Sang Permasuri
Datang KembaliSAAT SUNY sedang membaca buku di perpustakaan seseorang duduk di sampingnya. Suny melirik ke orang itu dan saat itu juga matanya melebar karena kaget melihat orang yang barusan duduk itu.
"Kamu kenapa gak pulang Suny? Kenapa juga gak kabarin aku. Kamu marah ya sama aku?" tanya Seokjin dengan wajah memelas.
Cewek itu mengalihkan pandangannya tidak ingin menatap langsung wajah Seokjin. Matanya yang sembab karena menangis terukir jelas di sana.
"Aku cuma lagi pingin aja nginep di rumah temen. Maaf kalau aku gak ngasih kabar sama kamu," sahut Suny kembali fokus pada buku yang dibacanya.
"Mata kamu sembab gitu. Kamu habis nangis ya?" cemas Seokjin mencoba melihat dengan jelas mata Suny yang kini kembali mengalihkan pandangannya tidak ingin cowok itu menyadari keadaannya.
"Coba sini aku lihat."
Seokjin memegang dagu cewek itu agar dapat melihat dengan jelas wajah Suny. Benar seperti dugaannya mata Suny sembab.
"Siapa yang bikin kamu kayak gini?" tanya Seokjin terpancing emosi. Dia paling tidak suka kalau ada yang menganggu Suny.
Cewek itu tidak menjawab, tatapannya kosong namun menyimpan kesedihan di dalam sana. Ada apa gerangan yang terjadi pada Suny pikir Seokjin.
"Wajah kamu pucat gitu. Kamu udah makan belum?"
Cewek yang ditanya itu menggeleng pelan. Sebenarnya tadi di sini ada Bim tapi sekarang cowok itu sedang pergi beli makanan saat ini.
"Yaudah kalau gitu aku pergi beli makanan dulu. Kamu tunggu di sini ya," seru Seokjin beranjak dari duduknya. Dia tidak tega jika harus mengajak cewek itu berjalan ke kantin bersama dengan keadaan seperti itu.
Suny seperti ingin mengatakan sesuatu tentang Bim yang sebenarnya sudah membelikan dia makanan saat ini tapi Seokjin sudah buru-buru pergi.
Setelah membelikan makanan kesukaan Suny di kantin Seokjin buru-buru kembali menuju ke perpustakaan. Tapi di tengah perjalanan dia bertemu dengan Loli.
"Seokjin kamu mau kemana?" sapa cewek itu ketika melihatnya.
"Aku mau ke perpustakaan," balas Seokjin menghentikan langkah kakinya yang terburu-buru tadi.
"Tumben banget ke perpustakaan," komentar Loli tertawa kecil. "Eh aku mau liatin sesuatu nih ke kamu."
Loli mengambil handphone di saku roknya. Lalu menunjukan sebuah gambar pada Seokjin. Cowok itu melihat Bim yang sedang memeluk seseorang.
"Itu cewek yang dipeluk Bim siapa. Kenapa juga kamu tunjukin ini ke aku?" heran cowok itu menarik kembali wajahnya dari layar handphone milik Loli.
"Lho, kamu gak nyadar ya? Itu cewek yang lagi dipeluk sama Bim 'kan Suny."
Seokjin terdiam ketika mendengar ucapan Loli. Apa benar itu Suny? Berarti hubungan mereka sudah sangat dekat pikirnya kalau sudah main peluk-peluk begitu.
"Loli aku pamit ke perpustakaan dulu ya," seru Seokjin dan cewek itu hanya balas mengangguk kecil.
Ketika sampai di perpusatakaan Seokjin yang tadinya berjalan terburu-buru menghentikan langkahnya dan terdiam di tempat saat menyaksikan Suny yang sedang bersama dengan Bim di sana.
Dia melihat mereka bedua begitu akrab ngobrol sembari memakan makanan. Padahal dia sudah bilang pada Suny akan membeli makanan untuknya kenapa sekarang malah dia makan dengan Bim?
Apa Suny menganggap Bim lebih penting dari dirinya saat ini? Apa hubungan mereka yang terjalin sedari kecil kalah oleh kedekatan Suny dengan Bim yang baru-baru ini terjadi?
Seokjin berbalik badan hendak pergi. Cowok itu tidak mau menggangu moment Sunny dan Bim saat ini. Sepertinya Suny lebih membutuhkan cowok itu saat ini di banding dirinya.
"Nih buat kamu," seru Seokjin memberikan makanan yang dia belikan untuk Suny tadi ke asal cewek yang lewat.
Sontak saja cewek itu kegirangan bukan main menerima makanan itu. Cewek mana di sekolah ini yang tidak bahagia di beri makanan oleh cowok sepopuler Seokjin.
Menyadari ada sedikit keributan di pintu masuk perpustakaan Suny melihat keadaan di sana. Dia melihat Seokjin yang keluar perpustakaan. Dia pikir kenapa Seokjin pergi?
Bukanya cowok itu tadi bilang mau membelikannya makanan? Padahal Suny juga menunggu. Karena dia tahu cowok itu akan membelikan makanan kesukaannya.
♡♡♡
Ketika pulang sekolah Suny tidak menemukan Seokjin di dalam mobil. Suny heran saat tiba-tiba ketika cewek itu sudah masuk pak sopir seperti langsung akan pergi padahal Seokjin belum ada.
Pak sopir bilang kalau Seokjin ada urusan. Katanya ada telpon dari tuan muda Wonju dan Seokjin di suruh menemui kakaknya. Seokjin bilang untuk mengantar Suny saja.
Setelah memberikan penjelasan itu pak sopir kembali melajukan mobil untuk pulang. Dalam perjalanan Suny menerima telpon dari ibunya.
"Suny apa sekarang kamu dalam perjalanan pulang?" tanya ibunya ketika cewek itu mengangkat telpon.
"Iya Bu, bentar lagi aku sampai."
"Nanti kamu masuk rumahnya dari pintu belakang aja ya. Soalnya nyonya besar lagi datang ke rumah. Suasana di rumah lagi gak baik sekarang," jelas ibunya dengan suara berbisik di sana.
"Iya Bu, jadi nanti Suny masuknya lewat pintu belakang kan," balas Suny tersenyum geli mendengar ibunya yang berbicara berbisik-bisik seperti itu.
"Ya sudah kalau begitu ibu tutup telponnya ya." Ibunya menutup sambungan telpon setelah mengatakan itu.
Kata ibunya nyonya besar ada dirumah. Maksudnya mamanya Seokjin? Jadi itu alasan kak Wonju menelpon Seokjin untuk menemuinya.
Ketika sampai di rumah itu seperti kata ibunya Suny masuk dari pintu belakang. Dia tidak tahu apa gerangan yang terjadi di dalam sana hingga ibunya sampai harus menyuruhnya masuk dari sana.
Suny seperti maling saja. Dia masuk dengan mengendap-endap memerhatikan sekitar sembari berjalan menuju kamarnya dan ibunya.
Saat melewati dapur Suny kaget bukan main saat melihat seorang wanita yang sedang minum di dapur. Wanita itu juga terdiam memerhatikan Suny.
"Kamu siapa?" tanya wanita itu serius pada Suny. Cewek itu hanya diam tidak menjawab.
Suny pikir jangan-jangan wanita itu adalah nyonya besar. Ya Suny ingat itu adalah wanita yang waktu kecil dia lihat menangis di dalam mobil. Juga wanita yang sama ada di foto keluarga yang dia lihat saat itu.
"Kamu simpenan Eosi ya! Berani sekali dia berhubungan dengan gadis yang bahkan seumuran dengan putranya," geram wanita itu mendekati Suny.
Suny masih terdiam membatu saat wanita itu mendekatinya dengan langkah cepat. Cewek itu benar-benar terkejut saat wanita itu menjambak rambutnya.
Suny berteriak kesakitan memegangi rambutnya. Dia tidak berani melawan karena dia tahu kalau wanita itu adalah mamanya Seokjin.
"Berani kamu ya. Kamu itu masih bocah mending fokus sekolah biar tidak merayu om-om seperti Eosi," teriak wanita itu gemas untuk semakin menjambak kuat rambut Suny.
Suny berteriak semakin kencang menahan sakit. Cewek itu tidak tahan lagi. Dengan sekuat tenaga dia mencoba melepaskan diri dari mamanya Seokjin.
"Aku bukan simpenan tuan besar. Aku anak pembantu di rumah ini!" teriak Suny ketika lepas dari jambakan wanita itu. Dia tidak tahan lagi diperlakukan seperti itu.
"Berani bohong kamu ya!" balas wanita itu hendak menghampiri Suny lagi geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Friend - Kim Seokjin BTS
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...