12

264 37 23
                                    

pangeranbulan🌙

SUNY SANGAT kaget saat melihat Seokjin di sana. Buru-buru dia beranjak dari ayunan menatap pria itu heran. Sejak kapan Seokjin berada di sana pikirnya.

"Kamu sejak kapan di sini?" tanya Suny dengan raut wajah seperti tidak senang.

Seokjin balas tersenyum kecil. "Aku tadi memang nyariin kamu. Ternyata tebakan aku benar. Kamu pasti rindu ya? Mainan ayunan di sini."

"Tidak juga, maaf aku permisi pamit ke dalam duluan," balas Suny dengan wajah dinginnya melangkahkan kakinya dari tempat itu.

Buru-buru dia pergi menuju kamarnya yang telah disediakan oleh Nyonya Besar. Dia memegangi dadanya yang berdebar kencang. Dia masih tidak percaya bertemu dengan Seokjin barusan.

Suny mendekati jendela kamar lalu mengintip pada taman belakang. Terlihat Seokjin yang masih berada di dekat ayunan tadi. Pria itu pun kemudian mengambil posisi duduk di atas ayunan tersebut.

"Apa yang sedang dia lakukan?" ucap Suny masih diam-diam memerhatikan gerak-gerik dari pria itu.

Seokjin dengan kaki jenjangnya perlahan mengayunkan dirinya sendiri di atas ayunan itu. Dia tersenyum tipis memandang pada indahnya cahaya bulan malam itu.

Melihat itu Suny jadi teringat dengan Seokjin kecil yang dulu sering memainkan ayunan saat malam hari. Biasanya Seokjin melakukan itu ketika merasa sedih.

Sepertinya Suny sudah lupa bahwa pria itu masihlah Seokjin yang dia kenal dulu. Apa dia terlalu dingin padanya? Tapi dia hanya belum bisa terbiasa untuk berbicara lagi dengan pria itu setelah apa yang telah terjadi selama ini.

Seokjin kembali bangkit dari ayunan itu dan menatap pada arah kamar milik Suny. Buru-buru Suny bersembunyi agar tidak ketahuan sedang mengintip pria itu.

Suny mencoba mengecek Seokjin kembali dan pria itu sudah tidak ada lagi di sana. Dia pun memilih pergi ke kasur untuk tidur. Meski begitu matanya masih menatap pada langit-langit kamar.

Terdengar suara pintu kamar yang dibuka oleh seseorang. Suny menoleh untuk melihat siapa yang datang. Dia kaget bukan main saat melihat Seokjin di sana.

"Kenapa kamu kemari?" seru Suny yang masih terbaring di atas kasur.

"Aku hanya ingin mengucapkan selamat malam padamu," ucap Seokjin dengan senyum tipis di wajahnya.

"Apakah pantas, seorang pria yang sudah beristri datang ke kamar wanita lain dan mengucapkan selamat malam?" sindir Suny menatap datar pada pria itu.

"Aku dan Yuun. Kami sudah lama bercerai," balas Seokjin yang membuat wanita itu terdiam karena terkejut mendengar kabar tersebut.

"Apa kamu serius? Kenapa kalian bercerai. Bagaimana dengan putri kalian?" seru Suny yang kali ini bangkit dari tidurnya.

Seokjin berjalan mendekati jendela kamar dan menatap pada bulan yang bersinar cerah malam itu. "Yuun, dia sudah menikah lagi dengan pria yang merupakan ayah sebenarnya dari Mihi."

"Apa maksudmu?" bingung Suny yang memang tidak tahu kalau Seokjin menikahi Yuun hanya karena sudah hamil duluan dan wanita itu mengaku kalau anak itu adalah anak dari Seokjin.

"Sebenarnya alasan kenapa aku menikahi Yuun karena dulu dia mengaku sedang hamil anakku. Tapi sekarang semua kebohongannya sudah terungkap. Dia sendiri yang mengaku padaku saat sedang melahirkan anak itu."

"Saat Mihi berumur 9 tahun Yuun menceraikanku. Katanya, dia tidak bisa hidup terus-terusan dengan seorang pria yang masih belum bisa melupakan wanita lain dalam hidupnya," jelas Seokjin tersenyum getir menatap pada Suny.

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang