11

238 37 33
                                    

My Prince Friend 3


LEDAKAN MOBIL itu membuat orang-orang berkumpul untuk melihat kejadian tersebut. Sementara Suny masih memegangi dadanya karena masih shock.

"Apa ada orang di dalam sana?" tanya Suny cemas melihat pada mobil yang masih terbakar itu.

"Tidak ada Nyonya, tadinya aku yang akan menyupir mobil itu," sahut pria berjas hitam di sampingnya.

Suny masih tidak habis pikir. Sebenarnya apa gerangan yang sedang terjadi saat ini? Mengapa mobil yang akan mengantar mereka meledak seperti itu?

Dia jadi takut bahwa itu adalah ulah dari orang yang tidak menyukai mereka. Padahal dia dan puteranya baru akan pindah ke rumah keluarga Seokjin.

"Nyonya tenang saja. Mobil pengganti akan segera datang. Tentang mobil yang terbakar ini. Pihak pemadam kebakaran yang mengurusnya nanti," seru pria berjas hitam itu pada Suny.

"Apakah ibu yakin ingin pindah?" tanya Yoosun seraya melihat mobil yang masih terbakar di hadapan mereka.

"Jika ibu tidak ingin tinggal di sana. Kita bisa pindah saja ke tempat tinggal yang baru. Aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada ibu. Sekarang masih belum terlambat."

Suny hanya menelan ludahnya menatap pada puteranya itu. Apakah keputusannya sudah benar? Tapi dia tidak punya pilihan lain. Setidaknya dia bisa tetap bersama dengan puteranya itu.

Tak lama mobil pemadam kebakaran datang dan mengamankan lokasi tersebut. Akhirnya setelah beberapa saat mobil yang terbakar itu padam juga.

"Nyonya, Tuan Muda, mobil penggantinya sudah datang," seru pria berjas hitam tadi mengajak mereka berdua untuk masuk ke dalam mobil itu.

Ketika mobil itu mulai beranjak pergi. Dari kaca spion mobil, Suny melihat ada sosok orang misterius di dekat kejadian mobil terbakar tadi yang menggunakan masker hitam menatap pada mobil mereka.

Entah siapa itu tapi Suny merasa sedikit curiga. Dia harap tidak ada orang yang berniat buruk padanya dan Yoosun. Hanya itu saja.

Saat sampai di rumah keluarga Seokjin. Mereka berdua di sambut oleh pelayan rumah itu. Mereka di antar ke tempat ruang makan yang dimana sudah ada Nyonya dan Tuan Besar.

"Akhirnya cucu nenek sampai juga!" sambut Lena menghampiri dan memeluk Yoosun bahagia.

"Nenek dengar mobil yang menjemput kalian terbakar. Nenek sangat terkejut mendengar kabar itu. Untung saja tidak terjadi apa-apa pada kalian berdua."

"Nenek akan mencari siapa orang yang melakukan itu pada kalian. Berani sekali orang itu mencoba mencelakai cucu nenek," geram Lena dengan wajah menahan emosi.

"Nenek tidak perlu cemas. Sekarang kami baik-baik saja," balas Yoosun tersenyum kecil.

"Baiklah kalau begitu. Sekarang kita makan bersama dulu," ajak Lena pada cucunya dan Suny.

"Osan lihatlah, dia benar-benar mirip dengan Seokjin kan!?" seru Lena bersemangat dan di sambut anggukan serta tawa dari pria tua itu.

"Benar sekali dia sangat mirip dengan Seokjin," ujar Osan mendekati anak laki-laki itu sembari menepuk-nepuk pundaknya.

Yoosun hanya bisa tersenyum malu. Benarkah dia semirip itu dengan ayahnya? Sampai semua orang beranggapan begitu. Mengingat ayahnya entah mengapa membuatnya sedikit kesal.

Malam itupun adalah hari pertama dimana Yoosun makan malam bersama dengan keluarga ayahnya. Benar-benar makan malam yang sangat mewah. Seperti di restoran bintang lima saja.

***

Suny sedang berjalan-jalan menelusuri rumah milik keluarga itu. Hanya untuk sekedar bernostalgia. Rasanya sudah sangat lama dia tidak datang ke tempat itu. Ada banyak hal yang berubah.

Langkah kakinya menuntun Suny pada sebuah ruangan yang tak lain adalah kamar ibunya dan dia dulu. Keadaan di sana masih sama. Hanya terlihat sedikit berdebu.

Dia mendekati sebuah laci kecil yang berada di dekat jendela. Ada sebuah surat yang sepertinya sudah sangat lama berada di sana. Tampak penuh debu dan kertasnya yang sudah menguning.

Suny memutuskan untuk membukanya. Dia terkejut saat mendapati tulisan tangan Seokjin di surat tersebut. Dia tahu betul kalau itu adalah tulisan tangan pria itu.

Suny
Aku rindu kamu
Rasanya rumah ini terasa sangat sepi
Aku ingin kita kembali seperti dulu
Bukan hanya bertemu sesekali seperti sekarang
Hanya saja aku terlalu pengecut untuk mengatakan ini secara langsung padamu

Suny apa kamu di sana juga rindu padaku?
Rasanya sedikit aneh
Dulu ketika ingin bertemu denganmu aku tinggal berjalan ke kamar ini saja
Tapi sekarang jarak di antara kita semakin menjauh

Suny jika aku memohon padamu
Apa kamu mau tinggal di rumah ini lagi?
Aku tahu itu tidak mungkin
Kamu juga sudah bahagia dengan keluargamu di sana kan
Suny
Aku hanya sangat merindukanmu sekarang

Saat melihat tanggal di surat tersebut. Sepertinya itu adalah surat yang di tulis oleh Seokjin setelah dia dan ibunya pindah dari rumah ini. Dia tidak pernah tahu kalau Seokjin merindukannya saat itu.

Jujur sebenarnya Suny juga sangat merindukan saat-saat dia masih tinggal di rumah ini. Bermain dengan Seokjin, belajar bersama, membangunkan Seokjin ketika pagi hari dan momen-momen lainnya. Dia sangat merindukan semua itu.

Suny menyimpan surat itu ke dalam saku roknya. Kemudian kembali melanjutkan langkah kakinya menuju taman belakang. Tempat dimana dia dan Seokjin sering bermain dulu.

Suny sedikit heran saat melihat ayunan di belakang taman yang masih utuh. Dia pikir ayunan itu sudah tidak ada. Dengan semangat dia pun menghampiri ayunan tersebut.

Ternyata benar, itu masih ayunan yang sama dengan ayunan yang sering dia mainkan dulu. Mungkin saja ada yang sengaja merawat ayunan itu agar tidak cepat berkarat dan rusak.

Akhirnya Suny memutuskan untuk duduk di ayunan itu. Rasanya benar-benar nostalgia sekali. Masih teringat dengan jelas betapa gembiranya dia dan Seokjin saat Tuan Besar Eosi membelikan ayunan itu untuk mereka berdua.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Dulu dia hanyalah anak kecil yang selalu ingin bermain dan dekat dengan Seokjin. Tapi sekarang dia sudah menjadi seorang ibu dari anak pria itu.

Tanpa sadar senyum tipis terukir di bibirnya. Dia masih tidak menyangka cowok imut dan lucu yang dulu sangat dia kagumi itu sudah menjadi seorang pria dewasa.

Saat Suny sedang hanyut dalam pikirannya malam itu. Tiba-tiba ada seseorang yang mendorong ayunan yang sedang dia duduki.

Matanya melebar saat melihat sosok yang berada di belakangnya itu. Pria tegap berjas hitam rapi itu hanya balas tersenyum tipis.

"Akhirnya kamu kembali ke rumah ini lagi Suny," ucap Seokjin kembali mengayunkan ayunan yang sedang di duduki oleh wanita itu.

...

Np : Aku udah beberapa hari magang dan rasanya capek banget ternyata haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Np : Aku udah beberapa hari magang dan rasanya capek banget ternyata haha. Belom lagi jarak perjalannya yg agak jauh dari rumah. Tapi gpp harus semangat!😄

MY PRINCE FRIEND 3, 12 April 2021

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang