4

330 46 30
                                    

Sang Pangeran Dan Raja Bertemu


"PAPA TIDAK boleh masuk ke dalam rumah!" tegas Mihi segera berlari menghadang Seokjin yang berada di depan pintu.

Seokjin terlihat mengerjapkan matanya bingung. "Kenapa papa tidak boleh masuk?"

"Itu karena Papa belum memberikan kado ulang tahun ku. Jadi Papa tidak boleh masuk ke rumah ini sebelum memberikan kado ku!" jelas Mihi melipat kedua tangannya di depan dada menatap cemberut pada pria itu.

"Tapi Nona, papa anda sedang ada urusan penting dengan Tuan Besar," seru seorang pelayan yang sudah menyambut kedatangan Seokjin.

"Aku tidak peduli. Pokoknya Papa tidak boleh masuk sebelum kado ku datang," tegas Mihi kemudian masuk ke dalam rumah itu.

Pelayan tadi menatap pada Seokjin dan pria itu hanya balas menganggukan kepalanya seraya tersenyum lembut. Tanda kalau mereka harus menuruti kemauan gadis itu saat ini.

Saat Seokjin akan berbalik masuk ke dalam mobil dia melihat putrinya kembali ke luar rumah. Dia pikir mungkin saja gadis itu berubah pikiran.

Senyuman manis terukir di wajah Seokjin. Bagaimana pun putrinya itu mana tega padanya. Dia sudah sangat senang ketika melihat sosok gadis itu kembali keluar.

Tapi ternyata Seokjin terlalu percaya diri. Mihi justru menghampiri pemuda yang tadi mengantarnya pulang.

"Ini helm mu, aku kelupaan untuk mengembalikannya. Terima kasih sudah mengantar ku pulang. Ngomong-ngomong tentang motor mu yang rusak kita urus besok saja ya," tutur Mihi setelah itu kembali masuk ke dalam rumah. Saat dia berpapasan lagi dengan papanya dia sengaja memalingkan mukanya.

Seokjin hanya bisa mendengus geli. Ternyata putrinya memang tega padanya. Padahal dia sudah sangat merindukan gadis itu ketika sedang berada di luar negeri.

Semua ini karena kesalahannya sendiri. Dia lupa untuk membelikan putri kesayangannya itu kado ulang tahun. Padahal dia yakin Mihi sudah sangat menantikan kado darinya.

Saat hendak masuk ke dalam mobilnya. Seokjin memerhatikan cowok yang mengantar Mihi pulang. Dia baru sadar ini pertama kalinya putrinya itu diantar oleh seorang cowok.

Seokjin memutuskan untuk menghampiri cowok itu. Dahinya sedikit mengernyit heran saat memerhatikan wajah dari pemuda itu. Entah kenapa dia seperti melihat dirinya ketika muda dulu.

"Kamu siapanya Mihi?" tanya Seokjin pada pemuda itu yang terlihat masih shok karena kejadian tabrakan tadi. Untung saja hanya motornya yang sedikit lecet.

"A-Aku adalah budaknya Mihi," sahut Yoosun gagap. Sial, kenapa dia malah mengatakan itu. Itu berarti seolah dia mengakui kalau dia adalah budak dari cewek itu. Yoosun mengutuk dirinya sendiri karena ucapannya barusan.

Seokjin kembali terlihat keheranan. "Budak? Aku kira kamu pacarnya."

"Hah pacar? Jangan bercanda siapa cowok di dunia ini yang mau jadi pacar dari cewek super manja dan liar seperti dia," papar Yoosun seraya mendengus geli. Lalu seketika kembali terdiam ketika sadar akan ucapannya.

Yoosun melihat papa Mihi sudah menatap dingin padanya. Membuatnya menelan ludah pelan. "Ah, maksud ku Mihi itu terlalu sempurna untuk cowok biasa yang ada di dunia ini. Dia terlalu berharga jadi aku pikir itulah alasan kenapa mereka tidak berani untuk dekati putri anda Tuan."

Seokjin terlihat tertawa lepas sembari menepuk-nepuk bahu Yoosun. "Kamu benar sekali. Putri ku memang gadis yang terlalu berharga jadi tidak ada cowok yang merasa pantas dengannya. Termasuk cowok yang hanya memakai motor seperti mu ini."

Yoosun ikut tertawa palsu mengangguk setuju. Sial pikir Yoosun apakah pria itu menghinanya? Benar kata orang buah itu tidak jauh dari pohonnya. Pasti sifat sombong Mihi menurun dari papanya yang angkuh ini.

Tepukan tangan Seokjin pada bahu Yoosun berubah jadi remasan tangan yang kuat. Ekspresi wajah pria itu juga tiba-tiba berubah serius membuat Yoosun terdiam membisu.

"Aku peringatkan padamu. Jika terjadi sesuatu pada putri ku. Aku tidak akan segan-segan untuk menghabisi mu. Jadi jaga baik-baik Mihi. Apa kamu mengerti?" bisik Seokjin yang membuat Yoosun menelan ludahnya berat.

Yoosun menggangukan kepalanya pelan. Menyeramkan sekali apalagi saat Yoosun melihat pengawal dari pria itu yang berlagak seperti siap akan menghajarnya. Ternyata papanya Mihi jauh lebih gila lagi pikir Yoosun.

Seokjin kembali berlagak tertawa lagi lalu pergi meninggalkan Yoosun dan masuk ke dalam mobilnya. Di dalam mobil itu sudah ada seorang sekretaris wanita muda yang menunggu Seokjin.

"Sekretaris Cha, apa menurut mu. Wajah anak itu mirip dengan ku? Atau cuma aku yang merasa begitu," tanya Seokjin ketika sudah duduk di samping wanita itu.

"Dia memang mirip dengan mu. Hampir sembilan puluh persen sangat mirip. Hanya saja dia lebih muda dan tampan darimu," tutur Cha seraya melirik pemuda itu dari kaca spion mobil.

"Apa maksud mu dengan lebih tampan. Jelas aku yang lebih tampan dari dia," sangkal Seokjin berdeham pelan pada wanita itu.

Sementara Yoosun yang sudah sangat lelah dengan semua drama yang terjadi hari ini buru-buru memasang helmnya dan pergi dari sana untuk pulang.

***

"Yoosun apa kamu sudah makan?" tanya Suny pada putranya ketika melihat cowok itu yang sedang belajar di ruang tengah.

"Hm, iya Bu," sahut Yoosun tidak bersemangat. Wajahnya terlihat sangat lesu sore itu. Padahal biasanya cowok itu selalu ceria apalagi saat ibunya pulang dari kantor.

"Kenapa wajah kamu murung seperti itu. Apa terjadi sesuatu dengan mu di sekolah?" heran Suny menghampiri dan duduk di dekat putranya.

Yoosun menghela napas berat. "Hari ini aku bertemu dengan gadis aneh di sekolah dan juga ayahnya yang menyeramkan. Karena gadis itu aku mendapat banyak masalah hari ini Bu."

"Tumben kamu dekat dengan seorang cewek. Siapa namanya," ujar Suny terlihat antusias.

Dia kira tadi putranya ada masalah lain ternyata tentang cewek jadi dia malah tertarik tentang hal itu. Karena selama ini Yoosun sangat jarang bahkan tidak pernah terlihat dekat dengan seorang gadis.

"Dia cewek dari kelas B. Namanya Mihi dan dia sangat aneh Bu. Aku tidak menyangka ada cewek seperti dia di dunia ini. Dia sangat sombong dan angkuh," ungkap Yoosun seraya menghentakkan pulpennya kesal  pada meja.

"Tidak baik mengatakan hal seperti itu tentang seorang gadis. Nanti kalau kamu jatuh cinta padanya baru tahu rasa. Lagian kenapa kamu bisa berurusan dengan cewek bernama Mihi itu?"

Yoosun terlihat menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Jika dia memberitahu ibunya tentang alasan dia kenal cewek itu karena merusak handphonenya Yoosun bisa terkena masalah.

"Entahlah Bu, sepertinya dia memang sengaja ingin dekat dengan ku. Ternyata jadi tampan itu susah juga ya," kekeh Yoosun yang malah mendapat cubitan pipi dari ibunya yang merasa gemas.

"Kamu itu seperti ayah mu saja."

Anak dan ayah sama saja pikir Suny. Sangat percaya diri dan merasa paling tampan saja walau nyatanya memang tampan sih.

Ketika Suny dan Yoosun sedang asyik mengobrol tiba-tiba terdengar suara bel. Buru-buru Suny mengecek siapa yang datang. Dia pikir yang datang adalah temannya Hana.

Tapi saat membuka pintu apartemennya. Suny terdiam begitu saja saat melihat sosok yang ada di depannya kini. Bagaimana bisa pria itu tahu tempat ini pikir Suny.

"Seokjin," ucap Suny dengan suara terbata-bata menatap pada pria yang matanya sudah berkaca-kaca di hadapannya. Tanpa basa-basi Seokjin pun segera memeluk erat tubuh Suny.

...

Np : Selama nulis ini aku dengerin lagu Okey Dokey si Zico ama Mino wkwk Jadi selama nulis itu rasanya pen goyang mulu🤣

Btw aku lanjutin nulisnya sambil minta wifi dari hp adek aku karena tadi mati lampu dan im3 hilang sinyal🤧

My Prince Friend 3, 10 Februari 2021

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang