Sebuah Kebenaran
PAGI ITU Suny pergi ke kamar Seokjin. Sepertinya sifat susah bangun tidur cowok itu kembali lagi. Padahal kemarin-kemarin sudah rajin bangun pagi.
Ketika Suny mengetuk pintu beberapa kali tidak ada jawaban. Benar saja pikirnya, Seokjin masih belum bangun tidur. Langsung dia masuk ke kamar itu.
Suny mendekati kasur cowok itu. Kemudian dia menarik selimut yang menutupi tubuh Seokjin. Terlihatlah wajahnya yang masih tertidur pulas.
Suny tersenyum kecil memandang wajah polos Seokjin. Akhir-akhir ini dia sudah jarang membangungkan cowok itu. Sekarang dia baru menyadari betapa dia sangat merindukan kegiatan yang biasa dia lakukan di pagi hari itu.
Jari-jemarinya menyingkirkan helaian rambut Seokjin yang menutupi mata cowok itu. Kini Suny dapat melihat dengan jelas wajah Seokjin.
"Kayaknya kamu cocok jadi pangeran tidur," ucap Suny tersenyum geli masih fokus memandang muka cowok itu.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Suny menoleh pada sumber suara di belakangnya. Ternyata kak Wonju yang datang. Suny menjauhkan dirinya dari tempat tidur Seokjin.
"Biar aku saja yang bangunin dia," seru Wonju mendekati Seokjin.
Suny hanya menurut dan hendak pergi. Tapi mendadak kak Wonju menahan pergelangan tangannya. Membuat Suny menatap pada pria itu.
Kak Wonju balas menatapnya dalam. "Sampai kapan kamu mau menghindar dari aku Suny?" ucapnya dingin.
"Maksud Kak Wonju apa?" ucap Suny menarik paksa tangannya dari genggaman tangan pria itu dan juga mengalihkan tatapannya.
"Kalau kamu sama aku. Aku bakal jamin masa depan kamu Suny. Kamu sama ibumu bisa tinggal bareng aku dan kalian gak perlu tinggal di sini lagi."
Wonju kembali memegang tangan gadis itu. Membuat Suny kembali menatapnya. Pria itu balas tersenyum lembut mengusap tangan gadis itu.
"Maaf tapi aku gak bisa Kak Wonju," balas Suny segera menarik kembali tanganya lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.
Pria itu hanya menatap kepergian Suny dengan senyuman kecil. "Aku tunggu sampai kamu bisa Suny."
Saat berangkat sekolah tidak biasanya hari ini Seokjin dan Suny diantar oleh Wonju. Katanya sekalian karena sudah lama juga Wonju tidak mengantar mereka berdua ke sekolah. Jelas saja Seokjin setuju dan Suny hanya bisa menurut meski kurang nyaman.
Selama dalam perjalanan Seokjin banyak mengobrol dengan Wonju. Sementara Suny merasa risih karena kak Wonju yang sesekali meliriknya dari kaca kemudi.
Ketika sampai di depan gerbang sekolah Suny tidak tahan lagi untuk buru-buru turun dari mobil. Setelah dia dan Seokjin mengucapkan terima kasih pada kak Wonju mobil itu pun melaju pergi.
Seokjin sampai melambaikan tangannya senang karena memang sudah kangen diantar ke sekolah oleh kak Wonju. Dulu sewaktu masa kuliah kak Wonjulah yang mengantar jemput mereka berdua.
Saat dalam perjalanan menuju kelasnya Suny menerima sebuah pesan. Saat dia mengecek handphonenya ternyata sebuah pesan dari kak Wonju.
Kak Wonju
Kamu terlihat cantik memakai seragam sekolah
Suny buru-buru memasukan handphonenya saat Seokjin iseng mengintip pesan itu. Cowok itu hanya tertawa geli melihat reaksi dari Suny. Tapi dia tidak melihat apa yang sedang Suny perhatikan saat itu.
"Pesan dari Bim ya!" tebak Seokjin mencoba menggoda Suny.
"Ih, sok tahu kamu," balas Suny menjulurkan lidahnya sok imut. Dia mencoba membuat agar cowok itu tidak curiga.
Suny benar-benar bingung dengan keadaan yang terjadi padanya. Saat dia mencintai Seokjin justru kak Wonju yang mengejar-ngejarnya.
Suny hanya menganggap pria itu tidak lebih sebagai sosok seorang kakak. Dia juga bingung kenapa Kak Wonju bisa suka padanya. Padahal Suny yakin ada banyak wanita di luaran sana yang tergila-gila pada pria seperti kak Wonju.
♡♡♡Ketika Suny sedang mencuci muka di toilet tiba-tiba saja beberapa orang cewek memegangi tangannya. Suny mencoba memberontak melepaskan diri tapi dia kalah jumlah. Dia tidak tahu maksud dari cewek-cewek itu. Lalu datanglah orang yang dia kenal.
"Loli," gumam Suny pelan.
Cewek itu tersenyum sinis menatap padanya. Loli semakin mendekat ke arahnya lalu memegang kuat dagunya agar menatap pada cewek itu.
"Kamu dengar ya anak pembantu. Jangan dekat-dekat lagi sama Seokjin. Jauhin dia!" ucap Loli geram.
Tadi pagi dia sangat kesal saat melihat Suny dan Seokjin yang kembali akrab. Padahal kemarin-kemarin dia sudah susah payah menyebar aib Suny ke seluruh sekolah agar membuat cewek itu paham posisinya tapi sepertinya cara itu kurang ampuh untuk menyadarkan Suny.
Sekarang Suny tahu siapa orang yang telah menyebarkan tentang dirinya di sekolah ini. Pelakunya tidak lain yaitu Loli. Suny tidak menyangka kalau itu semua adalah ulah cewek itu.
Suny tahu perbuatanya pada Loli yang tidak mau memberikan bungkusan hadiah kemarin pada Seokjin adalah salah dan Suny menyesalinya. Seharusnya dia tidak berbuat seperti itu. Tapi dia punya alasan, kemarin dia sangat ketakutan dengan teror yang diberikan oleh Bim.
Tapi dengan menyebarkan tentang dirinya dan membuat dia menjadi bahan omongan seluruh sekolah bukanlah hal yang setimpal. Bahkan karena hal itu membuatnya menyalahkan Seokjin.
Suny memberontak melepaskan pegangan pada tangannya lalu menepis tangan Loli dari dagunya. Dia benar-benar geram pada cewek itu. Sementara Loli hanya tersenyum geli menatapnya.
Loli menatap pada cewek-cewek yang berada di sisi Suny. Mereka mengangguk lalu kembali memegangi Suny. Memaksa Suny agar menghadap wastafel lalu mendorong kepalanya di sana.
Mereka menghidupkan air wastafel sehingga mengguyur deras membasahi rambut Suny. Cewek itu terbatuk karena dibuat begitu.
Suny tidak menyangka kalau Loli sampai akan melakukan hal itu. Ini jauh lebih parah saat dia diganggu oleh anak-anak sewaktu dia kecil dulu. Sekarang Suny tahu cewek seperti apa Loli sebenarnya.
Sampai akhirnya mereka mematikan air yang mengguyur Suny lalu melepaskan cewek itu. Suny terduduk di atas lantai. Rambut serta wajahnya basah kuyup oleh air.
"Kalau saja kamu kemarin mau bantuin aku gak bakal kayak gini. Ini pilihan kamu Suny. Ini baru peringatan pertama dari aku. Jangan berani dekatin Seokjin lagi ya," tuntas Loli pamit mengusap rambut Suny yang basah kuyup dengan gaya centilnya.
Loli dengan beberapa cewek itu pergi meninggalkan Suny di sana. Suny mencoba bangkit lalu merapikan rambutnya. Keadaannya benar-benar kacau saat ini.
Saat Suny sudah merasa sedikit baikan dia memutuskan keluar dari sana. Tampak jelas rambutnya yang lepek karena basah. Beberapa orang yang berlintasan dengannya menatap Suny dengan tatapan heran.
Ketika sampai di kelas Bim pun tidak kalah heran melihat keadaan Suny. Dia mendekati bangku cewek itu. Hendak menanyakan apa gerangan yang yang terjadi pada Suny.
"Suny kamu kenapa?" tanya Bim setelah sampai di dekat bangku cewek itu.
Dia melihat Suny menatap dingin padanya. Bim bingung kenapa Suny memandangnya seperti itu.
"Mulai sekarang kamu mending jauhin aku Bim."
Bim terdiam dan juga bingung kenapa Suny mengatakan hal itu padanya. Ada masalah apa yang sebenarnya terjadi pada Suny? Kenapa cewek itu menyuruhnya untuk menjauhinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Friend - Kim Seokjin BTS
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...