My Prince Friend
KAGET MENDENGAR suara Seokjin. Loli buru-buru mematikan sambungan telpon itu. Dia memegang handphonenya dengan gemetar.
Loli perlahan menaruh handphonenya di atas tempat tidur. Dia mengigit pelan jari tangannya yang gemetaran.
Raut wajahnya berubah sangat bahagia setelahnya. Loli senyum-senyum sendiri kemudian meloncat-loncat kecil gembira.
"Tadi Seokjin?!" teriak Loli menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Mengambil salah satu boneka berbentuk lumba-lumba dan memeluknya gemas.
Loli memang selalu bersemangat dan sedikit berlebihan jika menyangkut Seokjin. Cowok itu seperti artis idola bagi Loli.
Sejak pertama bertemu dengan Seokjin di sekolah menegah atas. Loli tidak terlalu sedih karena tidak jadi sekolah ke luar negeri.
Loli beruntung karena bisa satu kelas dengan Seokjin sejak tahun pertama masuk sekolah. Tapi Loli tidak beruntung karena tidak memiliki keberanian untuk dekat dengan cowok itu.
Selama ini dia hanya bisa diam dan mengagumi Seokjin. Terkadang dia iri pada cewek-cewek lain yang memiliki keberanian lebih untuk dekat dengan cowok itu.
Padahal orang-orang bilang Loli tipikal cewek yang memiliki penampilan yang menarik. Cowok-cowok sebenarnya banyak yang suka padanya. Tapi karena ada Bim. Mereka lebih memilih mundur sebelum mencoba.
Katanya jika terdengar kabar kalau ada yang coba-coba mendekati Loli. Bim akan langsung mengurus orang itu. Entah apa yang Bim lakukan tapi yang jelas itu bukan hal yang mengenakan.
Terbukti berkat itu saat ini jarang terdengar kabar kalau ada cowok yang menyukai Loli. Lagipula Loli tidak peduli pada hal itu.
Bagi Loli hanya Seokjin cowok yang mampu mencuri hatinya. Loli bahkan punya album foto yang beriskan foto-foto yang dia ambil diam-diam atau hasil dari stalking akun media sosial milik Seokjin.
Hingga pada akhirnya Loli mengetahui tentang keberadaan Suny. Cewek yang terlihat dekat dengan cowok pujaannya. Loli mendengar kabar kalau Suny adalah adiknya Seokjin.
Karena kata orang yang satu sekolah dengan Suny dan Seokjin sedari jaman sekolah kanak-kanak. Mereka berdua selalu diantar dan pulang bersama.
Loli akhirnya memulai langkah awalnya untuk mendekati Seokjin dengan mencari informasi dari Suny. Awalanya Loli pikir akan mudah. Tetapi ternyata tidak semudah itu.
Benar apa yang orang-orang katakan. Untuk dekat dengan Suny sama susahnya seperti mendekati Seokjin sendiri.
Tapi bagi Loli tidak ada jalan lain. Baginya yang tidak memiliki keberanian untuk mendekati Seokjin langsung. Suny adalah satu-satunya kesempatan yang dia miliki.
Rasanya suara Seokjin tadi masih terngiang-ngiang di kepala Loli. Suara yang cowok itu ucapkan padanya. Sungguh indah terdengar meski hanya satu patah kata.
"Halo?" Loli mengulangi bagaimana cara Seokjin berbicara di telpon tadi dengan wajah sumringah.
"Halo? Siapa ya?" panggil Seokjin padahal sambungan telpon itu sudah terputus.
"Kamu telponan sama siapa?"
Suny bertanya pada Seokjin. Tadi dia sedang pergi ke toliet umum. Dia pikir pasti ibunya yang menelpon karena Suny tidak pulang bersama pak supir. Suny lupa memberi tahu ibunya kalau dia akan pergi ke suatu tempat.
"Gak tahu. Aku jawab malah gak bales-bales sama orangnya."
Seokjin memberikan handphone itu pada Suny. Raut wajah cewek itu berubah heran menatap layar handphonenya.
"Ini udah dimatiin sambungan telponnya. Ih gimana sih kamu ini. Gak nyadar apa? " sebal Suny pada Seokjin.
Cowok itu balas nyengir. "Ya aku 'kan gak tau."
Ternyata bukan ibunya yang menelpon. Entah hanya nomer tidak dikenal. Pikir Suny paling cewek-cewek sekolah pengangum Seokjin. Dia tidak perlu repot-repot menanggapinya.
♡♡♡
"Mau ngapain ke sini?"
Seokjin sibuk memerhatikan sekeliling toko ikan hias itu. Dia baru tahu ada tempat seperti itu di daerah sini.
"Mau lihat-lihat doank," jawab Suny menarik tali tasnya. Memerhatikan kumpulan ikan hias di salah satu aquarium.
"Gak mau beli?"
"Kalau ada yang bagus ya aku beli." Suny tersenyum manis kembali melanjutkan acara lihat-lihat ikan hias di toko itu.
"Eh Seokjin lihat! Lihat! Ikannya mirip sama kamu kalau lagi makan!" teriak Suny histeris pada salah satu ikan hias yang berada di botol aquarium mini sendirian.
"Mana?"
Seokjin mendekati Suny untuk melihat ikan yang dimaksud oleh cewek itu. Dia melihat ikan hias itu mengembang-kempiskan pipinya yang terlihat chubby.
"Mirip 'kan sama kamu!"
Suny tertawa lalu meniru apa yang ikan hias itu lakukan. Gerakan pipinya seolah seperti pipi Seokjin yang sedang mengunyah.
"Gak mirip ah," komentar cowok itu tidak terima. Padahal Seokjin sendiri bertanya-tanya apa benar dia terlihat seperti itu jika sedang makan?
"Mirip tahu!"
Suny memegangi perutnya karena terlalu tak kuasa menahan tawanya. Apalagi ketika melihat ikan hias itu menatap pada Seokjin dan cowok itu bereaksi dengan mengerutkan keningnya heran.
"Apa kamu lihat-lihat? Kita gak mirip ya!" tunjuk Seokjin pada ikan itu. Membuat ikan hias itu berenang menjauh ke sisi aquarium yang lain.
"Lah kok kamu marah? Ngerasa mirip ya?" celetuk Suny menaikan sebelah alisnya menahan tawa.
"Gak. Siapa yang ngerasa mirip?"
"Barusan maksudnya apa?"
"Gak kenapa-kenapa," jawab cowok itu mencoba terlihat biasa-biasa saja sembari memerhatikan ikan hias itu.
"Yaudah ayo pergi aku mau beli pita rambut di toko langganan aku."
"Kamu gak beli ikan hiasnya?" seru Seokjin memerhatikan Suny yang mulai berjalan ke depan pintu keluar toko.
"Gak ah mahal."
Seokjin memerhatikan gantungan harga pada botol aquarium mini ikan hias yang katanya mirip dia tadi. Harganya memang cukup mahal bagi Suny.
Seokjin akhirnya beranjak pergi mengikuti langkah kaki Suny. Mereka lalu pergi ke toko penjual pita dan Suny membeli beberapa pita rambut.
Suny dari dulu sangat menyukai pita rambut dan anehnya Suny hanya mau beli pita rambut di toko itu. Toko yang katanya tempat dimana ibunya membelikan pita rambut untuk Suny dulu.
Saat Suny selesai membantu ibunya menyapu halaman belakang Suny memutuskan untuk mandi karena sudah sore hari.
Saat mengambil handuk di kamar. Suny heran melihat botol aquarium mini yang berisikan ikan yang mirip Seokjin ketika makan tadi di atas meja belajarnya. Kenapa bisa ikan itu di sana?
Suny akhirnya mendekati botol aquarium mini itu untuk melihat lebih jelas ikan hias itu. Dia melihat ada surat di bawah sana.
Suny mengambil dan membuka isi surat itu. Hanya pesan singkat yang membuat Suny tersenyum bahagia.
Aku beliin buat kamu
Biar pas makan sendirian di sini kamu ada temennya
Kata kamu dia mirip aku kalau lagi makan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Friend - Kim Seokjin BTS
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...