pangeranbulan🌙
BUTIRAN HUJAN salju turun semakin lebat. Jalanan yang Suny lewati sudah tertutup dengan gumpalan salju. Membuat telapak sepatunya membekas di sana.
Sepertinya hanya dia sendiri yang berada di sana. Entah sudah pukul berapa sekarang. Dan entah berada dimana dia saat ini. Suny hanya terus berjalan seraya melamun.
Tampak jelas bekas air mata di wajahnya. Matanya pun sudah sembab karena terus-terusan menangis. Hingga pada akhirnya dia tumbang juga. Terjatuh di tumpukan salju yang dingin.
Perlahan buliran air matanya kembali mengalir. Suny memandang sendu pada langit malam yang di penuhi oleh hujan salju.
Kenapa rasanya sangat begitu menyakitkan? Suny tidak pernah terpikir akan sepilu ini karena cinta. Rasa amarah, kecewa dan cemburu menjadi satu di dalam hatinya sekarang.
Ketika dia larut dalam kesedihannya. Suny samar-samar mendengar langkah kaki seseorang yang mendekat. Dia menoleh pada sumber suara itu.
Mungkin apa yang dia lihat saat ini hanya halusinasinya saja. Suny terlalu berharap kalau orang itu akan mengejarnya. Setelah apa yang dia lakukan tadi.
Dia melihat Seokjin semakin mendekat ke arahnya. Cowok itu bahkan berlari tergesa-gesa setelah melihat keadaannya. Suny rasa halusinasinya terasa begitu nyata.
Malah sekarang dia dapat merasakan sentuhan Seokjin. Kehangatan dalam dekapan pelukan cowok itu. Dan
Kecemasan yang cowok itu rasakan seraya mengusap rambutnya."Kamu kenapa jadi seperti ini, Suny?" tutur Seokjin yang lega akhirnya bisa menemukan cewek itu.
Ketika mendengar suara itu. Barulah Suny sadar kalau ini semua bukanlah halusinasinya belaka. Ini nyata adalah Seokjin yang sekarang sedang bersamanya.
"Kamu kenapa gak kasih tahu aku lebih awal Seokjin? Kenapa tiba-tiba kalian berdua tunangan? Terus apa maksud perlakuan kamu selama ini ke aku? Aku buat kamu itu apa? Cuma bercandaan?" kesal Suny meremas kuat jaket milik cowok itu.
Seokjin diam tidak membalas pertanyaan dari Suny. Tidak tahu harus menjelaskan apa pada cewek yang saat ini dalam pelukannya.
"Kenapa kamu gak jawab?"
"Sebaiknya kita pulang dulu. Badan kamu dingin banget. Nanti kena demam kamu," elak Seokjin mengalihkan pembicaraan. Buru-buru Seokjin menggendong Suny menuju mobilnya.
"Kamu jahat," gumam Suny di balik punggung Seokjin. Cowok itu hanya bisa menelan ludahnya berat.
Selama perjalanan Suny terus melamun memandang ke luar kaca mobil. Sementara Seokjin sesekali melihat pada cewek itu. Dia merasa sangat bersalah sekali karena telah membuat Suny jadi seperti itu.
"Kamu milih dia karena lebih baik dari aku atau lebih cantik?" tanya Suny di tengah lamunanya. Matanya masih fokus pada luar kaca mobil.
"Suny, nanti bakal aku jelasin semuanya. Sekarang keadaan kamu--"
"Pasti dua-duanya ya," potong Suny tersenyum miris.
"Apa yang sekarang dipikiran kamu semuanya itu belum tentu benar Suny. Bukannya kamu sendiri yang bilang buat gak mikirin hal yang buruk-buruk? Dulu waktu aku sering mikirin tentang mama. Tentang alasan dia pergi dari rumah. Kamu selalu kasih semangat dan ajak aku main buat hibur aku yang lagi sedih. Dan terbukti kalau apa yang aku pikirkan waktu itu. Ternyata gak semuanya benar kan?" tutur Seokjin seraya tersenyum lembut.
Suny terlihat mendengus geli. "Waktu itukan kamu masih kecil. Wajar kalau kamu gak tahu apa-apa dan mikirin hal yang buruk tentang mamamu. Sementara sekarang aku sudah dewasa. Aku tahu apa yang kamu kira aku gak bakal tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Friend - Kim Seokjin BTS
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...