepertinya langit masih belum puas menangis tadi jadi sekarang langit pun memutuskan untuk kembali menangis bersama Suny.

Suny terus menangis hingga waktu yang cukup lama sampai tanpa sadar dia tertidur. Malam itu dia bermimpi tentang masa kecilnya dulu.

Saat itu setelah acara berpamitan dengan teman-temanya karena akan pindah. Waktu itu juga sedang hujan deras padahal cuacanya cerah saja.

Dia ingat saat di jalan hendak pulang
Ada mobil yang melaju dengan kencangnya di tengah derasnya hujan. Walau kejadianya sangat cepat Suny ingat jelas ada seorang wanita yang menangis di dalam mobil itu.

Sekarang Suny ingat. Wanita yang saat itu dia lihat adalah mamanya Seokjin. Cowok itu juga cerita kalau kepergian mamanya bersamaan dengan hari kedatangan mereka ke rumah Seokjin.


♡♡♡

Suny akhirnya membukakan matanya tapi dia merasakan tubuhnya yang terasa berat dan tidak nyaman. Ada sesuatu yang menempel di dahinya sepertinya sebuah kompres.

Suny memegangi benda itu heran. Lalu tak lama pintu kamar pun terbuka. Ternyata ibunya yang datang.

"Bangun juga kamu akhirnya. Kamu saat ini lagi demam. Kamu sih aneh-aneh saja tiduran baju masih basah kuyup gitu."

Suny memerhatikan pakaianya sudah berubah. Sepertinya ibunya yang sudah mengganti pakaianya. Sekarang badanya terasa lemas sekali.

"Terus Seokjin gimana Bu? Hari ini dia sekolah 'kan," tanya Suny kepikiran tentang cowok itu.

"Dia pergi sekolah sendiri tadi. Ibu bilang kamu lagi demam makanya gak bisa sekolah hari ini," Manda berhenti berbicara saat sibuk mengibas-ngibaskan selimut yang basah akibat ulah Suny semalam. Rencanya dia akan mencuci selimut itu.

"Tadi dia kelihatan cemas gitu pas tahu kamu sakit. Tapi ibu suruh jenguk kamu dianya malah gak mau," lanjut Manda sembari sibuk berkemas.

"Kamu istirahat dulu ya ibu jemur ini dulu. Nanti ibu bawain kamu bubur yang tadi ibu udah bikinin buat kamu," seru wanita paruh baya itu pada putrinya sebelum meninggalkan kamar dengan membawa keranjang berisikan pakaian dan selimut kotor.

Suny hanya balas menangguk pelan. Kemudian menatap pada jendela kamar yang terbuka. Sinar matahari sedikit menyilaukan pandanganya.

Hingga akhirnya dia beralih menatap pada aquarium mini yang berisikan ikan hias di atas meja di samping jendela. Ada sesuatu yang aneh Suny sadari saat melihat aquarium itu.

Di dalam sana terlihat beberapa pelet ikan. Padahal semalam dan pagi ini Suny belum memberi makan ikan hias itu. Ibunya tidak mungkin melakukan hal itu.

Saat melihat ikan hias itu justru ibunya menyuruh Suny untuk mengembalikan saja ikan hias itu. Karena ibunya bilang Suny hanya akan menelantarkan ikan hias itu saja sama seperti waktu dia kecil dulu. Sampai ikan hias peliharaanya mati.

Tapi Suny berjanji akan mengurus ikan hias itu dengan sungguh-sungguh. Akhirnya ibunya mengalah dan mengijinkanya memelihara ikan hias itu. Dengan catatan ibunya tidak mau ikut campur mengurus ikan itu.

Tiba-tiba terbesit di pikirannya kalau itu adalah perbuatan Seokjin. Ya, siapa lagi orang di rumah ini yang peduli tentang ikan hias itu selain dirinya dan cowok itu.

Tapi bukanya tadi ibunya cerita kalau Seokjin tidak mau menjenguk dia yang sedang sakit? Suny jadi bingung sendiri saat ini.






My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang