Undangan Di Sebuah Cafe
SEPULANG DARI kampus Suny melangkahkan kakinya dengan semangat. Hari ini dia sangat senang sekali. Karena Seokjin mengajaknya untuk bertemu setelah sekian lama.
Dia kira cowok itu sedang ada waktu luang. Jadi memutuskan untuk ketemuan dengannya. Jelas hal itu juga yang sangat Suny inginkan.
Jarak tempat cafe dimana Seokjin mengajaknya bertemu tidak terlalu jauh dari lokasi kampusnya berada. Mungkin saja cowok itu pikir agar tidak merepotkannya.
Dari posisinya sekarang Suny dapat melihat cowok itu. Membuatnya mempercepat langkah kakinya menghampiri Seokjin. Ketika sampai dia langsung menyapa dengan hangat.
Tapi saat dia hendak mengambil posisi duduk di bangku seberang meja itu. Sudah ada sebuah tas perempuan di atas sana. Tas milik siapa itu? Pikirnya.
Lalu tak berapa lama datang seorang cewek dengan potongan rambut pendek menyapa mereka berdua. Cewek itu tidak lain adalah Yuun yang Seokjin ceritakan adalah teman sekelasnya.
"Kamu Suny kan? Kami berdua sudah nungguin kamu dari lama lho," sapa Yuun menjabat tangan Suny. Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Selama ini mereka berdua hanya bisa saling tahu satu sama lain dari cerita Seokjin.
"Eh iya, kamu Yuun kan. Senang akhirnya bisa bertemu langsung denganmu."
Benar dugaan Suny. Cewek itu memang sangat cantik. Cowok manapun akan kagum dengan paras yang dimiliki oleh Yuun. Sementara dirinya? Rasanya sebuah penghinaan bagi cewek itu jika Suny membandingkan dirinya dengan dia.
Karena kursi itu sepertinya sudah ada yang punya. Suny memilih mengambil posisi duduk di samping meja. Dimana Seokjin dan Yuun duduk berhadapan.
"Kamu baru pulang dari kampus ya?" tanya Yuun seraya duduk di kursinya.
"Hm, kampusnya dekat dari sini. Jadi aku jalan kaki. Maaf ya kamu sama Seokjin jadi lama tunggunya."
"Ah gak apa-apa kok. Aku cuma gak sabar aja mau lihat kamu langsung. Ternyata cantikan aslinya dari di foto. Seokjin banyak cerita tentangmu. Terima kasih ya. Sudah mau jadi penyemangat buat dia dari dulu," tutur Yuun menatap Suny dengan senyuman tulusnya.
Suny hanya balas tersenyum tipis. Kemudian menatap Seokjin seolah bertanya apa maksud cowok itu mempertemukan dia dengan Yuun.
Seokjin berdeham pelan. "Jadi alasan aku pertemuin kamu sama Yuun. Pertama dia ini sudah penasaran banget buat ketemu sama kamu, Suny. Dari kemarin-kemarin selalu minta itu terus."
"Jangan dikasih tahu donk. Aku jadi malu sama Suny," protes Yuun menepuk pelan bahu Seokjin tertawa geli.
Suny yang melihat itu mendengus geli. Dilihat dari perlakuan cewek itu pada Seokjin. Sepertinya mereka berdua sudah sangat dekat.
"Kedua itu karena kami mau kasih tahu kalau----"
Belum sempat Seokjin menyelesaikan perkataannya. Seorang pelayan cafe datang menghidangkan makanan yang mereka telah pesan sebelumnya.
Ketika pelayan itu selesai dan lalu pergi. Suny menatap dengan penasaran pada Seokjin. Tentang alasan kedua mereka bertemu di sini.
Tapi sepertinya Seokjin sekarang terlihat ragu untuk mengatakan hal itu. Raut wajahnya seolah mengambarkan apa yang akan dia sampaikan terdengar bukan hal yang enak untuk di dengar.
"Mau kasih tahu kalau kami berdua sudah bertunangan!" sambung Yuun dengan semangatnya. Senyum Suny yang penasaran tadi tiba-tiba pudar.
Dadanya terasa sesak seketika. Suny tidak menyangka akan mendengar hal itu. Benar-benar mengejutkan. Bagaimana bisa? Apa dia tidak salah dengar?
"Tunangan?" ulang Suny memastikan.
"Iya, beberapa hari yang lalu kedua keluarga kami sudah bertemu. Dan rencananya tahun depan kami akan melangsungkan acara pernikahan. Setelah aku dan Seokjin lulus wisuda," jelas Yuun kemudian mengelus tangan Seokjin. Yang ternyata di jari manis mereka berdua sudah tersemat cincin pertunangan.
Bagaimana bisa Suny tidak menyadari hal itu. Dan lagi, kenapa Seokjin tidak memberitahunya tentang masalah pertunangan ini. Kenapa semuanya terasa sangat tiba-tiba sekali?
Suny akhirnya memaksakan untuk tersenyum dan mengucapkan selamat atas pertunangan Seokjin dan Yuun. Meski begitu dia tidak bisa menutupi rasa sakitnya.
Terdengar jelas dari suaranya yang serak dan binar matanya yang menunjukan kalau dia sangat sedih. Rasanya Suny ingin menangis tapi dia mencoba menahan air matanya agar tidak keluar.
Dia bahkan mencubit pahanya cukup keras. Berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi belaka. Ternyata pahanya terasa sakit. Tapi tidak sesakit perasaan di hatinya sekarang. Dan berarti ini semua adalah kenyataan. Kenyataan yang sangat pahit.
Akhirnya air matanya pun tumpah juga. Suny tidak mampu menahan lebih lama lagi kesedihannya. Dia tidak peduli tentang apapun lagi. Termasuk apa yang akan Yuun pikirkan tentang dirinya.
"Suny kamu kenapa nangis?" heran Yuun yang melihat cewek itu yang kini menangis sesenggukan. Dia bangkit dari duduknya lalu menghampiri cewek itu.
Sementara Seokjin hanya terdiam di kursinya. Bahkan untuk melihat wajah Suny sekarang dia sudah tidak sanggup. Dia benar-benar jahat. Bagaimana bisa dia melakukan semua ini pada orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Suny pun tiba-tiba berdiri dari kursinya kemudian mengatakan terima kasih telah mengajaknya bertemu. Dia mengambil tasnya dengan tangan yang gemetaran.
Dia menundukan tubuhnya pamit pergi kemudian berjalan pelan meninggalkan tempat itu. Baik Seokjin dan Yuun sama-sama terdiam.
Yuun menatap pada Seokjin. Dia tahu pasti ada sesuatu yang salah. Kalau tidak. Kenapa Suny sampai menangis seperti itu? Setelah mendengar kabar pertunangan mereka berdua.
Akhirnya Seokjin ikut bangkit dari duduknya dan berlari mengejar Suny yang belum terlalu jauh perginya. Setelah sampai di dekat cewek itu dia meminta waktu untuk menjelaskan segalanya.
Tapi apa yang Suny katakan hanyalah ucapan selamat dan selamat kepada Seokjin. Dia hanya ingin pulang. Jadi cowok itu tidak perlu cemas. Dan menyuruhnya untuk kembali ke cafe tadi saja.
Suny kemudian kembali melanjutkan langkah kakinya seraya menangis sesegukan. Tapi Seokjin terus saja menahannya. Sampai akhirnya dia berteriak pada cowok itu. Untuk berhenti mengikutinya.
Mereka berdua pun jadi bahan tontonan orang-orang yang sedang lalu-lalang berjalan di sana. Tapi Suny tidak peduli. Pikirannya benar-benar sudah kacau saat ini.
Akhirnya setelah itu Seokjin berhenti mengikutinya. Dan Suny kembali melanjutkan langkah kakinya menyusuri jalan yang telah tertutup salju dingin itu.
...
Np : Udah di gantungin, ditinggal tunangan pula, nyesek bgt jadi Suny. Jangan-jangan tinggal nikah juga ntar eh 😅
My Prince Friend 2, 19 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Friend - Kim Seokjin BTS
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...