8

271 47 27
                                    

Undangan Pernikahan

YUUN MEMILIH pergi dari ruangan dimana Suny dirawat. Meninggalkan Seokjin dan cewek itu berdua saja di sana. Tidak apa-apa pikirnya. Dia tidak perlu takut membiarkan mereka berbicara empat mata kali ini.

Seokjin perlahan berjalan melangkah mendekati Suny. Matanya sendu menatap pada cewek yang sangat berarti baginya itu. Dia dapat melihat kesedihan di balik tatapan mata cewek itu.

Seokjin duduk di dekat Suny. Tapi cewek itu justru memalingkan mukanya. Membuatnya hanya bisa melihat rambut belakang cewek itu. Padahal dia tidak tahu kalau saat ini Suny sedang menangis.

"Apa kamu sudah makan?" tanya Seokjin melirik mangkuk bubur yang masih belum tersentuh di atas meja.

"Tidak usah basa-basi. Langsung saja katakan apa yang ingin kamu sampaikan," balas Suny mengusap air matanya.

"Aku hanya ingin meminta maaf padamu."

"Minta maaf? Untuk apa?" heran Suny dengan nada suara kesal.

"Untuk semua rasa sakit yang kamu rasakan karena aku."

"Tidak perlu meminta maaf. Salahku karena miliki perasaan padamu. Seharusnya aku sadar diri. Aku tidak pantas denganmu," ujar Suny mendengus getir.

"Kamu pantas dengan siapapun Suny. Jangan menganggap rendah dirimu seperti itu."

"Aku pantas dengan siapapun kecuali dirimu kan? Karena Yuun yang lebih layak bersamamu. Benar begitu?" tukas Suny akhirnya menoleh menatap dengan senyuman getir pada cowok itu.

"Sekarang aku tanya. Jika kamu merasa aku pantas bersama denganmu. Kenapa kamu memilih bertunangan dengannya? Sementara itu aku di sini menanti kepastian yang tidak jelas apakah kita berdua ini memiliki hubungan yang lebih atau cuma sekedar sahabat."

"Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padanya Suny. Percaya padaku," ungkap Seokjin yang membuat Yuun yang sedang menguping pembicaraan mereka berdua hanya bisa tersenyum masam.

"Kalau begitu batalkan saja pertunangan kalian," pinta Suny mengenggam tangan milik cowok itu.

Seokjin tampak memikirkan sesuatu. Ada hal yang tidak dapat dia katakan pada cewek itu. Dengan berat hati perlahan dia menarik tangannya dari rangkulan tangan milik Suny.

"Maaf tapi aku tidak bisa melakukannya," ucap Seokjin dengan kepala tertunduk tidak sanggup menatap langsung mata Suny.

Yuun yang menyaksikan itu seketika tersenyum sinis. Melihat wajah Suny yang seperti akan menangis membuat senyumnya semakin melebar. Ini adalah tanda kemenangannya.

"Tapi kenapa?" tanya Suny pelan.

Seokjin diam tidak membalas. Membuat air mata perlahan mengalir di pipi Suny. Dengan suara bergetar dia menyuruh cowok itu untuk keluar dari kamar rawatnya.

"Aku ingin kamu tahu Suny. Tidak ada cewek lain yang aku suka selain dirimu," ucap Seokjin seraya memeluk erat Suny meski hanya berlangsung sesaat karena cewek itu yang segera mendorongnya menjauh.

"Berhenti bicara omong kosong dan pergi dari sini Seokjin!" kesal Suny dengan nada suara meninggi.

"Baiklah aku akan pergi," balas Seokjin tersenyum miris menatap Suny dan perlahan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu.

Saat keluar dari sana dia bertemu dengan Yuun. Dia memandang dingin pada cewek itu dengan tangan terkepal. "Apa kamu sudah puas sekarang?"

"Sedikit. Setidaknya kamu dapat bertemu denganya 'kan? Sekarang ayo pulang," sahut Yuun mendengus geli.

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang