5

1.1K 126 5
                                    

pangeranbulan🌙

MALAM INI Seokjin tidak ikut makan malam. Dia lebih memilih mengurung diri di kamar. Kejadian tadi siang membuatnya bertingkah aneh.

Suny yang merasa khawatir dengan keadaan Seokjin memutuskan untuk melihat cowok itu sedang apa di kamarnya. Sekalian membawakan makan malamnya.

Suny mengetok pintu kamar Seokjin. Suny selalu mengetok pintu kamar Seokjin kalau hendak ingin masuk. Meski mereka berdua berteman baik sedari kecil dulu tetap saja Suny harus sopan. Bagaimanapun Seokjin tetap anak dari majikan ibunya. Setelah diijinkan masuk baru dia akan masuk.

Kecuali untuk pagi hari, saat mereka harus berangkat sekolah. Biasanya Suny akan mengetuk beberapa kali dan memanggil Seokjin. Jika tidak ada balasan pasti masih tertidur. Kalau sudah begitu baru Suny akan langsung masuk. Karena jika menunggu Seokjin menyuruhnya masuk bisa-bisa mereka akan telat sekolah.

"Masuk aja," sahut Seokjin dari dalam dengan nada suara tidak bersemangat.

Setelah mendengar itu Suny langsung masuk ke dalam kamar Seokjin. Suny melihat cowok itu sedang tiduran dengan keadaan sekujur tubuh tertutup selimut. Suny menghela napas lalu meletakan makan malam Seokjin di atas meja lalu menghampiri cowok itu.

"Kamu kenapa sih?" tanya Suny menarik kecil selimut itu untuk melihat wajah Seokjin.

"Nggak kenapa-kenapa," balas Seokjin menatap langit-langit kamarnya. "Lagi males aja makan malam."

"Males kenapa? Tumben banget kayak gini kamu."

"Udah aku bilang nggak kenapa-kenapa kok."

Suny berdecak kesal. "Yaudah deh kalau nggak mau cerita. Pokoknya kamu makan dulu."

"Lagi males aku makan."

Suny beranjak dari kasur Seokjin dengan raut wajah kesal. Lalu mengambil makanan yang tadi dia taruh di atas meja.

Seokjin melihat Suny kembali mendekat padanya. Lalu duduk di dekatnya lagi dengan nampan makanan.

"Ayo makan pokoknya kamu harus makan." Suny menyodorkan makanan itu.

"Maksa banget sih. Udah dibilang aku lagi males buat ma---" ucapan Soekjin terhenti saat sendok berisi nasi itu masuk ke dalam mulutnya secara tiba-tiba.

Seokjin melotot tidak percaya pada cewek di hadapanya itu. Lalu Suny menarik kembali sendok itu. Akhirnya dengan terpaksa Seokjin harus mengunyah nasi di dalam mulutnya. Sembari beranjak ke posisi duduk.

Suny tersenyum licik menatap pada Seokjin. "Kalau udah makan harus di abisin."

Seokjin dengan terpaksa harus menerima suapan-suapan dari Suny hingga makanan yang dibawakan oleh Suny habis.

"Ini minumnya," seru Suny memberikan gelas air putih.

Seokjin menggambil gelas itu lalu meneguknya hingga sisa setengah. Mengembalikan gelas itu pada Suny.

"Anak pinter...," puji Suny beranjak berdiri lalu hendak pergi membawa piring kotor itu ke dapur.

Namun baru hendak membuka pintu kamar Seokjin untuk keluar Suny mendengar Seokjin berucap sesuatu.

"Wanita yang tadi siang kamu lihat. Dia adalah mamaku."

Spontan Suny melihat tidak percaya pada Seokjin. Jadi benar? Wanita tadi siang dan yang juga ada di foto kelurga di dalam gudang memang benar mamanya Seokjin?

Suny kembali mendekati Seokjin di kasurnya. Sepertinya Seokjin akan melanjutkan ceritanya tentang mamanya yang dia temui tadi siang.

"Dulu di hari yang sama sebelum kamu dan ibumu datang ke rumah ini. Tiba-tiba saja mamaku pergi meninggalkan rumah ini. Dia sempat mengajakku bersamanya tapi aku tidak mau.

Apalagi setelah mama bilang kalau pria yang mengajaknya untuk pergi adalah papa baruku. Saat itu aku masih kecil dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak mau jika harus punya papa baru. Jadi aku memutuskan untuk lari dan bersembunyi di dalam lemari."

Wajah Suny terlihat muram mendengar cerita dari Seokjin. Jadi itu penyebab mamanya pergi dari rumah?

"Dulu aku pikir mama jarang di rumah karena sibuk bekerja.
Sama halnya dengan papa yang juga jarang di rumah. Aku tidak tahu jika hubungan mereka sedang tidak baik. Sejak kepergian mama bersama pria itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Tapi tadi siang aku melihat mama. Aku tidak tahu kenapa mereka bisa ada di sini. Kata kak Wonju mama pergi ke luar negeri bersama pria itu."

Suny mengelus pundak Seokjin untuk menenangkan cowok itu. Pasti keadaan hati Seokjin sedang tidak baik mengingat tentang mamanya.

"Apa kamu mau bertemu dengan mamamu?" tawar Suny pada Seokjin. Mungkin dengan bertemu langsung dengan mamanya dapat membuat keadaan Seokjin lebih baik.

Mendengar itu Seokjin langsung menoleh pada Suny dengan raut wajah yang susah dijelaskan.

"Kalau bertemu sama mamamu setidaknya kamu bisa tanyain hal yang selama ini jadi pertanyaan kamu. Supaya semuanya jelas."

Seokjin hanya menunduk lesu memikirkan keputusanya. Apakah dia siap jika harus bertemu dengan mamanya?

Tiba-tiba terdengar ketokan di pintu. Seokjin dan Suny sontak menoleh pada sumber suara.

"Ini aku, Wonju. Apa kamu ada di dalam Seokjin? "seru orang itu dari luar.

"Masuk saja, Kak."

Suny buru-buru berdiri dari kasur Seokjin. Tidak enak jika kak Wonju melihatnya duduk di kasur adiknya seperti itu.

Wonju memasuki kamar Seokjin. Dia terlihat memerhatikan sekitaran. Dulu ini adalah kamarnya dan Seokjin. Mereka pisah kamar setelah Wonju menginjak bangku SMP.

Dulu dia masih ingat betul ketika pagi-pagi mamanya akan membangunkan mereka berdua untuk sarapan. Saat itu keadaan keluarga mereka sama seperti keluarga kebanyakan.

Seorang papa yang bekerja dan mama yang mengurus rumah tangga. Hingga akhirnya semua itu berubah ketika kejadian itu yang menimpa keluarga mereka.

Papanya yang biasa akan pulang saat sore hari dan bermain dengan Wonju dan adiknya. Sering jarang pulang kerumah hingga beberapa hari lamanya. Mamanya pun mulai sibuk bekerja dan yang menemani mereka berdua hanya pembantu rumah ini.

Setelah kepergian mamanya beberapa tahun yang lalu. Kini mamanya mengabari sudah berada di Korea lagi. Mamanya bilang ingin menemui mereka berdua.

"Ada apa Kak?" tanya Seokjin perihal kedatangan Wonju.

Merasa diperhatikan oleh Wonju Suny memilih untuk keluar dari kamar itu. Sepertinya ada hal pribadi yang ingin Wonju bicarakan.

Sebenarnya Suny juga penasaran apa yang ingin Kak Wonju sampaikan. Tapi kan nanti dia bisa bertanya pada Seokjin.

Saat berada di dapur Suny melihat tuan besar. Tidak biasanya tuan besar berada di rumah ini. Tuan besar terlihat berjalan terburu-buru ke kamar Seokjin.

Suny dapat mendengar keributan ketika tuan besar memasuki kamar Seokjin. Tiba-tiba Manda datang menghampiri Suny.

Manda menyuruh putrinya untuk segera masuk ke dalam kamar. Suny bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi saat ini.

Suny menunggu di kamar sendirian. Ketika ibunya datang Suny langsung menanyakan apa yang terjadi. Tetapi ibunya hanya memberitahu kalau besok Suny harus sekolah sendirian karena Seokjin sepertinya tidak akan masuk sekolah.

Pagi-paginya Suny buru-buru ke kamar Seokjin. Meski ibunya melarang untuk ke kamar itu tetap saja Suny pergi kesana.

Suny mengetuk beberapa kali dan tidak ada balasan dari Seokjin perlahan dia membuka pintu kamar itu. Kosong tidak ada Seokjin di sana.

Kemana perginya cowok itu? Pikir Suny. Saat melihat dapur juga tidak ada hidangan sarapan pagi yang di siapkan.









My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang