20

719 81 5
                                    

My Prince Friend

PRIA ITU terdiam saat mantan istrinya menampar pipinya barusan. Matanya berkedip beberapa kali, sepertinya dia tidak menyangka akan diperlakukan seperti itu.

Manda yang dia kenal memiliki sifat lemah lembut baru saja menamparnya. Itu menandakan betapa wanita itu sangat marah padanya. Ya, dia memang pantas mendapatkan tamparan dari wanita yang telah dia tinggalkan dalam keadaan mengandung itu.

"Aku minta maaf karena sudah tinggalin kamu dengan keadaan kamu yang masih mengandung. Aku tahu aku gak pantes dapat maaf dari kamu," jelasnya dengan kepala tertunduk.

Dia tidak sanggup menatap wajah wanita yang sangat dia cintai itu melihatnya dengan tatapan kekecewaan. Betapa beraninya dia bertemu dengan Manda seperti ini. Dia seharusnya malu pada dirinya sendiri.

"Semenjak aku pergi tinggalin kamu ada banyak hal yang terjadi di hidup aku. Aku dipecat dari kerjaan lama aku dan harus kerja jadi sopir pribadi. Ini semua pasti balasan karena kesalahan aku ke kamu Manda."

Kali ini pria itu Manda lihat meneteskan air matanya. Dengan keadaan kepala yang masih tertunduk. Dia mengusap matanya yang berlinang air mata dengan lengan jasnya.

Beberapa orang yang duduk di dekat mereka memerhatikan pria itu untuk sesaat. Orang-orang itu kembali mengalihkan pandanganya ketika Manda balas melihat ke arah mereka.

Manda tidak senang melihat pria itu jadi bahan tontonan. Perlahan tangannya terulur mengusap pundak mantan suaminya itu.

"Saat aku coba cari kamu. Aku gak bisa temuin kamu di rumah kita karena katanya kamu sudah pindah. Aku coba tanya ke teman-teman kamu mereka juga bilang gak tahu. Aku pikir kamu sudah pergi jauh entah ke mana. Selama ini aku terus kepikiran sama kamu dan bagaimana keadaan kamu."

Manda pikir hanya dia yang merasakan penderitaan karena kejadian beberapa tahun silam. Ternyata pria itu juga merasakan hal yang sama.

"Jadi kamu cuma kerja jadi sopirnya nyonya Lena?" tanya Manda mengalihkan topik pembicaraan.

Dia tidak ingin membuat pria itu semakin merasa bersalah saat ini. Melihat pria yang sangat dia cintai menangis seperti itu bukanlah hal yang mengenakan untuk dia lihat.

Pria itu mengangguk pelan di sela isakan tangisnya. "Aku kerja jadi sopirnya baru-baru ini semenjak dia balik ke Korea. Sebelumnya aku sudah gonta-ganti jadi sopir pribadi orang-orang."

"Kamu selama ini jadi sopir? Bukanya kamu katanya pergi ke luar negeri?"

Pria itu kembali terisak mendengar pertanyaan dari Manda. "Aku bilang seperti itu agar kamu tidak mencari-cari aku lagi."

Manda tersenyum masam mengetahui kebohongan yang selama ini dia percayai. Semenjak mendengar kabar bahwa mantan suaminya pergi ke luar negeri.

Harapannya untuk mencari pria itu memang mereda. Dia tidak punya cukup uang untuk bepergian sampai harus ke luar negeri. Apalagi dengan keadaanya yang baru melahirkan.

Lagipula sekalipun dia bertemu dengan pria itu apakah mereka akan kembali bersama lagi? Lebih baik Manda menggunakan sisa uang yang dia miliki untuk menyewa tempat tinggal.

"Sekecewa itu kamu sama aku Daen?"

Pria itu mengangkat wajahnya menatap pada Manda. Mendengar wanita itu memanggil namanya mengingatkanya kembali pada masa pertama kali mereka bertemu dulu.

Manda yang sedari tadi mencoba untuk tidak meluapkan emosinya tak dapat membendung luapan perasaanya yang terasa sesak mengetahui fakta barusan.

"Egois kamu!" kesal Manda yang tadinya sedang mengusap pundak pria itu kini malah memukulnya.

Daen mengaduh kesakitan, belum reda rasa sakit di wajahnya karena barusan ditampar oleh mantan istrinya itu, kini dia harus menerima kembali pukulan di lengan kanannya.

Dia mengusap-usap lengannya itu lalu usapnya terhenti saat melihat Manda yang meneteskan air matanya. Daen terdiam membisu untuk beberapa saat.

Sebelum akhirnya mengulurkan tanganya lalu mengusap pipi wanita di hadapanya itu. Kini malah Manda yang balik terdiam membisu. Ditambah mendapat tatapan seperti itu dari Daen.


♡♡♡


Bim merasa sangat kebingungan dengan sikap Suny yang menyuruhnya agar menjauhi cewek itu. Saat ditanya alasanya kenapa Suny bilang padanya agar tanyakan saja pada Loli.

Memangnya apa yang Loli perbuat pada cewek itu sampai Suny menyuruhnya agar menjauhinya?Pasti ada hal yang tidak beres.

Ketika berada di rumah tepatnya kamar Loli. Bim menanyakan apa penyebab dari Suny yang bersikap aneh padanya pada cewek itu.

"Oh itu, aku siram dia tadi pagi di toilet. Habisnya dia bikin kesal saja," jelas Loli dengan santainya sembari merebahkan diri di atas kasur empuknya.

Pantas saja keadaan rambut Suny terlihat lepek tadi pagi. Ternyata itu semua ulah dari Loli. Ini penyebab Suny menyuruhnya agar menjauhi cewek itu.

Pasti Suny berpikiran untuk tidak berhubungan dengan mereka lagi. Bim jadi terkena imbas karena kelakuan buruk Loli. Padahal dia tidak ada niatan buruk pada Suny.

"Kenapa kamu lakuin itu ke dia? Bukannya dia gak ada masalah ya sama kamu?"

Loli spontan bangkit dari tidurnya. Dia memandang aneh pada Bim. Tidak ada masalah apanya! Anak pembantu itu adalah biang masalah hubungannya dengan Seokjin.

"Dia masalah terbesar dalam hubungan aku dengan Seokjin, Bim!" teriak Loli kesal dengan pertanyaan yang barusan dilontarkan oleh cowok itu.

"Anak pembantu itu berani banget berhubungan sama Seokjin. Dia gak pantes dan gak sadar posisi dia itu dimana. Makanya aku sebarin tentang kebenaran kalau dia cuma anak pembantu bukan adiknya Seokjin. Tapi dia masih saja gak tahu malu dekatin Seokjin," jelas Loli dengan perasaan kesal sampai-sampai memukul kasur yang dia duduki.

"Jadi orang yang nyebarin tentang Suny itu kamu?"

Bim tidak percaya kalau Loli akan sejauh ini hanya karena cemburu pada Suny. Cewek itu sampai membuat Suny menangis karena di bully oleh murid-murid di sekolah.

"Iya aku yang ngelakuin itu semua. Lain kali kalau dia masih berani dekatin Seokjin. Aku bakal kasih pelajaran yang lebih lagi ke anak pembantu itu," sahut Loli dengan senyum jahat terukir di bibirnya.

"Aku kecewa sama kamu. Kamu ngehina dia anak pembantu di depan aku. Apa kamu lupa kalau aku juga anak pembantu hm?"

Setelah mengatakan itu Bim pergi meninggalkan kamar Loli. Tangannya terkepal kuat menahan emosinya.

"Bim bukan itu maksud aku," seru Loli berlari kecil menyusul cowok itu hingga sampai di depan kamarnya.

Dia akhirnya membiarkan Bim pergi. Pasti ucapannya sudah menyinggung cowok itu. Sebaiknya dia membiarkan Bim tenang dulu. Dia tahu benar watak Bim. Keadaan akan lebih buruk jika dia memaksakan untuk berbicara sekarang.

Loli kembali ke kamarnya sembari mengigit kecil bibirnya. Dia merasa sangat bersalah pada Bim saat ini. Ini semua karena dia yang terpancing emosi oleh Suny.

Suny, cewek itu benar-benar membuat Loli geram. Selain ingin menggangu hubunganya dengan Seokjin. Cewek itu ingin merusak hubunganya dengan Bim juga.


My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang