3

289 40 25
                                    

My Prince Friend 3


SUARA TANDA bel pulang berbunyi. Tampak murid-murid berhamburan dari dalam kelas memenuhi lorong-lorong kelas yang saat ini telah ramai siswa yang sudah tidak sabar untuk pulang.

Sementara di dalam ruang UKS kelopak mata Mihi perlahan terbuka. Baru saja bangun dia sudah mendapati penampakan wajah Yoosun yang masih terlelap tidur di depannya.

Jarak wajah mereka sangat dekat sampai-sampai Mihi menahan napasnya karena terkejut. Melihat wajah Yoosun dari jarak sedekat itu membuatnya terdiam.

Mihi pikir apa yang dia lihat saat ini jauh lebih indah dari mimpinya barusan ketika sedang tidur. Dia tanpa sadar tersenyum kecil. Kenapa cowok itu sangat tampan sekali sih?

Jari-jemari tangan mungilnya pun perlahan mengelus pelan rambut milik Yoosun yang lembut. Senyum Mihi semakin melebar saat melakukan itu.

"Ternyata kamu benar-benar tampan," cicit Mihi masih sibuk mengelus rambut milik cowok itu.

"Iya tahu aku memang tampan," sahut Yoosun yang tiba-tiba saja membukakan matanya membuat Mihi terkejut bukan main.

"Akh! Kenapa kamu menamparku?" teriak Yoosun bangkit dari tidurnya seraya mengusap pipinya yang barusan terkena tamparan dari cewek itu.

"A-Aku kira kamu mengigau! Jadi aku tampar saja biar sadar," kilah Mihi yang merasa sangat malu sudah tertangkap basah.

"Sebenarnya aku sudah bangun dari tadi. Tapi rasanya nyaman juga tiduran di dekatmu," jelas Yoosun menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Mihi yang mendengar itu langsung melototi Yoosun kemudian dengan kesal dia menendang kursi yang cowok itu sedang duduki sampai terjungkal ke lantai. "Dasar mesum!"

Lagi-lagi Yoosun mengaduh kesakitan kala tubuhnya terbentur ke lantai ruangan itu. Cewek itu memang tidak ada sikap manis-manisnya.

"Itu balasan untuk cowok mesum seperti mu!" sungut Mihi bangkit dari kasur lalu pergi meninggalkan Yoosun sendirian di sana.

Sementara Yoosun mencoba bangkit dan membenarkan kursi yang tergeletak di atas lantai ke tempatnya semula. Dia memegangi punggungnya yang terasa ngilu akibat ulah Mihi.

Saat Yoosun keluar dari ruangan UKS tiba-tiba saja sebuah sepatu melayang dan tepat mengenai wajahnya. Rasanya benar-benar sakit sekali. Tadi pinggangnya dan sekarang giliran wajahnya.

Saat Yoosun melihat siapa yang melempar sepatu itu. Ternyata lagi-lagi itu adalah ulah dari Mihi. Cewek itu terlihat memandangnya dengan raut wajah kesal.

"Itu untuk kamu yang lebih belain nenek sihir tadi di kantin!" seru Mihi yang kemudian melangkah pergi menuju kelasnya untuk pulang.

Yoosun yang yang masih sibuk mengusap wajahnya mengambil sepatu milik Mihi. Baru sehari dia menjadi mengenal cewek itu tapi sudah banyak penderitaan yang harus dia rasakan. Ini adalah hari terkacau dalam hidupnya.

***

Ketika Yoosun sedang akan keluar gerbang sekolah dengan motornya. Dia melihat sosok Mihi yang  menunggu di luar pagar. Kenapa cewek itu di sana pikirnya.

Akhirnya Yoosun memutuskan untuk menghampiri Mihi. Cewek itu terlihat mencoba memalingkan wajahnya. Sebenarnya dia masih malu pada Yoosun karena kejadian di UKS tadi.

"Kamu menunggu siapa?" tanya Yoosun yang melihat Mihi sendirian di sana.

"Menunggu pengawal ku. Entah kenapa mereka belum menjemput ku juga. Mereka benar-benar tidak becus awas saja jika mereka datang nanti," sahut Mihi masih tidak mau memandang pada cowok itu.

"Sebenarnya aku mau saja mengantar mu pulang. Tapi kamu bilang tidak sudi naik motor butut ku ini," ujar Yoosun mengulum senyum membuat cewek itu balas menatapnya kesal.

"Ngomong-ngomong ini sepatu mu. Aku memungutnya tadi di kantin. Makanya jangan mudah membuang sesuatu. Lihatlah kaki mu yang sudah seperti kaki babi itu," seru Yoosun melemparkan sepatu milik Mihi seraya tertawa puas.

"Kamu! Berani sekali mengatai ku babi!" kesal Mihi memungut batu di tanah lalu melemparkannya pada kepala Yoosun yang memakai helm.

"Hei berhenti melempari ku dengan batu. Kamu tidak tahu berapa harga yang harus ku bayar untuk memiliki helm ini," pinta Yoosun yang akhirnya menyerah juga. Cewek itu benar-benar sudah gila pikirnya.

Mihi akhirnya berhenti melempari Yoosun dengan batu dan mengambil sepatunya kemudian memakainya kembali. Terlihat kakinya yang kotor karena berjalan tanpa sepatu tadi.

"Baiklah, aku mau ikut dengan mu. Hitung-hitung karena kamu sudah berani mengejek ku. Mana ada budak yang mengejek majikannya? Benar-benar budak tidak tahu diri," tutur Mihi mendekati motor milik Yoosun.

"Bilang saja kalau kamu memang ingin ikut. Kamu tidak dijemput karena handphone mu yang rusak kan. Jadi kamu tidak bisa menghubungi mereka," goda Yoosun pada cewek itu. Padahal sebelumnya Mihi mengejek motornya adalah motor butut.

"Handphone ku rusak juga karena salah mu tahu! Jadi tetap saja kamu harus bertanggung jawab!"

Yoosun memutar bola matanya. Cewek itu memang tidak mau kalah. "Baiklah-baiklah aku yang salah. Ayo cepat naik ke motor ku."

Mihi pun naik ke motor milik Yoosun. Tapi dia duduknya sangat jauh sekali jaraknya dari tubuh cowok itu sampai ke ujung jok motor.

"Hei, kenapa kamu duduknya seperti itu. Kamu ingin terjatuh dari motor ya?" seru Yoosun yang melihat Mihi terlihat sengaja menjaga jarak darinya.

"Aku tidak terbiasa naik kendaraan murahan seperti ini. Jadi jangan salahkan aku."

Yoosun akhirnya meraih tangan Mihi lalu menarik tubuh cewek itu sampai berdempetan dengan tubuhnya. Tidak hanya itu. Dia juga melingkarkan kedua tangan cewek itu ke perutnya. Membuat Mihi jadi salah tingkah sendiri.

"Begini baru aman. Kamu juga harus memakai helm. Aku tidak ingin bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padamu," ucap Yoosun seraya memasangkan helm pada kepala Mihi.

"Sekarang pegangan yang erat. Aku akan mengantarkan mu pulang. Jarang-jarang aku mau mengantar cewek pulang. Kamu harus berterima kasih."

Motor milik Yoosun pun perlahan melaju pergi meninggalkan tempat itu. Mihi yang masih terdiam kerena perlakuan Yoosun menelan ludahnya pelan saat merasakan sesuatu yang berbentuk kotak-kotak di perut cowok itu.

"Beginikah rasanya di antar pulang oleh pacar itu?" lirih Mihi tersenyum senang mengeratkan rangkulan tangannya pada tubuh Yoosun.

Saat mereka sudah sampai di rumah milik Mihi. Yoosun terkagum-kagum pada rumah cewek itu. Sungguh sangat besar. Seperti istana saja.

Halaman rumah itu saja sebesar dua komplek perumahan. Lengkap dengan pengawalan yang ketat. Jika saja dia tidak datang bersama Mihi mungkin dia sudah di usir saat sampai di gerbang rumah itu.

Ketika benar-benar di depan rumah mewah itu. Mihi melihat ada mobil milik papanya yang baru saja sampai dan terlihat papanya yang baru keluar dari mobil itu.

Mihi mendengus kesal lalu mencoba merebut kendali stang motor milik Yoosun. Jelas saja Yoosun kaget saat tiba-tiba tangan Mihi mengegas motornya dengan kencang sehingga tidak terkendali.

Sampai akhirnya motor yang mereka tumpangi pun menambrak bagian belakang mobil milik Seokjin. Pria yang hendak masuk ke dalam rumah itupun menoleh pada suara tabrakan.

"Jangan masuuuk!" teriak Mihi pada Seokjin dengan suara penuh amarah.

...

Np : Entah kenapa revisi itu rasanya malesin banget ketimbang nulis wkwk. 😂😂

Akhirnya karena itu jadilah bab ini🤭

My Prince Friend 3, 7 Februari 2021

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang