Ikan Hias
Yang Sudah Mati2 Tahun Kemudian
SUNY DAN Seokjin sudah berkuliah tapi sayangnya mereka berdua berbeda kampus. Hal itu karena Suny yang mendapat beasiswa di salah satu kampus di Seoul. Sementara Seokjin sendiri berkuliah di kampus swasta elit khusus untuk dunia bisnis.
Meski begitu mereka berdua masih sering bertemu satu sama lain. Hanya saja tidak sesering waktu mereka sekolah dulu. Seolah mereka berdua sibuk dengan dunia mereka masing-masing.
Suny merasa kalau Seokjin agak sedikit berubah sekarang. Dulu cowok itu akan mencoba sebisa mungkin untuk bertemu dengannya walau mereka berdua sudah berbeda tempat tinggal.
Sekarang, bahkan pernah beberapa kali dia mengajak Seokjin untuk bertemu tapi cowok itu malah tidak bisa karena sedang sibuk. Padahal Suny sangat ingin bertemu dengan Seokjin.
Mana janji Seokjin untuk terus bersamanya dulu?
Suny bukannya tidak mau mengerti tentang kesibukan yang cowok itu miliki. Suny juga sebenarnya sibuk dengan urusan kuliahnya. Tapi dia masih tetap berusaha menyempatkan waktunya untuk Seokjin.
Kenapa Seokjin tidak bisa seperti itu juga? Sesibuk apa Seokjin sampai tidak bisa memiliki waktu untuk bertemu dengannya? Hal seperti ini terkadang menyadarkan Suny.
Kalau mereka berdua hanya sekedar sahabat. Tidak lebih. Jadi kenapa dia harus sedih dan protes kalau Seokjin tidak mau bertemu dengannya? Lucu memang. Dia tidak berhak untuk semua itu.
Di saat seperti ini Suny justru merasakan perasaan yang dulu sempat dia tutupi dari siapapun. Sebuah perasaan yang seharusnya dia tidak rasakan untuk cowok itu.
Awalnya Suny pikir dia hanya tidak bisa melupakan perasaan yang saat itu dia sembunyikan rapat-rapat. Tapi nyatanya justru perasaan itu semakin menghantuinya. Menuntut untuk Suny ikuti perasaannya itu.
Setelah memikirkannya beberapa kali akhirnya Suny memutuskan untuk bertemu dengan cowok itu. Suny harap setelah bertemu dengan cowok itu perasaannya dapat hilang. Dia harap mungkin itu hanya perasaan rindu ingin bertemu saja.
"Kamu tambah tinggi saja Bim. Mending kamu jadi pemain basket deh!" seru Suny ketika berjumpa cowok itu di dalam cafe tempat mereka janjian untuk bertemu.
"Terakhir aku main basket saja waktu sekolah dulu. Yang ada malah jadi beban di team kalau aku jadi pemain basket," kekeh cowok itu mengalihkan pandangan dari buku yang sedang dia baca tadi menatap pada Suny.
Suny mengerjapkan matanya. Baru di tatap seperti itu saja Suny sudah lemah. Kenapa dia jadi seperti ini. Tidak-tidak, Suny harus bisa mengendalikan perasaannya.
"Kamu ketawa? Tumben banget! Kamu beneran Bim 'kan?" kaget Suny melihat perubahan pada cowok itu sembari mengambil posisi duduk.
Aura dingin yang dulu Bim miliki seolah menghilang. Tapi ketampanan yang Bim miliki masih sama bahkan semakin bertambah. Suny dapat melihat dua cewek yang duduk di dekat mereka berdua diam-diam memperhatikan Bim.
"Dulu aku memang sedingin itu?" heran Bim melihat Suny yang terkejut dengan tawanya.
"Iya! Jangankan ketawa ya. Senyum aja kamu itu jarang bangeeet. Kayaknya pacaran sama Loli bikin kamu berubah sekarang," ujar Suny yang dulu tahu betul Bim itu orang seperti apa.
"Gitu ya?" sahut Bim tersenyum tipis merasa sepertinya sekarang dia memang sudah sedikit berubah.
"Ngomongin Loli tadi sebelum ke sini dia titip sesuatu buat kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Friend - Kim Seokjin BTS
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...