2

544 71 8
                                    

pangeranbulan🌙

Suny mengerutkan keningnya tidak percaya mendengar perkataan Seokjin. Buru-buru dia menghampiri ikan hias itu lalu menyentuhnya. Benar, ikan itu memang sudah mati.

"Kenapa bisa mati ikannya. Padahal aku sudah teratur kasih dia makan," lirih Suny mengusap-usap tubuh ikan kesayangannya. Sedih rasanya harus melihat ikan hias yang sudah tidak benyawa itu.

"Sudah gak usah sedih. Nanti aku belikan ikan hias yang baru deh. Ikan yang lebih bagus dari ini," bujuk Seokjin agar cewek itu tidak sedih lagi.

"Kamu gak tahu betapa berartinya ikan ini buat aku!" sungut Suny menatap wajah Seokjin kesal.

Seokjin sedikit terkejut mendengar Suny yang berkata dengan nada tinggi. Dia melihat dari ujung mata cewek itu perlahan air mata mengalir membasahi pipinya.

Suny pun segera pergi membawa ikan hias itu di tangannya. Seokjin mengikuti kemana tujuan cewek itu akan pergi. Ternyata ke halaman belakang rumah.

Dengan terisak Suny menggali-gali tanah yang berada di bawah tanaman bunga Aster merah muda itu. Akhirnya Seokjin ikut berjongkok dan membantu cewek itu untuk menggali tanah.

Setelah selesai mengubur ikan hias itu Suny masih belum juga berhenti menangis. Parahnya Suny mengusap wajahnya yang berlinang air mata dengan tangan yang kotor sehabis menggali tanah tadi. Membuat wajah cewek itu sampai jadi cemong.

Seokjin pun insiatif membantu membersihkan wajah Suny yang kotor dengan lengan bajunya. "Maaf aku gak tahu kalau ikan hias ini sangat berarti buat kamu. Lagian gak semua hal bisa digantiin dengan yang baru kan."

Suny malah tersindir sendiri mendengar ucapan Seokjin. Karena Seokjin yang dari dulu ada hatinya perlahan digantikan oleh sosok Bim. Jadi sekarang apa Suny sedang mencoba menukar Seokjin dengan Bim?

Apakah perasaan yang dia miliki untuk Seokjin perlahan akan mati seperti ikan hias pemberian dari cowok itu? Kehilangan ikan hias itu saja Suny sesakit ini. Apa dia akan mampu untuk kehilangan sosok Seokjin?

***

Malamnya Seokjin belum pulang juga dari rumah Suny. Cowok itu recananya akan menginap di sana untuk menemani Suny. Karena orang tua cewek itu yang harus pergi ke acara di rumah pamannya. Jadi mereka hanya tinggal berdua saja malam itu.

Selama bersama dengan Seokjin cewek itu seperti mengacuhkannya. Suny hanya diam saja dari tadi. Saat sedang makan malam pun cewek itu hanya mengaduk-aduk makanan di piringnya.

"Kamu kok gak makan Suny? Masakan ibumu ini enak lho," ujar Seokjin yang tengah sibuk mengunyah makanan di dalam mulutnya.

"Yaudah kalau enak kamu juga habisin punya aku ya. Aku lagi gak nafsu buat makan," pinta Suny menyodorkan piring miliknya pada cowok itu.

Akhirnya Seokjin makan porsi dua piring malam itu. Ketika selesai makan dia memegangi perutnya karena kekenyangan. Suny yang melihat kelakuan cowok itu tersenyum kecil.

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh di luar. Sepertinya akan turun hujan. Benar saja, ketika Suny baru selesai mencuci piring kotor hujan pun turun.

Saat Suny hendak menuju kamarnya mendadak Seokjin langsung membopong tubuhnya seperti seorang pengantin menuju ke luar rumah.

Suny meronta minta dilepaskan tapi cowok itu malah tertawa dan baru melepaskan Suny saat mereka sudah hujan-hujanan di halaman rumah.

"Kamu kenapa sih? Jahil banget. Ini baju aku jadi basah kuyup kan," protes Suny mengusap wajahnya yang kini basah terkena air hujan.

"Aku mau main hujan-hujanan kayak waktu kita kecil dulu."

"Udah gede masih aja mau main hujan. Aku mau balik ke dalam, dingin. Kamu juga, nanti demam baru tahu rasa," tolak Suny segera masuk ke dalam rumah lagi.

"Ah Suny gak seruu," cetus Seokjin menyusul cewek itu masuk ke dalam rumah.

"Ayo donk Suny main hujan di luar," pinta Seokjin ketika berada di dalam. Dia masih saja memohon padahal jelas-jelas cewek itu tidak mau.

Baru saja hendak menolak ajakan Seokjin. Suny melihat cowok itu kini terlihat kedinginan mengusap-usap tubuhnya. Suny buru-buru mengambilkan handuk dan memberikan pada Seokjin.

"Kamu kenapa?" tanya Suny membantu mengeringkan tubuh cowok itu.

"G-Gak tau, kayaknya aku kedinginan. Padahal baru juga kena hujan bentar," balas Seokjin dengan tubuh yang semakin mengigil.

"Kamu sih, sok-sokan mau main hujan," oceh Suny membawa cowok itu untuk beristirahat di kamar. Dia memberikan kompres untuk menurunkan panas cowok itu.

Suny menaikan selimut menutupi tubuh Seokjin sampai ke lehernya. Wajah cowok itu tampak berkeringat karena demam.

"Suny maafin aku ya, karena kemarin-kemarin aku gak bisa buat ketemuan sama kamu," lirih Seokjin dengan suara yang sedikit bergetar karena tubuhnya yang sedang mengigil.

"Iya aku maafin tapi lain kali kalau kamu gitu lagi aku bakal ngambek. Aku tahu kita gak punya hubungan apa-apa. Tapi kita sama-sama tahu kalau hubungan kita berdua sudah lebih dari sekedar teman dekat. Makanya aku bakal marah kalau kamu tolak ajakan aku. Nanti aku jalan sama cowok lain kamu baru nyesel ," ujar Suny seraya mengganti kompres cowok itu.

"Tapi bukannya tadi kamu barusan jalan sama Bim ya? Aku tahu dari Loli. Kenapa kamu gak angkat telpon aku?"

Suny terdiam mendengar perkataan Seokjin. Dia lalu memutuskan untuk pergi dari kamar itu dengan alasan ingin mengganti air kompresan.

Saat Suny kembali ke kamar itu dia heran mendapati kasur yang kosong. Kemana perginya Seokjin? Lalu mendadak ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

"Kamu jangan nakal lagi ya. Nanti aku bakal marah," bisik Seokjin pada telinga cewek itu.

...

Np : aku lagi galau nih wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Np : aku lagi galau nih wkwkwk

(Wkwk aku inget ini lagi galauin cewe fangirlnya seokjin juga, aku sama dia deket banget dulu, tapi karna ada masalah jadinya jauhan. Sekarang dia udah nikah, kemaren sempet kasih undangan dia via wa padahal aku jg gabisa dateng karna jauh hehe cuma bisa ngucapin selamat dan doa yg terbaik buat dia.)

My Prince Friend 2, 26 Juli 2020

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang